Kenyamanan Termal pada Masjid Agung Keraton Surakarta
Abstract
Bagi hampir sebagian besar umat Islam, masjid merupakan sebuah ruang atau tempat yang paling baik, utama, dan sering digunakan untuk melakukan ibadah sholat. Seseorang pergi ke masjid untuk beribadah sebanyak lima kali. Oleh sebab itu, bangunan masjid harus mampu dan bisa memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Ruang sholat pada masjid, yang tidak nyaman tentunya mengganggu penggunanya dalam beribadah. Kenyamanan termal sendiri memiliki faktor yang mempengaruhinya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ‘Bagaimana kenyamanan termal ruang sholat masjid agung keraton Surakarta pada berbagai kondisi sistem penghawaan’. Adapun tujuannya untuk mengidentifikasi kualitas ruang sholat pada Masjid Agung Keraton Surakarta ditinjau dari aspek kenyamanan termal, pada berbagai kondisi sistem penghawaan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, digunakan cara mengukur secara langsung pada objek penelitian dengan menggunakan beberapa alat seperti thermometer dan anemometer. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (a) Pagi hari suhu antara 29,5°C - 30°C, kelembaban udara 69,8%, dan kecepatan angin 0,1 m/s. (b) Pada siang hari, suhu 33,5°C, kelembaban udara 53,1% - 53,5%, dan kecepatan angin 0,1 m/s. (c) Pada sore hari, suhu berkisar 32,5°C – 33,9C, kelembaban udara 53,4% - 53,5%, dan kecepatan angin 0,1 m/s. Ruang sholat pada Masjid Agung Keraton Surakarta tergolong dalam kategori nyaman yang membutuhkan bayangan dan angin 0,1-1,0 m/s.