Analisis Beban Kerja Mental Pengemudi Go-Jek Menggunakan Metode NASA TLX

Authors

  • Nuzila Putri Al-Bana Universitas Islam Indonesia
    Indonesia
  • Muhammad Ragil Suryoputro Universitas Islam Indonesia
    Indonesia
  • Nadhita Az-Zahrah Universitas Islam Indonesia
    Indonesia
  • Jihan Afifah Universitas Islam Indonesia
    Indonesia

Abstract

Kemacetan di Indonesia menimbulkan beberapa kerugian bagi para pengemudi, salah satu dinataranya adalah kerugian psikologis. Untuk menangani permasalahan kemacetan ini timbul berbagai alternatif, yang salah satu diantaranya adalah timbulnya platform penyedia jasa berkendara online GO-JEK. Dalam hal ini pengendara akan merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransportasi karena tidak akan mengalami kemacetan secara langsung. Namun, pengemudi GO-JEK justru akan merasakan langsung dampak negatif dari kemacetan itu. Tingginya permintaan dapat menimbulkan dampak fisik maupun mental pada pengemudi GO-JEK. Tingkat beban kerja mental yang tinggi dapat menyebabkan munculnya perasaan lelah, letih, lesu dan berkurangnya kewaspadaan. Untuk mengetahui tingkat beban kerja mental pada pengemudi GO-JEK dilakukannya pengukuran dengan metode NASA TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index). Pada metode ini terdapat 6 indikator yang dinilai yaitu Mental demand, Physical demand, Temporal demand, Performance, Effort, dan Frustation level. Dari 30 pengemudi GO-JEK, diketahui 21 diantaranya memiliki skor tingkat beban kerja mental yang masuk dalam klasifikasi tinggi. Berdasarkan skor yang diproleh, diketahui bahwa indikator yang paling mempengaruhi besarnya beban kerja mental dari pengemudi GO-JEK adalah indikator effort yaitu sebesar 29,808%. Dari data tersebut juga diketahui bahwa korelasi antara indikator dengan skor beban kerja mental diketahui memiliki tingat korelasi sebesar 0,811. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara indikator erat.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-05-02