Prosiding Dental Seminar Universitas Muhammadiyah Surakarta
https://proceedings.ums.ac.id/densium
<p>Proceeding Title: <strong>Prosiding Dental Seminar Universitas Muhammadiyah Surakarta</strong><br />Organizer: Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta<br />ISSN (Online): <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210630111458750" target="_blank" rel="noopener">2798-2769</a></p> <p><a href="https://densium.ums.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Dental Seminar UMS (Densium)</a> adalah seminar ilmiah nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Seminar yang dilaksanakan setiap dua tahunan ini umumnya merupakan rangkaian kegiatan seminar dan hands on.</p>Universitas Muhammadiyah Surakartaen-USProsiding Dental Seminar Universitas Muhammadiyah Surakarta2798-2769Front Matter
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3091
<p><em>Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh</em><br>Alhamdulilah, alhamdulilahirabbil alamin</p> <p>Marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga kita diberikan kesempatan dan kesehatan. Ini merupakan kali ke-enam seminar ilmiah nasional DENSIUM diselenggarakan oleh FKG UMS. Seminar yang dilaksanakan setiap dua tahunan ini umumnya merupakan rangkaian kegiatan seminar, hands on serta terdapat Call for Paper, dan Call For Poster<br>Melalui serangkaian kegiatan densium 6 ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi civitas akademika FKG UMS pada khususnya dan seluruh civitas akademika institusi kesehatan untuk menyajikan hasil kajiannya. Call for paper untuk paper presentation yang diselenggarakan di FKG UMS, mengundang antusiasme yang relatif banyak dari para peserta. Terdapat 16 paper yang yang lolos review dan layak untuk dipresentasikan. Kegiatan paper presentation DENSIUM 6 ini diikuti oleh peserta baik dosen, mahasiswa maupun klinisi dari beberapa institusi terkemuka dari 5 propinsi di pulau Jawa yakni Yogyakarta (Universitas Gadjah Mada), Jawa Barat (Universitas Padjajaran), Jawa Tengah (Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Sultan Agung) dan Jawa Timur (Universitas Airlangga).</p> <p>Kami berharap bahwa pelaksanaan Paper Presentation DENSIUM selanjutnya lebih banyak lagi diikuti oleh civitas akademika dan praktisi kesehatan serta menerbitkan karya- karya yang semakin berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Saya mewakili segenap panitia meminta maaf apabila dalam penyelenggaraan kegiatan DENSIUM 6 masih terdapat banyak kekurangan.</p> <p>Masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk DENSIUM yang lebih baik lagi kedepannya.</p> <p>Wabilahitaufik walhidayah<br><em>Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh</em></p>Ikmal Hafizi
Copyright (c) 2023 Ikmal Hafizi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-2118Perawatan Deep Bite menggunakan Alat Ortodonti Lepasan dengan Anterior Flat Bite Plane
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3092
<p>Deepbite merupakan suatu kondisi tertutupnya gigi anterior rahang bawah oleh gigi anterior rahang atas pada bidang vertikal secara berlebihan, melebihi tumpang gigit normal. Perawatan deep bite dapat menggunakan alat ortodonti lepasan dengan Anterior flat bite plane. Anterior flat bite plane merupakan plat akrilik yang diletakan di belakang gigi insisivus atas sehingga ketika pasien oklusi, gigi insisivus bawah akan berkontak dengan bite plane. Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan perawatan deep bite dan malposisi gigi individual menggunakan alat ortodonti lepasan dengan anterior flat bite plane. Pasien 19 tahun dengan keluhan gigi depannya tidak rapih. Pemeriksaan objektif dan analisis model studi menunjukan hubungan molar Angle klas I dan malrelasi deep bite dengan overjet 2,65mm dan overbite 6,25mm. Terdapat malposisi gigi individual berupa 13 mesiolabiotorsiversi, 11 distolabiotorsiversi, 21 distolabiotorsiversi, 23 labioversi, 33 labioversi, 31mesiolinguotorsiversi, 41 mesiolinguotorsiversi. Diagnosis: Maloklusi angle klas I tipe dental disertai malrelasi deep bite dan malposisi gigi individual. Perawatan menggunakan alat ortodonti lepasan yang dilengkapi anterior flat bite plane rahang atas untuk mengoreksi deep bite, pencarian ruang dilakukan dengan grinding 4 gigi insisivus rahang bawah, dan koreksi malposisi dengan labial arch aktif, dan continuous spring. Setelah 4 bulan perawatan, overbite menjadi 5,03mm dan malposisi gigi individual terkoreksi.</p>Reni KurniasariRifdah Afiifah Rahmat
Copyright (c) 2023 Reni Kurniasari, Rifdah Afiifah Rahmat
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-21918Supernumerary Teeth (Laporan Kasus)
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3093
<p>Latar Belakang: Supernumerary teeth merupakan kondisi gigi yang tumbuh dengan jumlah yang lebih dari jumlah gigi normal yaitu 20 gigi untuk gigi desidui dan 32 untuk gigi permanen. Salah satu penyebab terjadinya supernumerary teeth adalah karena dikotomi benih gigi yang dapat ditemukan hampir di semua bagian lengkung gigi. Supernumerary teeth dapat menyebabkan malposisi gigi, gigi berjejal, dan impaksi gigi. Perawatan yang dapat dilakukan adalah ekstraksi diikuti perawatan ortodonsi. Tujuan: Laporan kasus ini membahas temuan yang terjadi pada pasien anak laki-laki dengan kondisi supernumerary teeth dan perawatannya. Laporan Kasus: Terdapat 3 kasus supernumerary teeth yang telah dilakukan perawatan ekstraksi di Poliklinik Gigi Spesialis RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Tiga anak laki-laki masing-masing berusia 8 tahun dan 12 tahun memiliki gigi tambahan berbentuk conus dan tuberculate di sebelah palatal gigi incisivus sentralis superior sehingga gigi tersebut mengalami malposisi. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan anestesi intraligamen tanpa komplikasi. Satu minggu setelah ekstraksi dilakukan kontrol dan didapatkan soket telah menutup tanpa inflamasi. Selanjutnya kasus dikonsulkan ke Spesialis Ortodonsi untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. Kesimpulan: Ekstraksi supernumerary teeth dapat dilakukan dengan kondisi gigi supernumerary yang sudah erupsi dan pasien anak yang kooperatif terhadap tindakan ekstraksi. Keadaan supernumerary teeth yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan diastema, perpindahan gigi, kegagalan erupsi, erupsi ektopik, dan kista folikuler.</p>Lasmi Dewi NurnainiFirman Musti Pralampito
Copyright (c) 2023 Lasmi Dewi Nurnaini, Firman Musti Pralampito
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-211926Conservative Rehabilitation Anterior Teeth with Porcelain Fused to Metal (PFM) Bridge: A Case Report
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3094
<p>Perawatan saluran akar dilakukan untuk memperkecil resiko kontaminasi mikroorganisme dan merupakan prosedur awal dengan gigi yang diindikasikan untuk perawatan endodontik menggunakan berbagai akhiran restorasi seperti porcelain fused to metal crown (PFM) yang merupakan salah satu pilihan perawatan. Restorasi ini menggabungkan kekuatan dari logam tuang dan estetika yang ada pada porselen. Laporan kasus ini bertujuan menjelaskan secara klinis prosedur perawatan saluran akar hingga pemasangan bridge Porcelain fused to metal (PFM) untuk merawat pasien dengan gigi anterior yang hilang. Seorang wanita datang ke klinik dengan keluhan utama kehilangan beberapa gigi anterior rahang atas. Rencana perawatan yang dipilih untuk kasus ini adalah gigi 21 dilakukan Perawatan saluran akar menggunakan restorasi akhir Porcelain fused to metal crown (PFM) pada gigi 13,12,11,21 dan 22. Pemilihan rencana perawatan pada kasus ini melalui prosedur perawatan saluran akar yang dilakukan untuk menghilangkan infeksi dan mengembalikan fungsi gigi dengan menggunakan restorasi akhir berupa Porcelain fused to metal crown (PFM) pada rongga mulut, merupakan tujuan perawatan gigi yang memenuhi faktor biomekanik dan estetika.</p>Arny Try KartynawantyUlwan Nur Salsabila
