Evaluasi Purna Huni Sekolah Master (Masjid Terminal) Indonesia di Depok

Authors

  • Refinna Damayanti Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Yayi Arsandrie Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Sekolah Master (Masjid Terminal) Indonesia berdiri sejak tanggal 28 Oktober 2000 di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) namun baru mulai beroperasi tahun 2002. Lima golongan sasaran Sekolah Master Indonesia yaitu anak terlantar, anak jalanan, anak berkebutuhan khusus, anak yang cacat dari keluarga kurang mampu, hingga anak yang berhadapan dengan hukum. Sekolah Master Indonesia tidak dipungut biaya sepersen pun. Material container bekas dimanfaatkan sebagai ruang-ruang kelas yang dibeli dari berbagai perusahaan, dengan ukuran terbatas dan kurang memadai. Ruang kelas memiliki sarana prasarana yang seadanya tanpa meja kursi menjadikan proses belajar mengajar dilakukan secara lesehan. Penelitian Evaluasi Purna Huni (EPH) bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas ruang belajar, tingkat kenyamanan pengguna berdasarkan SNI dan kesesuaian standar ruang kelas berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Evaluasi Purna Huni dengan pendekatan metode kualitatif berupa kuesioner kepada pengguna bangunan dan kuantitatif berupa pengukuran fisik ruang kelas, pengukuran termal, pencahayaan dan akustik. Hasil yang diperoleh kondisi ruang kelas belum memenuhi standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007. Hasil pengukuran pencahayaan belum memenuhi SNI 03-6197-2000 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Pengukuran akustik belum memenuhi SNI 03-6386-2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan dan pengukuran termal juga belum memenuhi standar SNI T-14-1993-03 tentang Standar Kenyamanan Termal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari aspek teknis dan fungsional melalui analisa pengukuran fisik ruang kelas, pencahayaan, akustik dan termal belum memenuhi standar. Aspek perilaku melalui responden pada kuesioner juga menunjukan hasil bahwa tingkat kenyamanan pencahayaan, akustik, termal dan sarana prasarana belum nyaman sehingga ruang kelas tidak efektif untuk belajar.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-07-30