Manajemen Fisioterapi pada Kasus Bell's Palsy: Studi Kasus
Abstract
Introduction: Bell's palsy adalah neuropati wajah perifer akut dan merupakan salah satu penyebab paling sering kelumpuhan wajah neuron motorik bawah. Bell's palsy adalah neuropati kranial umum yang menyebabkan paresis otot wajah atau kelumpuhan total pada satu sisi, terjadi secara tiba-tiba dan dapat berkembang selama 48 jam. Penyakit ini disebabkan oleh disfungsi saraf wajah akibat trauma atau peradangan pada saraf kranial ke-7 atau saraf wajah atau cabang-cabangnya di sepanjang jalurnya. Bells Palsy ini mempengaruhi fungsional wajah seseorang, sehingga peran penting fisioterapi dalam proses pemulihan fungsional wajah Case Presentation Pasien usia 50 tahun mengeluhkan mata kanan yang tidak bisa berkedip, kesulitan mengangkat alis dan bibir nya merot kearah kanan saat bangun tidur . pada pemeriksaan spesifik terdapat penurunan kekuatan otot salah satu sisi wajah . Pasien menjalani fisioterapi di RSUD Ibu Fatmawati Kota Surakarta dengan diagnosa kasus ini yaitu Bell's Palsy. Management and Outcome: Keluhan pasien yang mengindikasikan terjadinya bells palsy dan ketidaksimetrisan wajah serta kelemahan pada salah satu sisi wajah Program fisioterapi dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan otot sisi wajah yang lesi dan meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional wajah dengan menggunakan infrared dan Neuromuscular Electrical stimulation (NMES), Mirror Exercise dan Massage Wajah . Discussion: Mirror Exercise adalah suatu bentuk terapi motorik yang melibatkan penempatan cermin pada bidang midsagital pasien, memantulkan anggota tubuh atau bagian tubuh yang tidak terpengaruh ke sisi yang terkena, menciptakan ilusi gerakan normal pada sisi yang lesi. Tindakan fisioterapi salah satunya berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi di area wajah dan memberikan relaksasi pada pasien. Kesimpulan:Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien Bell's Palsy dengan menggunakan infrared, NMES dan Mirror Exercise serta Massage Wajah selama 6 pertemuan dapat meningkatkan kemampuan fungsional wajah pasien dan meningkatkan kekuatan otot wajah pasien yang lemah.