Manajemen Fisioterapi pada Kasus post Sectio Caesarea Eracs e.c. Oligohidramnion: Studi Kasus

Authors

  • Nurvadhanti Intan Shabarina Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Taufik Eko Susilo Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Galih Adhi Isak Setiawan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
    Indonesia

Abstract

Pendahuluan: Sectio caesarea (SC) merupakan tindakan dalam proses persalinan janin dengan cara memberikan sayatan terbuka pada perut dan sayatan pada rahim ibu. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan secara SC, yaitu oligohidramnion. Dampak pasca SC, yaitu peningkatan nyeri incisi dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional pasien pasca SC. Oleh karena itu, tujuan dari studi kasus ini adalah mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pasien pasca SC. Presentasi Kasus: Pasien Ny. Y usia 28 tahun dengan diagnosa medis Post Sectio Caesarea Eracs e.c. Oigohidramnion. Keluhan pasien: nyeri di luka bekas SC dan penurunan aktivitas fungsional pasien pasca SC. Inspeksi statis: adanya luka bekas SC pada area perut pasien. Inspeksi dinamis: raut wajah pasien terlihat menahan rasa nyeri saat bergerak. Pemeriksaan palpasi: adanya nyeri tekan di luka bekas SC area perut pasien. Pemeriksaan nyeri dengan numeric rating scale: adanya peningkatan nyeri pasca SC. Pemeriksaan aktivitas fungsional dengan kenny self care index: adanya penurunan kemampuan aktivitas fungsional pada pasien pasca SC. Managemen dan Hasil: Pasien melakukan terapi sebanyak 2x dengan intervensi, berupa deep breathing exercise, free active exercise, pelvic tilt exercise, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi. Setelah 2x terapi, pasien dievaluasi dengan dilakukan pengukuran nyeri didapatkan hasil adanya penurunan nyeri dan pengukuran kemampuan aktivitas fungsional dengan hasil adanya peningkatan kemampuan aktivitas fungsional pasien pasca SC. Diskusi: Pasien pasca SC yang mengalami peningkatan nyeri dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional dengan diberikan intervensi, berupa deep breathing exercise, free active exercise, pelvic tilt exercise, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi berdasarkan hasil evaluasi penelitian ini dan beberapa literatur telah terbukti memberikan dampak dalam penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional pasien pasca SC. Kesimpulan: Program terapi sebanyak 2x dengan intervensi berupa deep breathing exercise, free active exercise, pelvic tilt exercise, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi terhadap Ny. Y, didapatkan hasil terdapat penurunan nyeri dan peningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pasien secara mandiri.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25