Manajemen Fisioterapi pada Tuberculosis Paru disertai Efusi Pleura Organisasi: A Case Study

Authors

  • Alifia Putri Latifah Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Isnaini Herawati Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Mulatsih Nita Utami RSUD Dungus
    Indonesia

Abstract

Introduction: Tuberkulosis merupakan penyakit multiorgan yang biasanya terjadi di paru-paru dan disebabkan oleh infeksi Myobacterium tuberculosis (TBC). Tuberculosis paru dapat menyebabkan permasalahan pada pernapasan obstruktif kronis seperti mengi, batuk, produksi sputum, dispnea, dan penurunan fungsional paru. Obstruksi aliran udara disebabkan karena proses penyembuhan abnormal dan respon inflamasi jangka panjang seperti penebalan pleura. Penebalan pleura residual setelah efusi TBC menjadi komplikasi yang umum, namun dampaknya untuk fungsi paru-paru dan morbiditasnya tidak diketahui. Penebalan dan kalsifikasi pleura dapat berdampak serius pada fungsi pernapasan serta kualitas hidup. Terapi nebulizer dapat digunakan pada penderita penyakit pernapasan obstruksi kronis, reaksi alergi, dan infeksi paru. Breathing exercise merupakan metode fisioterapi pernapasan yang efektif terutama dalam rehabilitasi paru. Breathing control dan Pursed lip breathing merupakan bagian dari breathing exercise. Breathing control dapat membantu untuk rileksasi dan pursed lip breathing yakni latihan dengan teknik menghembuskan napas disertai mengerucutkan bibir, dapat meningkatkan saturasi oksigen dan menurunkan respiratory rate sehingga dapat mengurangi sesak. Case Presentation: Pasien berusia 78 tahun mengeluhkan demam, sesak, dan batuk berdahak berwarna kuning. Pasien memiliki riwayat TB paru aktif pada tahun 2021. Pada bulan November 2023 pasien didiagnosis TB paru lama aktif dengan efusi pleura kiri organisasi. Nilai sesak yang diukur dengan borg scale didapatkan skor 4, respiratory rate 26x/menit, saturasi oksigen 92%, mMRC dengan skor 4. Ekspansi thoraks pada axilla 2 cm, ICS 4 2 cm, processus xipoid 3 cm. Management and Outcome: Terapi nebulizer dan breathing exercise (breathing control dan pursed lip breathing) diberikan 3 kali sehari dan dilakukan evaluasi 3 kali dalam sehari. Breathing exercise dilakukan 8 repetisi, 2 set. Terdapat peningkatan saturasi oksigen dari 92% menjadi 95%, peningkatan ekspansi sangkar thoraks pada ICS 4 dari 2 cm menjadi 2.5 cm. Conclusion: Pemberian intervensi fisioterapi dengan nebulizer dan breathing exercise dapat meningkatkan ekspansi sangkar thoraks dan saturasi oksigen. Namun perkembangannya tergantung pada kondisi pasien. Sesi fisioterapi dan observasi perlu dilakukan lebih lama agar dapat dapat diketahui perkembangan dan pengaruh intervensi tersebut dalam jangka panjang.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25