Identifikasi Peralihan Aktivitas terhadap Ruang Publik di Makam Kembang Kuning

Authors

  • Indra Rano Dwi Putra Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
    Indonesia
  • Alief Riqey Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
    Indonesia
  • Sulthan Muhammad Zachroni Khoirulloh Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
    Indonesia

Abstract

Surabaya merupakan salah satu kota yang pernah di jajah oleh Belanda pada saat masa kemerdekaan, selain itu kota ini juga disebut sebagai kota Pahlawan karena pemuda-pemuda di Surabaya dapat menaklukan Belanda hanya dengan bambu runcing. Pada saat di era Belanda pada Perang Dunia ke -2, Pasukan belanda membuat suatu makam yang dijuluki Makam Kembang Kuning untuk memberi penghormatan terakhir kepada pasukan Belanda yang tewas ketika terjadinya Perang Dunia ke-2. Maka tidak heran bahwa di Surabaya banyak sekali peninggalan-peninggalan Belanda yang masih digunakan, salah satunya adalah makam kembang kuning yang terletak di jl. Kembang kuning kecamatan sawahan. Lahan ini biasa digunakan sebagai tempat prostitusi pada malam hari. Berbeda pada siang hari, lahan ini difungsikan sebagai mestinya seperti orang berziarah dan berdoa. Namun, lahan ini bukan hanya berfungsi sebagai pemakaman tetapi juga menjadi lahan perdagangan dan menjadi tempat asusila. Makam yang seharusnya di hormati menjadi sebuah tempat yang bukan seharusnya seperti tempat bermukim warga di area makam dan juga tempat berbuat tidak senonoh. Timbulnya faktor prostitusi berbagai macam hal dan berbagai macam alasan. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran nyata keadaan di dalam ruang publik berdasarkan interpretasi observasi langsung serta dilakukan metode wawancaera agar penulis dapat memahami dari segi human behaviour. Pengamatan peneliti didasarkan pada kajian pustaka yang dilakukan terhadap pustaka tentang ruang terbuka dan perilaku masyarakat dalam ruang publik yang relevan. Sebagai bagian dari proses pemahaman fakta di lapangan, teknik survei terbuka dilakukan pada tiga ruang terbuka di kawasan permukiman Manggar untuk mengetahui pola aktivitas pengguna ruang dalam hal penetration, action pattern, behavior mechanisms, dan welfare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang terbuka publik terbentuk melalui aktivitas rutin masyarakat secara alami, dan juga faktor pendorong ekonomi yang didukung dengan Human Behavior.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-07-30