Tatalaksana Fisioterapi dan Penggunaan Metode Pursed Lip Breathing pada Pasien PPOK Tipe D
Abstract
Introduction: PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) atau COPD (chronic obstructive pulmonary disease) adalah penyakit kronis dan progresif pada saluran napas dan paru yang ditandai dengan obstruksi bronkus yang tidak dapat di sembuhkan. Pada Kondisi PPOK dinding paru mengalami gangguan pengembangan paru ditandai dengan perubahan remodeling vaslukalar utama karena melibatkan pengingkatan penebalan pada intima arteru paru karena proliferasi sel otot polos yang berorintasi longitudinal tanpa adanya perbedaan yang signifkan dalam komponen matriks seluler dan ektaseller serta penebalan yang menyebabkan penurunan diameter lumen arteri. Salah satu intervensi pada kondisi PPOK adalah dengan menggunakan metode Pursed Lip Breathing yang dapat membantu meringkankan gelaja sesak napas
Case Presentation: Pasien atas nama Tn. S usia 54 tahun mengeluhkan sesak napas berat dan dan batuk berdahak berdasarkan diagnosis medis pasien menderita PPOK type D. Pasien mengeluhkan sesak napas karena melakukan aktivitas berlebih sepert menjahit, lalu merasakan batuk berdahak yang sering muncul saat pagi hari.
Management and Outcome: Diberikan nebulizer terlebih dahulu dengan bantuan bronkodilator berupa Meprovent dan Budesma 0,5 selama 15 menit dan diberikan Pursed lips breathing dan breathing control. Untuk outcome pada pasien PPOK menggunakan The modified MRC (Medical Research Council) dyspnea Scale. Alat ukur ini berupa kuisioer yang terdiri dari lima pernyataan tentang sesak napas didapati skore MRC dyspnea scale yaitu 3.
Discussion: Metode Pursed lip breathing dengan prinsip membuat inspirasi lebih Panjang dari pada ekspirasi pada kondisi PPOK adalah bertujuan untuk membantu pasien mengendalikan frekuensi pernapasan yang abnormal pada pasien dengan PPOK, yaitu dari pernapasan yang dangkal dan cepat berubah menjadai pernapasan yang dalam dan lambat. Teknik pursed lips breathing merupakan salah satu teknik pernapasan yang mudah digunakan dan tidak membutuhkan alat bantu apapun dalam proses pelaksanaannya serta memiliki pengaruh besar terhadap proses bernapas dan oksigenisasi pasien PPOK
Conclusion: Hasil dari kasus diatas setelah diberikannya bronkodilator dan juga teknik pursed lip breathing exercise serta breathing control terjadi penurunan sesak napas.