Penatalaksanaan Fisioterapi COPD e.c Brokintis di RSUD Dungus: A Case Study

Authors

  • Angga Prastowo Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Arin Supriyadi Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Multasih Nita Utami Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
    Indonesia

Abstract

Pendahuluan: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah gangguan pernapasan yang umum berdampak pada kesehatan dan ekonomi global yang signifikan. Prevalensi PPOK global diperkirakan sebesar 10,6% dengan 480 juta kasus pada tahun 2020 dan diproyeksikan mencapai 592 juta pada tahun 2050. Di Indonesia angka pasien PPOK sebesar 3,7% dan mempengaruhi 9,2 juta orang, sedangkan di Bali sebesar 3,5%. PPOK ditandai dengan terbatasnya aliran udara dan kematian jaringan akibat peradangan kronis akibat paparan partikel berbahaya terutama asap rokok. Gejalanya berupa batuk, sesak nafas dan produksi dahak yang berpotensi menyebabkan gagal nafas. Brokintis kronis dikaitkan dengan merokok dan melibatkan produksi lendir yang berlebihan menyebabkan penyumbatan saluran napas dan memperburuk peradangan. Presentasi Kasus: Seorang pasien berusia 70 tahun dengan riwayat sesak nafas berulang selama 2 tahun, disertai batuk tanpa dahak. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan daarah 13/80 mmHg , denyut jatung 96x/menit, pernapasan 29x/menit, suhu 36,5°C dan saturasi oksigen 94%. Perkusi dada menunjukkan suara sonor disisi kanan dan gerakan sangkar thorak yang asimetris. Pemeriksaan radiologi melalui rontgen dada menujukkan jantung berukuran besar dan normal, tidak terlihat infiltrate atau nodul di paru-paru. Hilus tidak menebal dan dan sistema tulang baik. Pengukuran : Pengukuran kecacatan menggunakan mMRC, pengukuran sesak nafas menggunakan Skala Borg dan pengukuran sangkar thorak menggunakan midline. Program rehabiliatasi dengan memberikan deep breathing dan pursed lip breathing Pembahasan: Terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10 mmHg, peningkatan kadar oksigen (SPO2) sebesar 1% dan peningkatan sangkar thorak sebesar 0,5- 1cm Kesimpulan: Sistem kardiopulmonal pasien menujukkan perbaikan yang signifikan dengan peningkatan saturasi oksigen dan penurunan sesak napas, namun kecacatan akibat dyspnea menujukkan tidak adanya perbaikan yang signifikan.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25