Penatalaksanaan Fisioterapi pada Penderita Pneumothorax: Case Report Study

Authors

  • Ryan Juniano Abimayu Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Suryo Saputra Perdana Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Multasih Nita Utami Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
    Indonesia

Abstract

Introduction Pneumothorax adalah suatu kondisi dimana terdapat udara dirongga pleura. Pneumotoraks terjadi 2% - 6,3% per 100.000 penduduk pertahun dengan laki-laki lebih banyak dibandingkan Perempuan. Pneumothoraks dibagi menjadi dua, spontan yaitu terjadi tanpa adanya trauma atau sebab lainnya, dan traumatic yang terjadi karena adanya trauma langsung atau tidak langsung terhadap dada, termasuk didalamnua adalah penumothoraks iatrogenic. Pneumothorax dibagi menjadi primer dan sekunder. Pneumothoraks spontan primer terjadi tanpa adanya penyakit paru sebelumnya. Sedangkan pneumothoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru yang sudah diderita pasien Case Presentation: Pasien laki-laki yang bernama Tn. AS berusia 29 tahun masuk ke ruang rawat inap RSUD Dungus madiun dan pada tanggal 27 Desember 2023 bertemu dengan fisioterapi, pasien memiliki diagnose penumothoraks spontan Management and Outcome: Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah nebulizer yang berisi obat fluticasone propionate 2 ml, pursed lip breathing, breathing control. Evaluasi yang dilaksanakan yaitu saturasi oksigen, ekspansi sangkar thoraks, dan pemeriksaan kemampuan fungsional menggunakan mMRC Discussion: Program fisioterapi yang diberikan selama 4 kali pertemuan adalah nebulizer dengan obat fluticasone propionate 2 ml memiliki mekanisme kerja sebagai anti inflamasi dan imunosupresan yang dapat membantu tercapainya tujuan terapi dan berupaya meminimalisir dampak gejala, meningkatkan tingkat aktivitas fisik dan mengurangi risiko, pursed lip breathing bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi, meningkatkan volume paru, memperlancar jalannya pernafasan, breathing control bertujuan untuk pengaturan nafas agar irama pola nafas teratur serta memaksimalkan kinerja otot bantu pernafasan Conclusion: Program fisioterapi yang diberikan selama 4 kali pertemuan adalah nebulizer dengan pemberian oban fluticasone propionate 2ml, pursed lip breathing, breathing control didapatkan bahwa setelah menjalani program fisioterapi pasien mengalami sedikit perubahan sehingga pola pernapasan pasien sedikit lebih baik.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25