Efektifitas Psikoterapi dan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia Tak Terinci dengan Gangguan Kepribadian Paranoid

Authors

  • Lidya Goprani Umar Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Ulal Azka Alfiyatur Rohmaniyah Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Andri Nurdiyana Sari RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
    Indonesia

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa psikotik dengan onset lebih dari satu bulan dengan distorsi proses pikiran, persepsi, daya nilai dan realita. Patofisiologi skizofrenia belum sepenuhnya dipahami dan bersifat multidimensional. Studi ini dilakukan pada pria usia 39 tahun yang dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan setelah mengamuk tanpa alasan yang jelas. Pasien tersebut didiagnosis skizofrenia tak terinci dengan episode remisi tidak sempurna dan gangguan kepribadian paranoid dan dirawat di bangsal kesehatan jiwa sejak 14 hingga 23 Juli 2022. Keadaan pasien membaik setelah diberikan farmakoterapi injeksi antipsikotik kerja cepat pada hari pertama, antipsikotik peroral, dan antikolinergik peroral serta psikoterapi berupa terapi dialog pada hari berikutnya hingga dinyatakan pulang. Pasien telah rutin menjalani perawatan kesehatan jiwa sejak tahun 2007 dengan keluhan serupa dan sebelumnya telah menjalani rawat inap sebanyak 3 kali pada bulan April, Mei dan Juni di tahun 2022. Episode psikotik primer terjadi saat pasien berusia 21 tahun, disertai dengan perubahan perilaku serta hendaya fungsional yang berat. Hasil aloanamnesis dengan saudara pasien menunjukkan stressor psikososial berupa kegagalan untuk melanjutkan pendidikan akibat permintaan orang tua untuk bekerja. Studi ini menunjukkan bahwa maladaptasi mekanisme pembelaan diri pada stresor psikososial menjadi salah satu predisposisi gangguan psikotik. Oleh karena itu, kombinasi antara terapi antipsikotik dan psikoterapi mampu memperbaiki gejala residual dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-12-12