Copyright (c) 2023 Arny Try Kartynawanty, Ulwan Nur Salsabila
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-212734Multidisciplinary Approach on Oral Side Effect of Chemotherapy Treatment: A Case Report
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3095
<p>Introduction: Chemotherapy is one of nasopharyngeal cancer treatment used to improve the patient's quality of life, but it can cause several side effects such as mucositis, salivary gland dysfunction, and pain, that might lead to secondary complications like dysgeusia and malnutrition. Objectives: This article will discusses a case of oral side effects of chemotherapy treated with multidisciplinary approach. Case Presentation: A 58-year-old male patient who underwent 4th time neoadjuvant chemotherapy for nasopharyngeal cancer was referred to oral medicine specialist of Dharmais Cancer Hospital from hemato-oncology division with mouth and throat pain and dysphagia since 3 days ago, with 5 kgs of weight loss in two weeks due to eating difficulties. Intraoral examination showed multiple ulcers surrounded by erythema on almost all oral mucosa, with white pseudomembranous on the gingiva, dorsum tongue and buccal mucosa. The working diagnosis were grade IV Oral Mucositis, pseudomembranous candidiasis, and mild malnutrition. Case Management: The patient was treated with multidisciplinary team of hemato-oncologist, nutrition specialist, nurse, and oral medicine specialist, while Nystatin oral suspension 100.000IU, NaCl 0.9% gargle, and methylprednisolone 4 mg were administered for oral lesions. After three days, patient’s clinical condition showed improvement in oral mucositis lesion and complete healing of oral candidiasis, restoring patient’s ability to talk and eat solid food. Conclusion: In managing oral side effects of chemotherapy, it is essential to apply multidisciplinary approach and patient compliance encouragement to follow proper instruction and perform follow-up visits.</p>Mohamad Zulfikar IdrisWidya ApsariAnandina Irmagita Soegyanto
Copyright (c) 2023 Mohamad Zulfikar Idris, Widya Apsari, Anandina Irmagita Soegyanto
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-213543Manajemen Estetik Gigi Incisivus Lateralis yang Mengalami Mikrodonsia menggunakan Mahkota Jaket All Porcelain
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3096
<p>Latar belakang: Mikrodonsia adalah jenis anomali gigi yaitu gigi tampak lebih kecil dari ukuran gigi normal. Mikrodonsia merupakan suatu kelainan genetik. Mikrodonsia dapat mengganggu estetika dan mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan tentang manajemen perawatan estetik pada gigi incisivus lateralis kanan dan kiri maksila yang mengalami kelainan mikrodonsia secara genetik dengan perawatan mahkota jaket berbahan all porcelain. Laporan Kasus : Wanita berusia 30 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi tampak konus, tajam, kecil. Pasien menginginkan memperbaiki kondisi mengalami kelainan mikrodonsia. Gigi mikrodonsia dilakukan shade guide kemudian dilakukan preparasi selanjutnya dilakukan benang retraktor kemudian dilakukan pencetakan dengan teknik double impression. selanjutnya kedua mahkota jaket all procelain di lakukan try-in sebelum di insersikan menggunakan resin semen. Evaluasi dilakukan 1 minggu pasca dilakukan sementasi yang menunjukkan gingiva sekitar mahkota jaket baik dan tidak terdapat kebocoran dari mahkota jaket. Kesimpulan: Restorasi mahkota jaket menggunakan bahan all porcelain merupakan bahan alternatif untuk perawatan yang dapat dipertimbangan untuk perawatan gigi yang mengalami mikrodonsia karena memiliki kelebihan sifat yang estetikdan preparasi yang minimal.</p>C CahyaniMuhammad Rizka Ramadhan
