Manajemen Fisioterapi pada Pasien Congenital Heart Failure: Studi Kasus
Abstract
Perkenalan: Congestive Heart Failure (CHF)adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan otot jantung berkontraksi atau meningkatnya beban kerja dari jantung. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016, terdapat 23 juta kematian akibat gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) pada tahun 2015, atau sekitar 54% dari seluruh kematian. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus CHF memiliki banyak variasi tergantung dengan tindakan dan kondisi pasien. Pasien dengan riwayat CHF cenderung memiliki penurunan kemampuan fungsional sehari-hari. Presentasi Kasus: Pada kasus ini pasien laki-laki usia 67 tahun pasca Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan riwayat CHF. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan suka merokok. Pasien sempat menjalani rawat inap pada tahun 2022. Kemudian kambuh kembali pada tahun 2023 dan dilakukan tindakan operasi pemasangan ring. Saat ini menjalani rehabilitasi pada fase II di PJK RSUP I.G.N.G. Ngoerah Hospital Bali. Manajemen dan Hasil: Treatment yang diberikan kepada pasien terdiri dari pemanasan, inti, dan pendinginan. Pemanasan yang dilakukan yakni senam secara berkelompok selama 10-15 menit. Untuk latihan inti diberikan latihan jalan cepat maupun jogging diatas treadmill dengan kecepatan yang ditingkatkan. Sedangkan pendinginan diberikan latihan ergo arm cycle selama 10 menit. Pemberian treatment diberikan sebanyak 12 kali dan dilakukan seminggu 5 kali. Hasil evaluasi menggunakan six minute walking test (6MWT) didapatkan peningkatan jarak, kapasitas aerobic dan Heart Rate Walking Speed Index (HRWSI). Serta terdapat penurunan tingkat lelah menggunakan borg scale. Diskusi: Pemberian rehabilitasi medik dengan bentuk exercise diketahui dapat meningkatkan fungsi endotel vaskuler dan fungsi saraf otonom serta dapat menekan sistem inflamasi dan oksidative stress pada pasien CAD. Cardiac Rehabilitation (CR) pada pasien pasca-CABG dilakukan terutama untuk memfasilitasi pemulihan setelah operasi dan untuk meningkatkan kapasitas olahraga dan kualitas hidup. Pemberian terapi atau latihan sesuai dengan pedoman. Kesimpulan:Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus CHF dengan pemberian latihan pemanasan, inti, dan pendinginan selama 12 pertemuan memiliki hasil yang relatif membaik. Berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan evaluasi menggunakan six minute walking test (6MWT) terdapat peningkatan jarak dan kapasitas aerobic, serta penurunan tingkat kelelahan pada pasien.