Pola Perilaku Tunawisma saat Bermalam di Ruang Publik Kota Surakarta

Authors

  • Afrizal Sigit Syahputra Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Andika Saputra Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang juga ikut serta menyumbang konsentrasi tunawisma di dunia. Fenomena tunawisma telah menjadi persoalan tersendiri bagi kota – kota besar di Indonesia. tahun 2019 jumlah gelandangan dan pengemis yang tersebar di kota – kota besar di Indonesia diperkirakan mencapai 77.500 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tanpa diimbangi dengan upaya pencegahan dapat menimbulkan permasalahan di dalam tatanan masyarakat. Pada tahun 2019 menyatakan kota Surakarta sebagai kota paling nyaman dihuni. Surakarta yang didominasi oleh pusat perbelanjaan pasar tradisional menjadi daerah yang kerap didatangi oleh masyarakat pendatang yang berebut lapangan pekerjaan dan menjadikan masyarakat dengan keahlian terbatas menjadi tersingkir. Akibatnya banyak masyarakat yang menjadi tunawisma dan harus tinggal di fasilitas umum. Pada penelitian ini akan dilakukan penelusuran bagaimana kondisi perilaku dan lingkungan tunawisma pada kota Surakarta saat bermalam di ruang publik. Salah satu adaptasi pola perilaku tunawisma juga terbentuk dari kehidupan bersosial. Tunawisma yang bermalam sendirian lebih rawan terhadap ancaman pengusiran, ancaman dinginnya cuaca dimalam hari dan ancaman bahaya kejahatan. Sehingga tunawisma yang sendirian saat bermalam melakukan adaptasi dengan bersosial dengan membentuk kelompok Adanya zona sosial yang terbentuk dari penempatan kendaraan seperti sepeda, becak dan gerobak. Zona sosial dipakai tunawisma untuk mengobrol, makan bersama, dan memungkinkan adanya tunawisma lain untuk bergabung kedalam kelompok.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-07-30