Management Fisioterapi pada Kasus Drop Foot e.c. Morbus Hansen Multi Basiler dengan Xerosis dan Ulcus

Authors

  • Arifah Az Zahra Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • W Wijianto Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Teguh Prihastomo Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Introduction: Morbus Hansen atau biasa dikenal Kusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut Mycobacterium leprae dan menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat mengganggu kelembapan kulit yang menyebabkan xerosis. kusta biasanya dapat disembuhkan dan jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan cacat. Salah satu masalah yang timbul akibat penyakit kusta ini adalah kelemahan atau lesi saraf peroneus, yang merupakan kelumpuhan otot anterior dan lateral pada kaki karena cedera atau kerusakan saraf peroneus. Ini juga dikenal sebagai istilah drop foot. Case Presentation: Penelitian ini dilakukan dengan meneliti seorang pasien jenis kelamin laki-laki usia 42 tahun yang didiagnosa Drop Foot Bilateral et causa Morbus Hansen Multi Basiler dengan Xerosis dan Ulcus. Dengan tujuan untuk mengetahui manfaat dari modalitas fisioterapi berupa Electrical stimulation, Stretching exercise, Terapi Latihan, dan Oiling. Management and Outcome: setelah dilakukan Tindakan fisioterapi sebanyak 3 kali pertemuan selama 3 dengan durasi 45 menit setiap pertemuan. didapatkan peningkatkan kekuatan otot pada dorsi fleksi, eversi dan inversi ankle dextra 1 poin, dan peningkatan lingkup gerak dextra dan sinistra sebanyak 5 derajat. Namun belum mengalami peningkatan pada kelembapan kulit dan belum mengalami perubahan pada kemampuan fungsional. Discussion: Belum adanya peningkatan yang signifikan dalam aspek-aspek pemeriksaan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan kerusakan pada saraf membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dari pada otot. Karena fungsi saraf mengirimkan impuls listrik ke otot, ketika otot mengalami kerusakan, implus listrik yang dikirim ke otot akan terganggu dan berkurang, yang berarti otot tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, sangat memungkinkan terjadinya peningkatan apabila waktu pertemuan untuk evaluasi diperpanjang. Total dari dilakukan terapi hingga evaluasi yaitu 3 kali pertemuan selama 2 minggu dengan durassi 45 menit setiap pertemuan. Conclusion: berdasarkan penelitian pada studi kasus ini menunjukkan bahwa modalitas fisioterapi pada kasus Drop Foot e.c morbus hansen multi basiler dengan xerosis dan ulcus berupa Electrical Stimulation, Stretching exercise, Terapi Latihan, dan Oiling dapat meningkatkan kekuatan otot dan peningkatan lingkup gerak sendi meskipun belum signifikan.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25