Management Fisioterapi pada Kasus Split Thickness Skin Graft: Studi Kasus

Authors

  • Zulnanda Hendra Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Totok Budi Santoso Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Nilam Nur Hamidah RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah
    Indonesia

Abstract

Latar Belakang: Luka bakar merupakan cedera yang terjadi pada jaringan kulit atau jaringan lain yang disebabkan karena gesekan, benda panas atau radiasi, listrik,. Pada pasien dengan luka bakar Sebagian atau seluruh ketebalan, split-thickness skin graft (STSG) dianggap sebagai pengobatan utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari manajemen fisioterapi pada kasus STSG dengan pemberian intervensi berupa TENS, Ultrasound (US), Scar Massage, Active exercise, Passive Exercise, Isometric Exercise, Strengthening Exercise. Presentasi Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun datang mengeluhkan rasa sakit ketika menekuk lutut dan pergelangan kaki sisi sinistra setelah dilakukan operasi STSG. Dilakukan tindakan fisioterapi dan di evaluasi dengan beberapa poin yaitu nyeri menggunakan NRS, kekuatan otot menggunakan MMT, lingkup gerak sendi menggunakan goniometer, lingkar segmen menggunakan metline, skala gatal menggunakan itching scale, dan kemampuan fungsional menggunakan Lower Extremity Fungsional Scale (LEFS) Manajement dan Hasil: Pada penelitian ini pasien mendapatkan terapi yang terdiri dari TENS, Ultrasound (US), Scar massage dan stretching exercise. Latihan tambahan yaitu diberikan stretching exercise berupa active, passive, isometric dan strengthening exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot pada area genu dan sekitarnya. Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak tiga kali dan setelahnya dilakukan evaluasi terapi. Diskusi: Tujuan rehabilitasi fisioterapi adalah untuk mengurangi nyeri, mencegah komplikasi sekunder, dan menjadikan pasien mandiri secara fungsional sedini mungkin, serta membatasi pergerakan dan meningkatkan risiko dekondisi. Terapi fisik membantu meminimalkan kemungkinan jaringan parut mengganggu jalan pasien. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemberian 3 kali terapi yaitu dengan pemberian intervensi fisioterapi berupa TENS, Ultrasound (US), Scar Massage, Active Exercise, Passive Exercise, Isometric Excercise, Strengthening Exercise, yang diberikan pada pasien berusia 42 tahun terdapat pengurangan nyeri gerak, peningkatan kekuatan otot, peningkatan LGS, penurunan selisih lingkar segmen yang, penurunan skala gatal, dan peningkatan kemampuan aktifitas fungsional.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25