Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar <p>Proceeding Title: <strong>Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur<br /></strong>Organizer: Program Studi Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surakarta<br />ISSN (Online): <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1584067349" target="_blank" rel="noopener">2721-8686</a><br />INDEXED: <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/27276" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a></p> <p>SIAR atau yang lebih dikenal dengan <a href="https://siar.ums.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Seminar Ilmiah Arsitektur</a> adalah rangkaian seminar nasional tahunan yang diselenggarakan oleh Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta.</p> Universitas Muhammadiyah Surakarta en-US Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2721-8686 Kajian Penerapan Arsitektur Islami pada Rencana Desain Masjid As-Salam UIN Banten https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/3960 <p>Arsitektur Islami merupakan konsep yang menggabungkan ilmu arsitektur dengan hukum Islam sebagai dasar perancangannya. Dengan berkembangnya arsitektur di Indonesia saat ini, penerapan arsitektur Islami telah terpengaruh oleh gaya arsitektur sekuler mulai dari penggunaan elemen ornamentasi, material, analisis sifat pengguna, kekayaan budaya lokal, maupun pengaruh langgam arsitektur lainnya. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengkaji kesesuaian arsitektur Islami pada desain Masjid As-Salam UIN Banten ditinjau dari ornamentasi, fungsi, dan kesesuaiannya dengan syariat. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif melalui observasi karya desain bangunan didukung dengan studi literatur dan studi preseden. Hasil penelitian menunjukkan aspek ornamentasi memperoleh skor 43 atau cukup dan aspek fungsi serta kesesuaian dengan syariat secara berturut-turut memperoleh skor 56 dan 58 atau baik. Dapat dikatakan bahwa Masjid As-Salam termasuk yang berkecukupan dalam menerapkan prinsip ornamentasi Islami serta memiliki desain zonasi bangunan yang perlu redesain sehingga menjadi lebih nyaman bagi pengguna dan lebih sesuai dengan syariat. Rekomendasi desain yang dapat diberikan yaitu penambahan ornamentasi Islami yang lebih filosofis, perancangan kembali tata ruang wudu masjid, serta optimasi penggunaan lahan untuk tempat wudu alih-alih untuk minaret.</p> Faris Aufa Azhar Yayi Arsandrie Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 1 11 Evaluasi Toilet Disabilitas pada SLB N Karanganyar Fokus pada Pengguna Kursi Roda https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/3961 <p>Penyandang disabilitas, terutama mereka yang menggunakan kursi roda, mengalami keterbatasan akses terutama dalam layanan publik, seperti toilet. Toilet adalah fasilitas sanitasi penting untuk keperluan BAB atau BAK, serta mencuci tangan dan wajah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aktivitas penyandang disabilitas kursi roda dalam menggunakan toilet dan mengevaluasi kualitas toilet disabilitas di SLB N Karanganyar. Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan deskriptif dengan kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan sistem studi literatur serta observasi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa aktivitas disabilitas kursi roda dalam menggunakan toilet masih perlu adanya bantuan orang lain dan belum dapat melakukannya secara mandiri kemudian berdasarkan PerMenPUPR Republik Indonesia No14/PRT/M/2017,PerMendikbud RI No.22 Tahun 2023 dan Keputusan MenKes RI No.1429/MENKES/SK/XII/2006 skor presentase penilaian toilet SLB N Karanganyar yang memenuhi standar teknis sebesar 20%, lalu skor presentase penilaian toilet SLB N Karanganyar yang fasilitas yang belum dan tidak memenuhi teknis sebesar 80%. Sehingga dapat dikatakan bahwa toilet SLB N Karanganyar belum ramah terhadap disabilitas kursi roda.</p> Zellika Intan Janati N Nurhasan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 12 22 Kenyamanan Visual Pencahayaan di Perpustakaan Pusat UMS Berdasarkan SNI 6197:2011 https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/3962 <p>Perpustakaan merupakan suatu tempat untuk mengakses kebutuhan pengetahuan. Salah satu contoh perpustakaan yaitu perpustakaan pusat UMS. Perpustakaan pusat UMS terus berkembang menjadi ruang publik yang nyaman bagi pemustakanya. Berdasarkan kegiatannya, kenyamanan visual menjadi aspek paling vital. Untuk mengetahui seberapa jauh kenyamanan visual, maka perlu adanya penelitian kuat intensitas cahaya dalam ruang yang disesuaikan dengan SNI 6197:2011. Penelitian dilakukan dengan metode komparasi. Metode ini membandingkan antara kuat cahaya dalam ruang dengan SNI. Pengukuran kuat cahaya dilakukan pada saat cahaya buatan dari lampu dihidupkan. Lokasi penelitian pada keseluruhan ruang sirkulasi lantai 2 perpustakaan pusat UMS. Pemilihan lokasi karena keberagaman area baca, banyaknya pemustaka, dan keunikan dari elemen pembentuk ruang sirkulasi. Hasil dari pengukuran kuat cahaya menunjukkan bahwa ruang sirkulasi lantai 2 perpustakaan pusat UMS belum memenuhi SNI 6197:2011. Kurang sesuainya intensitas cahaya ruang sirkulasi lantai 2 perpustakaan pusat UMS karena layouting, bentuk bangunan, dan pengaruh lain dari dalam dan luar ruang. Upaya untuk memenuhi SNI 6197:2011 dengan adanya perubahan dalam hal layout dan pencahayaan setempat.