Copyright (c) 2023 C Cahyani, Muhammad Rizka Ramadhan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-214451Efektivitas Debridemen dengan Pendekatan Minimal Invasif sebagai Terapi Awal pada Periodontitis Kronis
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3097
<p>Pendahuluan. Tujuan utama terapi periodontal adalah mempertahankan jaringan periodontal yang sehat/ fungsional. Hal ini terdiri dari tindakan debridemen periodontal dengan cara menghilangkan plak supra dan subgingiva secara mekanis dan deposit kalkulus serta motivasi pasien terhadap instruksi kebersihan mulutnya. Kalkulus tidak menyebabkan penyakit, lapisan sementum tidak terinfeksi secara signifikan oleh bakteri dan racunnya tidak melekat kuat pada permukaan gigi. Ini adalah alasan untuk perawatan invasif minimal yang menghasilkan kenyamanan pasien yang lebih baik, relatif murah, dan dapat dilakukan di berbagai klinik gigi. Tujuan. Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas terapi periodontal non-bedah dengan pendekatan invasif minimal pada periodontitis kronis, yang merupakan gold standart pengobatan penyakit periodontal. Reviuw kasus. Beberapa kasus pasien periodontitis kronis dengan tanda klinis sebagai berikut : Probing Depth 3-6 mm, BOP+, skor OHI-S 3,1 – 6,0. Tatalaksana. Kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan ekstra dan intra oral. Kemudian dilanjutkan dengan prosedur scaling dan root planing kalkulus supra dan subingiva memakai scaler USS. Evaluasi hasil perawatan dilakukan satu minggu kemudian. Kesimpulan. Debridemen periodontal sebagai terapi periodontal non bedah melalui pendekatan invasif minimal merupakan cara yang aman, nyaman, efektif, dan berbiaya rendah untuk perawatan periodontitis kronis.</p>Ade Ismail Abdul KodirRahmawati Sri PraptiningsihMuhamat Muhtar Safangat Abdurrohman
Copyright (c) 2023 Ade Ismail Abdul Kodir, Rahmawati Sri Praptiningsih, Muhamat Muhtar Safangat Abdurrohman
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-215257Tantangan Diagnosa Massa Leher Submandibula: Laporan Kasus Adenoma Pleomorfik
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3098
<p>Diagnosa massa di regio leher, khususnya pada submandibula cukup menantang. Insidensi massa terbanyak adalah limfonodi (34.6%) seperti TBC, limfadenopati, atau limfoma, dll. Kelainan kelenjar liur hanya sekitar 10.8%, dengan kasus terbanyak adalah sialadenitis kronis (57.8%), sedangkan adenoma pleomorfik submandibula jarang terjadi hanya sekitar +-5%, namun beresiko tinggi terjadi rekurensi dan dapat berubah menjadi ganas dengan insidensi 1.5% hingga 13.8%. Tujuan laporan kasus ini melaporkan suatu kasus adenoma pleomorfik submandibular dengan tantangan dalam penegakan diagnosisnya, kontroversi pemeriksaan aspirasi jarum halus (AJH) dan didiskusikan resiko perubahan kearah keganasan. Laporan kasus wanita usia 46 tahun mengeluhkan benjolan (6x3 cm) pada rahang bawah kiri yang tumbuh perlahan tanpa rasa sakit sejak 1 tahun. Hasil CT scan dengan kontras menunjukkan adanya massa solid. Hasil pemeriksaan AJH dengan panduan USG hanya didapatkan sel-sel radang dengan kesimpulan sialadenitis kronis dan tidak ditemukan tanda keganasan. Untuk mendapatkan menegakkan diagnosa dilakukan eksisi dan sekaligus sebagai tindakan perawatannya. Histopatologis pasca eksisi menunjukkan diagnosa adenoma pleomorfik tanpa disertai tanda keganasan. Evaluasi sampai 3 tahun paska operasi tidak ditemukan tanda rekurensi. Kesimpulan : penegakkan diagnosis pleomorfik adenoma hanya dengan AJH saja kadang kurang memberikan hasil yang akurat,perlu mempertimbangkan pemeriksaan subyektif, obyektif dan pemeriksaan CT atau pencitraan lain , seperti pada kasus ini terdapat perbedaan hasil AJH dan histopatologis, . Kontrol pasca eksisi PA yang ketat menjadi penting mengingat resiko rekurensi yang cukup tinggi dan adanya resiko perubahan keganasan.</p>Fadhli RahmanPoerwati Soetji RahajoeMaria Goreti WidiastutiErdananda HaryosuwanditoBakhrul Luthfianto
