Tantangan Diagnosa Massa Leher Submandibula: Laporan Kasus Adenoma Pleomorfik

Authors

  • Fadhli Rahman Universitas Gadjah Mada
    Indonesia
  • Poerwati Soetji Rahajoe Universitas Gadjah Mada
    Indonesia
  • Maria Goreti Widiastuti Universitas Gadjah Mada
    Indonesia
  • Erdananda Haryosuwandito Universitas Gadjah Mada
    Indonesia
  • Bakhrul Luthfianto Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito
    Indonesia

Abstract

Diagnosa massa di regio leher, khususnya pada submandibula cukup menantang. Insidensi massa terbanyak adalah limfonodi (34.6%) seperti TBC, limfadenopati, atau limfoma, dll. Kelainan kelenjar liur hanya sekitar 10.8%, dengan kasus terbanyak adalah sialadenitis kronis (57.8%), sedangkan adenoma pleomorfik submandibula jarang terjadi hanya sekitar +-5%, namun beresiko tinggi terjadi rekurensi dan dapat berubah menjadi ganas dengan insidensi 1.5% hingga 13.8%. Tujuan laporan kasus ini melaporkan suatu kasus adenoma pleomorfik submandibular dengan tantangan dalam penegakan diagnosisnya, kontroversi pemeriksaan aspirasi jarum halus (AJH) dan didiskusikan resiko perubahan kearah keganasan. Laporan kasus wanita usia 46 tahun mengeluhkan benjolan (6x3 cm) pada rahang bawah kiri yang tumbuh perlahan tanpa rasa sakit sejak 1 tahun. Hasil CT scan dengan kontras menunjukkan adanya massa solid. Hasil pemeriksaan AJH dengan panduan USG hanya didapatkan sel-sel radang dengan kesimpulan sialadenitis kronis dan tidak ditemukan tanda keganasan. Untuk mendapatkan menegakkan diagnosa dilakukan eksisi dan sekaligus sebagai tindakan perawatannya. Histopatologis pasca eksisi menunjukkan diagnosa adenoma pleomorfik tanpa disertai tanda keganasan. Evaluasi sampai 3 tahun paska operasi tidak ditemukan tanda rekurensi. Kesimpulan : penegakkan diagnosis pleomorfik adenoma hanya dengan AJH saja kadang kurang memberikan hasil yang akurat,perlu mempertimbangkan pemeriksaan subyektif, obyektif dan pemeriksaan CT atau pencitraan lain , seperti pada kasus ini terdapat perbedaan hasil AJH dan histopatologis, . Kontrol pasca eksisi PA yang ketat menjadi penting mengingat resiko rekurensi yang cukup tinggi dan adanya resiko perubahan keganasan.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2023-08-21