Distosia Bahu

Authors

  • Evi Miarnasari Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Arief Prijatna RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
    Indonesia

Abstract

Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala janin. Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetri yang jarang, tetapi berbahaya bagi ibu dan janin. Bahu depan bayi terperangkap di tulang pubis ibu. Persalinan kepala biasanya diikuti dengan kelahiran bahu dalam 24 detik, jika persalinan bahu lebih dari 60 detik dianggap distosia bahu. Angka kejadian distosia bahu juga bervariasi berdasarkan berat badan bayi yang dilahirkan, dimana 0,6-1,4% terjadi pada bayi dengan berat badan 2500-4000 gram, dan meningkat menjadi 5-9% pada bayi dengan berat badan 4000-4500 gram dari ibu tanpa diabetes. Komplikasi distosia bahu pada janin antara lain cedera pleksus brakialis, fraktur humerus dan klavikula, asfiksia, ensefalopati bahkan kematian perinatal. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah atonia uteri, laserasi, dan perdarahan. Distosia bahu masih menjadi tantangan bagi paramedis karena tidak dapat diprediksi, sehingga penolong persalinan harus benar-benar memahami prinsip-prinsip manajemen. Manajemen penanganan distosia bahu disebut ALARMER. Interval waktu antara kelahiran kepala dan kelahiran tubuh sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-12-12