Manfaat Deep Breathing Exercise dan Latihan Mobilisasi Sangkar Thorax terhadap Penurunan Derajat Sesak dan Peningkatan Ekspansi Thorax pada Pasien Efusi Pleura di RSUD Dungus, Madiun: Studi Kasus
Abstract
Introduction: Efusi pleura merupakan kondisi patologis dimana terjadi penumpukan cairan pada rongga pleura, yaitu antara pleura visceral dan pleura parietal. Pada aspek fisioterapi pada efusi pleura akan didapatkan permasalahan sesak napas, nyeri pada area dinding dada, pola napas tidak efektif, gangguan postur, penurunan ekspansi thorak, dan keterbatasan aktivitas fungsional. Terdapat juga kelemahan atau thigtness pada otot-otot bantu pernapasan seperti scaleni, sternocleidomastoid, upper trapezius, pectoralis major, dan serratus anterior yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan sesak napas parah dan mempengaruhi diafragma. Deep breathing exercise efektif dalam meningkatkan ekspansi thorax, mengurangi kerja pernapasan dan meningkatkan efisiensi ventilasi pernapasan, pasien menarik napas dalam melalui hidung dan ditahan 3-5 detik kemudian dihembuskan napas melalui mulut secara perlahan, latihan dapat dilakukan dengan frekuensi 3 kali sehari dengan waktu 5-10 menit. Latihan mobilisasi sangkar thorax juga dapat meningkatkan mobilitas ekspansi thorax, ventilasi pernapasan, mengkontrol inspirasi dan ekspirasi. Case Presentation: Pasien inisial Ny.S berumur 65 tahun, beragama islam. Pasien didiagnosa medis di RSUD Dungus dengan Cardiomegaly dengan efusi pleura kanan, suggestive lobar pneumonia kanan. Pasien sudah pernah dirawat di RSUD Dungus dengan keluhan yang sama 4 bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan mual dan berat saat menarik napas, dirasakan memberat 2 minggu terakhir sebelum masuk RS. Saat ini pasien tidak bisa beraktivitas turun dari kasur dikarenakan lemas dan sesak apabila beraktivitas. Management and Outcome: Pasien diberikan intervensi fisioterapi berupa nebulizer, deep breathing exercise, mobilisasi sangkar thorax dan stretching active regio neck dan shouldher sebanyak 6 kali dalam jangka waktu 4 hari berturut-turut, untuk evaluasi dilakukan penilaian ulang dari vital sign (BP,HR,RR,Spo2), pengukuran mobiltas ekspansi thorax dengan antropometri, pola napas pasien, nyeri dengan NRS, derajat sesak napas menggunakan BORG scale, dan aktivitas fungsional dengan MRC. Discussion: Intervensi yang diberikan berupa nebulizer untuk membuka jalan napas, deep breathing exercise untuk mengatur pola napas, latihan mobilisasi sangkar thorax untuk menambah ekspansi thorass dan stretching untuk mengurangi spasme pada otot accecory muscle. Deep breathing exercise dan latihan mobilisasi thorax yang diberikan sebanyak 6 kali dapat menurunkan sesak, meningkatkan eksapansi thorax. Conclusion: Setelah terapi 6 kali dengan Nebulizer, Deep Breathing dengan mobilisasi sangkar thorax dan Stretching aktif SCM didapatkan penurunan RR, peningkatan sangkar thorax, perbaikan pola napas dan penurunan spasme pada SCM kanan dan kiri, upper trapezius dan pectoralis mayor kanan dan kiri.