Laki-Laki 39 Tahun dengan Skizofrenia Tak Terinci : Laporan Kasus

Authors

  • Mahadevi Cinantyan Wibowo Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Adriesti Herdaetha RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
    Indonesia

Abstract

Skizofrenia merupakan kumpulan gangguan psikotik, dengan gangguan dasar kepribadian distorsi yang khas dalam proses pikir. Menurut Riskesda 2013 sampai 2018 dinyatakan bahwa prevalensi skizofrenia di Indonesia dinyatakan 1.7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Kejadian skizofrenia pada pria lebih besar dari pada wanita. Penyebab dari skizofrenia belum pasti, namun paling sering dicetuskan karena faktor genetic dan lingkungan. Gejala klinis skizofrenia dibagi kedalam empat dominan antara lain gejala positif, negative, kognitif, dan mood. Skizofrenia dibagi menjadi Sembilan tipe. Salah satu tipe yang dibahas yaitu skizofrenia tak terinci. Skizofrenia tak terinci termasuk jenis skizofrenia yang memenuhi kriteria umum skizofrenia, namun tidak tidak memenuhi kriteria untuk didiagnosis skizofrenia paranoid, hebrefenik, atau katatonik. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia. Pengobatan yang tepat dapat memperbaiki gejala dan disabilitas berkaitan dengan skizofrenia. Terapi pada skizofrenia harus komprehensif, multimodal dan secara empirik dititrasi menurut respon dan perkembangan individual pasien. kehandalan penerapan farmakologik, psikoterapeutik, rehabilitatif, psikososial dan intervensi keluarga serta dukungan masyarakat dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit, memperbaiki hasil pengobatan pasien dan meningkatkan kualitas hidup.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-12-12