Copyright (c) 2023 Fadhli Rahman, Poerwati Soetji Rahajoe, Maria Goreti Widiastuti, Erdananda Haryosuwandito, Bakhrul Luthfianto
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-215866Manajemen Refleks Muntah pada Tatalaksana Tindakan Odontektomi
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3099
<p>Pendahuluan: Refleks muntah adalah mekanisme pertahanan normal yang mencegah benda asing memasuki trakea, faring, atau laring. Dokter gigi seringkali melakukan tindakan odontektomi. Kondisi dengan refleks muntah yang tinggi menghasilkan banyak kesulitan klinis bagi pasien dan juga dokter gigi. Dokter gigi perlu dilatih mengenai manajemen yang tepat dalam kasus pasien dengan refleks. Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang manajemen refleks muntah pada tatalaksana tindakan odontektomi yang dapat digunakan pada praktik dokter gigi mandiri. Laporan Kasus: Pasien datang ke praktik pribadi dokter gigi untuk konsultasi mengenai gigi geraham bungsu. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya kondisi impaksi pada gigi molar ketiga kanan rahang bawah, dan diketahui pasien mempunyai respon muntah yang tinggi. Pasien dirujuk ke laboratorium radiologi untuk pemeriksaan penunjang berupa radiologi. Tatalaksana: Manajemen refleks muntah dilaksanakan dengan metode yang dipilih dokter gigi berdasarkan kondisi pasien. Strategi manajemen ini dapat dilakukan dengan agen farmakologis maupun non farmakologis. Kesimpulan: Perencanaan manajemen refleks muntah pada tatalaksana odontektomi penting untuk diketahui oleh dokter gigi. Manajemen ini berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan pasien selama tindakan odontektomi berlangsung. Dokter gigi dapat meningkatkan pengetahuan serta memilih metode yang dapat digunakan, namun sesuai dengan pertimbangan kondisi serta motivasi individu.</p>Rosyid Hanung PinurboSyifa Rachma IssantiDhanu Bintang Satria
Copyright (c) 2023 Rosyid Hanung Pinurbo, Syifa Rachma Issanti, Dhanu Bintang Satria
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-216775Ekstraksi Impaksi Gigi 38 Buccoangular
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3100
<p>Pendahuluan : Dalam bidang kedokteran gigi prosedur yang paling sering dilakukan adalah tindakan pencabutan. Ekstraksi atau pencabutan adalah prosedur bedah mulut kecil yang dilakukan untuk menghilangkan gigi secara terapeutik dari rongga mulut dengan menggunakan teknik sederhana (close method) atau teknik surgical extraction (open method). Banyak ditemukan pasien dewasa muda berkisaran usia 18 – 30 tahun mengalami pertumbuhan gigi molar ketiga yang tidak erupsi. Gigi impaksi adalah gigi yang erupsi sepenuhnya atau erupsi sebagian, diposisikan pada gigi, tulang, atau jaringan lunak lainnya, sehingga erupsi lebih lanjut tidak dapat terjadi. Ekstraksi atau pencabutan gigi impaksi bisa menggunakan teknik open method yaitu teknik yang dimana gigi diangkat atau dikeluarkan dari soketnya setelah dilakukan pembutan flap dan pengurangan tulang disekitar gigi. Metode : Penelitian ini menggunakan metode case control. Hasil: Hasil dari penelitian pasien perempuan berusia 24 tahun dengan gigi molar ketiga rahang bawah kiri mengalami impaksi buccoangular. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian gigi yang mengalami impaksi memerlukan Tindakan yang akurat dan cepat serta mampu mengatasi keluhan utama.</p>Hilda Dwi HandayaniRosyid Hanung PinurboAndra Mahyuza
Copyright (c) 2023 Hilda Dwi Handayani, Rosyid Hanung Pinurbo, Andra Mahyuza
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-217683Karakteristik Bakteri Saluran Akar pada Gigi yang Mengalami Kegagalan Perawatan Saluran Akar
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3101
