Management Fisioterapi pada Kasus Post Orif Fraktur Tibial Plateau Sinistra: Studi Kasus
Abstract
Latar Belakang: Mayoritas fraktur tibial plateau adalah fraktur terisolasi pada tibial plateau lateral, yang biasanya menghasilkan valgus. Fraktur pada tibial plateau medial, di sisi lain, menghasilkan varus, lebih jarang terjadi karena sifat anatomis dan kepadatan tulang tibial plateau medial yang lebi h rendah. Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui hasil dari management fisioterapi pada kasus post orif fraktur tibial plateau sinistra dengan pemberian intervensi berupa Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), active exercise, strengthening exercise, static cycle. Presentasi Kasus : Pasien terpeleset sehingga mengalami fraktur tibial plateau sinistra sehingga dilakukan pemasangan pen selama 1 tahun. Setelah dilakukan pelepasan pen masih merasakan nyeri, berjalan menggunakan bantuan krek, terdapat keterbatasan aktivitas fungsional. Management dan Hasil: Dengan pemberian intervensi berupa Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), active exercise, strengthening exercise, static cycle setelah 5 kali terapi mendapatkan hasil untuk nyeri gerak dari nilai 4 menjadi 3 mengguanakn alat ukur NRS. Pada kekuatan otot knee dari nilai 3 menjadi 4 menggunakan alat ukur MMT. Untuk aktivitas fungsional dari score 60,29 menjadi 50,7 menggunakan alat ukur Short Musculoskeletal Function Assessment (SMFA). Diskusi : Faktor pendukung guna mempercepat proses penyembuhan post orif fraktur tibial plateau adalah pengobatan,penyakit penyerta seperti defisiensi vitamin D, disfungsi tiroid, penyakit ginjal kronis (CKD) atau gagal hati, imunodefisiensi sistemik setelah transplantasi organ atau dengan HIV, atau osteoporosis. Serta diberikanya perlakuan terapi dengan dipantau setiap pertemuan. Kesimpulan : Kesimpulanya adalah management fisioterapi pada kasus post orif fraktur tibial plateau sinistra setelah 5 kali terapi terdapat pengurangan nyeri gerak, peningkatan kekuatan otot, peningkatan aktivitas fungsional.