Asfiksia Sedang dan Hiperbilirubinemia pada Bayi Berat Lahir Cukup

Authors

  • Ratna Kumala Luthfi Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Fakhri Nofaldi Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Isna Nurhayati Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Asfiksia neonatus merupakan kondisi kegagalan napas secara spontan, tidak teratur, dan tidak adekuat yang terjadi setelah bayi lahir. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan hipoksemia, dan hiperkapnia yang disertai asidosis metabolik. Resusitasi neonatus merupakan prosedur yang dilakukan pada bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan, dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Hiperbilirubinemia merupakan keadaan peningkatan kadar bilirubin >5 mg/dL pada darah yang sering ditandai dengan ikterik. By. S, laki-laki, 1 hari, datang ke rumah sakit dengan keluhan tangis merintih, disertai gerak kurang aktif setelah lahir spontan. Berat lahir 3.700 g, panjang badan 49 cm dengan Apgar Score 4/5/6, dan Downe Score 5. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, suhu 36,5 ºC, nadi 133x/menit, frekuensi napas 48 x/menit, ballard score 41 (usia gestasi 40 minggu), sianosis pada ekstremitas, retraksi pada intercostal, substernal, dan subcostal, serta ronkhi pada kedua lapang paru. Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan limfopenia, peningkatan ratio n/l, dan pada hari ke-2 menunjukkan hiperbilirubin. Pasien didiagnosis BBLC, dengan asfiksia sedang, dan neonatal jaundice. Pasien diberikan terapi berupa pemasangan Continous Positive Airway Pressure (CPAP), dan oksigen, pemberian cairan intravena, antibiotik, serta fototerapi. Asfiksia dapat mengganggu fungsi hepar yang mempengaruhi serum bilirubin, sehingga hipoksemia dapat menyebabkan hiperbilirubinemia.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-12-12