<p>Pendahuluan: Perawatan saluran akar (PSA) terdiri dari tiga tahap (triad endodontik) yaitu cleaning, shaping, dan filling, bertujuan mengeradikasi mikroorganisme saluran akar dan mengisinya dengan bahan pengisi sehingga mencegah terjadinya kontaminasi ulang mikroorganisme. PSA dapat mengalami kegagalan akibat prosedur dekontaminasi kurang adekuat maupun reinfeksi saluran akar. Komposisi bakteri saluran akar banyak diteliti dengan berbagai metode dan memberikan hasil bevariasi. Identifikasi bakteri saluran akar yang telah dirawat penting untuk menentukan strategi pemilihan bahan dan metode irigasi maupun medikamen intrakanal sehingga mencegah kegagalan berulang. Tujuan: mengidentifikasi bakteri saluran akar gigi pada kegagalan PSA. Metode: Systematic review menggunakan metode PCC yaitu P(Population), C(Concept), C(Context). Populasinya ialah bakteri saluran akar gigi pada kegagalan PSA, konsepnya ialah karakteristik bakteri saluran akar gigi pada kegagalan PSA, serta konteksnya yaitu original artikel mengenai kegagalan PSA. Proses pencarian data pada bulan April-Mei 2023 melalui: (1)PubMed, (2)Wiley, (3)ScienceDirect, (4)Dimensions, (5)Taylor&Francis, dan (6)WorldScience, dibatasi tahun 2014-2023. Kata kunci yang digunakan yaitu ("Bacteria"[Mesh]) AND "Root Canals Therapy/adverse effects"[Mesh]. Hasil: Sebanyak 318 referensi ditemukan. Sebanyak 5 artikel masuk tinjauan integratif setelah diseleksi menurut duplikasi, relevansi serta kriteria inklusi dan eksklusi. Kesimpulan: Bakteri yang paling banyak ditemukan pada kegagalan PSA adalah bakteri anaerob fakultatif Gram positif berbentuk coccus dan bacillus dengan faktor virulensi berupa cytolysin dan pembentukan biofilm.</p>Juwita Raditya NingsihFeby Aurelita Jaya Pradana
Copyright (c) 2023 Juwita Raditya Ningsih, Feby Aurelita Jaya Pradana
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-218496Angular Cheilitis Terkait dengan Faktor Anemia: Laporan Kasus
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3102
<p>Angular cheilitis merupakan lesi mulut ditandai adanya fisura, eritema pada sudut bibir disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang disertai rasa gatal. Angular cheilitis disebabkan oleh beberapa faktor seperti defisiensi nutrisi, trauma mekanik, infeksi, dan alergi. Pengobatan angular cheilitis dimulai dengan identifikasi faktor penyebabnya. Tujuan laporan kasus ini adalah melaporkan kondisi angular cheilitis yang terkait dengan faktor anemia. Wanita berusia 25 tahun datang ke RSGM Soelastri Surakarta mengeluhkan adanya sudut bibir yang pecah, terasa perih dan terasa terbakar, rasa sakit diperparah saat pasien membuka mulut, keluhan berkurang saat tidak melakukan aktivitas mengunyah atau berbicara. Pemeriksaan intraoral terdapat lesi erosi berbentuk fisura, bagian sudut kiri bibir (unilateral), eritema kemerahan, berukuran ±2mm, simptomatik. Hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan angka RBC 3.5mm3, Hb 10.9g/dl dan Hct 28.6% dibawah nilai normal. Diagnosis dapat ditegakkan dalam kasus ini adalah angular cheilitis et causa anemia. Penatalaksanaan pada kasus ini pasien diberikan KIE (komunikasi, edukasi dan informasi) dan mengaplikasikan petroleum jelly (vaselin) sebagai penghalang terjadinya maserasi dan mempercepat proses penyembuhan pada lesi. Lesi sembuh total setelah dua minggu paska dilakukan perawatan. Angular cheilitis et causa anemia dapat ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium darah. Penatalaksanaan berupa KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) disampaikan kepada pasien, serta pemberian aplikasi topikal dengan petroleum jelly (vaselin) efektif sebagai penghalang terjadinya maserasi dan terbukti mempercepat proses penyembuhan lesi.</p>Tri WahyuningsihNendika Dyah Ayu Murika Sari
Copyright (c) 2023 Tri Wahyuningsih, Nendika Dyah Ayu Murika Sari
