Management Fisioterapi pada Kasus Post Orif Fraktur Humerus 1/3 Distal Dextra: Case Report

Authors

  • Nanda Ayu Ramadhani Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Totok Budi Santoso Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Nur Widya Pradana RSUD Pandan Arang Boyolali
    Indonesia

Abstract

Latar Belakang: Fraktur adalah hilangnya kontinunitas tulang yang disebabkan karena oleh tekanan yang tiba-tiba dan berlebihan, cedera langsung maupun cedera tidak langsung. Fraktur humerus dapat diklasifikasikan menjadi proksimal, shaft dan distal. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) dengan Plate and Screw merupakan suatu pembedahan dengan pemasangan internal fiksasi pada tulang yang mengalami fraktur berfungsi untuk mempertahankan posisi fragmen tulang saat proses penyambungan. Pemasangan plate and screw pada tindakan ORIF menimbulkan masalah seperti nyeri, spasme otot, keterbatasan gerak dan penurunan kekuatan otot. Penatalaksanaan fisioterapi yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut adalah dengan intervensi Infrared dan terapi latihan seperti forced passive movement, free active exercise dan hold relax. Presentasi Kasus: Pasien Ny. J usia 46 tahun dengan diagnosa Post ORIF Fraktur Humerus 1/3 Distal Dextra. Keluhan pasien yaitu nyeri pada lengan atas sampai pergelangan tangan kanan serta kaku dan keterbatasan gerak pada bahu dan siku saat digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyisir rambut, memakai pakaian dan mengambil benda yang terletak diatas. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan inspeksi didapatkan adanya luka bekas incisi pada lengan atas kanan dan adanya keterbatasan gerak pada bidang gerak shoulder gerakan fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi dan internal rotasi-eksternal rotasi, sedangkan pada bidang gerak elbow terdapat keterbatasan gerak pada gerakan fleksi dan supinasi-pronasi. Manajemen Fisioterapi: Program fisioterapi yang diberikan adalah infrared dan terapi latihan berupa forced passive movement, free active exercise dan hold relax. Program fisioterapi tersebut diberikan selama lima kali pertemuan. Hasil dan Pembahasan: Setelah dilakukan terapi selama 5 kali didapatkan hasil adanya penurunan nyeri tekan pada T1:5 menjadi T5:2, nyeri gerak T1:7 menjadi T5: 4. Peningkatan kekuatan otot fleksor shoulder T1:3 menjadi T5:4, otot abduktor, adduktor, internal dan eksternal rotatator shoulder T1:4 menjadi T:5. Peningkatan kekuatan otot fleksi dan ekstensi elbow pada T1:4 menjadi T5:5. Penurunan skor SPADI pada T1:39% menjadi T5:26%. Kesimpulan: Penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas infrared dan terapi latihan berupa forced active exercise, free active movement dan hold relax selama lima kali pertemuan pada pasien Ny. J usia 46 tahun di RSUD Pandan Arang Boyolali didapatkan adanya penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, peningkatan lingkup gerak sendi dan peningkatan kemampuan fungsional.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-25