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-2197103Perawatan Excessive Gingival Display menggunakan 3 Dimensi Crown Lengthening Surgical Guide: Laporan Kasus
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3103
<p>Pendahuluan: Excessive gingival display (EGD) atau gummy smile adalah suatu keadaan di mana gingiva rahang atas overexposure saat seseorang tersenyum. Keadaan tersebut mengganggu kepercayaan diri sehingga perlu dilakukan intervensi bedah. Tindakan crown lengthening konvensional dapat menyebabkan gingivektomi dan ostektomi yang berlebihan karena tidak terdapat template untuk pengurangannya. Penggabungan antara pemeriksaan klinis yang adekuat, teknologi computer-aided design/computer-aided-manufacturing (CAD/CAM), dan 3D printing memberikan manfaat bagi dokter gigi untuk memberikan perawatan bedah yang lebih presisi dan terencana. Tujuan: Laporan kasus bertujuan untuk menunjukkan manfaat dari penggunaan 3D surgical guide yang dihasilkan dari 3D printing untuk tindakan estetik crown lengthening pada kasus EGD. Kasus: Pasien wanita, 23 tahun, sehat secara sistemik, datang ke RSGM Prof. Soedomo UGM dengan keluhan gusi rahang atas nya terlalu terlihat saat dia tersenyum lebar dan merasa giginya kecil dan pendek sehingga mengganggu kepercayaan diri. Perawatan: Pemeriksaan klinis proporsi gigi ideal, mobilitas bibir, dan proporsi wajah menghasilkan bahwa pasien mengalami kondisi excessive gingival display dan perlu dilakukan tindakan estetik crown lengthening. Untuk menentukan rencana perawatan serta pembuatan 3D surgical guide pada kasus ini, dilakukan pencetakan rongga mulut secara digital dan menggunakan software digital smile design (DSD) sehingga didapatkan sebuah template untuk prosedur crown lengthening. Pasien merasa puas karena ukuran giginya lebih ideal dan terlihat harmonis saat tersenyum lebar, sehingga membuat kepercayaan dirinya meningkat bahkan hasil tersebut tetap baik setelah 6 bulan paska bedah. Kesimpulan: 3D surgical guide merupakan sebuah alat yang dapat diandalkan untuk menghasilkan tindakan bedah yang lebih presisi dan terprediksi.</p>Nastiti Mayangjati Surya HapsariVincensia Maria Karina
Copyright (c) 2023 Nastiti Mayangjati Surya Hapsari, Vincensia Maria Karina
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-21104112Restorasi Biomimetik Kelas 2 GV. Black dengan Teknik Bulk-Fill: Laporan Kasus
https://proceedings.ums.ac.id/densium/article/view/3104
<p>Latar Belakang: Restorasi GV.Black class II dengan biomimetik merupakan prosedur konservasi gigi yang menjadi tantangan tersendiri bagi operator atau dokter gigi dalam melakukan perawatan. Restorasi class II memiliki kesulitan tersendiri pada perawatan yaitu aplikasi bahan restorasi pada kavitas, salah satu kegagalan pada perawatan restorasi class II ini berupa kebocoran marginal yang dapat menyebabkan microleakage marginal. Microleakage marginal ini dapat memperngaruhi ketahan restorasi, karies, hipersensitivitas, perubahan warna, dan pulpitis. Beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu preparasi kavitas, pembuatan bevel, pemilihan isolasi kerja, bahan dan teknik restorasi. Tujuan: Melaporkan keberhasilan restorasi class II dengan teknik bulk-fill secara biomimetik. Kasus: Seorang pasien wanita berusia 14 tahun datang dengan keluhan terasa ngilu pada gigi belakang rahang atas yang berlubang, terasa ngilu ketika ada rangsangan berupa minum air dingin dan konsumsi yang manis, serta belum pernah dilakukan perawatan mandiri. Pada kasus dilakukan preparasi dengan melihat aspek biomimetik, dan resin komposit diaplikasi menggunakan teknik bulk-fill. Kesimpulan: Teknik bulk-fill merupakan suatu alternatif dapat digunakan restorasi GV.Black class II.</p>C CahyaniNovyana Tedia Sutisna
Copyright (c) 2023 C Cahyani, Novyana Tedia Sutisna
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-08-212023-08-21113119