</p> Arifan Nairil Soleh Ronim Azizah Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 23 32 Identifikasi Penerapan Konsep Placemaking pada M Bloc Space Jakarta https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/3963 <p>Penelitian ini membahas dampak peningkatan penduduk perkotaan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan konsekuensinya terhadap ketersediaan ruang publik inklusif. Data dari dua dasawarsa terakhir menunjukkan peningkatan proporsi penduduk perkotaan dari 30,9% menjadi 49,8%, dengan proyeksi mencapai 66,6% pada tahun 2035. Fenomena ini menimbulkan kebutuhan akan ruang-ruang publik yang memfasilitasi interaksi sosial tanpa diskriminasi ekonomi. Dalam konteks ini, konsep placemaking, yang diusulkan oleh John Friedmann, menjadi fokus penelitian untuk memanusiakan lingkungan perkotaan. Studi kasus dilakukan pada M Bloc Space di Jakarta Selatan, yang telah menerapkan konsep placemaking sejak 2019. Analisis menunjukkan bahwa M Bloc Space berhasil memenuhi faktor keberhasilan placemaking, terutama dalam hal aksesibilitas dan aktivitas yang menarik.Hasil kajian menyimpulkan bahwa M Bloc Space berhasil sebagai contoh penerapan konsep placemaking yang memberikan dampak positif pada ruang publik perkotaan. Aksesibilitas yang baik, terutama melalui lokasi yang dekat dengan halte, serta beragam aktivitas seperti pameran, pertunjukan musik, lokakarya, dan festival, menjadi krusial dalam kesuksesan M Bloc Space. Kesimpulan ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang pentingnya placemaking dalam membangun ruang publik inklusif di tengah pertumbuhan penduduk perkotaan yang pesat.</p> Faisal Cahyo Romadhon Q Qomarun Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 33 41 Identifikasi Kelayakan Greenhouse pada Agrowisata Ngrowo Bening Edupark Madiun https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4002 <p>Greenhouse merupakan bangunan yang struktur dinding dan atapnya dapat meneruskan cahaya matahari kedalam bangunan karena bersifat tembus cahaya dan mencegah agar tanaman terhindar dari situasi yang kurang mendukung. Salah satu komoditas unggulan pada Greenhouse di Agrowisata Ngrowo Bening adalah buah Golden Melon. Pembudidayaan Buah Golden Melon yang masuk ke dalam golongan tanaman hortikultura ini cocok dibudidayakan menggunakan sistem Greenhouse. Dari hal tersebut, Pemerintah kota Madiun tergerak untuk mendukung pengembangan produk pertanian lokal dengan potensi ekonomi yang signifikan di kota Madiun. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami dan mengetahui standar kelayakan Greenhouse yang ada di Agrowisata Ngrowo Bening Edupark dan untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan daerah kota madiun berupa tanaman hortikultura yang menggunakan sistem Greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan observasi langsung agar mengetahui kondisi fisik lapangan, dan data dari hasil observasi yang didapat untuk selanjutnya di uji kelayakannya dengan menggunakan standar SNI No. 7604-2010 tentang standar mutu rumah tanaman. Hasil dari analisis yang telah dilakukan terdapat hasil penilaian sebesar 57,14% yang artinya dengan kondisi ini standar kelayakan Greenhouse belum optimal untuk dijadikan tempat pendukung sebagai upaya pengembangan komoditas unggulan daerah sehingga bangunan greeenhouse perlu untuk dikelola lebih maksimal agar budidaya tanaman hortikultura dapat menghasilkan hasil yang optimal.</p> Sydhea Ragil Putri Utomo Ronim Azizah Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 42 50 Identifikasi Tipe Area Duduk pada Lavana Kafe berdasarkan Kenyamanan Pengunjung https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4003 <p>Dalam era modern ini, kafe tidak hanya menjadi tempat untuk makan dan menikmati kopi, tetapi juga menjadi ruang sosial dan berkerja. Salah satunya adalah Lavana Kafe yang berada di lingkungan kampus UMS. Oleh karena itu, kenyamanan pengunjung menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat keramaian Lavana Kafe dan kenyamanan pengunjung di dalamnya. Salah satu aspek yang mempengaruhi kenyamanan adalah layout furniture. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh layout furniture terhadap kenyamanan pengunjung di Lavana Kafe serta layout furnitute seperti apakah yang di gemari dan di hindari oleh pengunjung Lavana Kafe. Masalah utama yang diteliti adalah “Layout Furnitre seperti apa yang paling sering di pilih dan di gemari oleh pengunjung untuk menghabiskan waktu di kafe?”. Penelitian ini di lakukan dengan Observasi langsung di Lavana Kafe dan Wawancara pada beberapa pengunjung Lavana Kafe. Hasil penelitian ini di dapatkan jenis layout yang di sukai dan di hindari oleh pengunjung Lavana Kafe. Ditemukan bahwa layout meja yang di gemari adalah meja besar dengan kursi empuk dengan tempat yang menyajikan view luas dan memiliki privasi yang baik, sedangkan layout meja kecil, kursi kecil tanpa busa, tempat yang tertutup, dan dapat di lihat dari banyak sisi kurang di gemari oleh pengunjung Lavana Kafe.</p> Annanda Muhammad Adi Saksono Ronim Azizah Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 51 57 Pengaruh Pencahayaan Alami terhadap Layout Furniture Perancangan R-House, Surabaya menggunakan Simulasi Dialux https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4004 <p>Terdapat perancangan rumah tinggal yang belum memerhatikan kenyamanan visual pada desain mereka. Faktor utama kenyamanan visual yaitu pencahayaan. Terdapat dua jenis pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Fokus dalam penelitian ini yaitu pada pencahayaan alami yang sumber utamanya merupakan penerangan dari langit. Setiap ruang yang berada di rumah tinggal nantinya akan menampung setiap aktivitas sesuai fungsi ruang. Aktivitas dan kegiatan pada tiap ruang membutuhkan furnitur yang sebaiknya disesuaikan dengan sumber cahaya yang dibutuhkan pada peletakannya di tiap ruang agar tidak menghambat produktivitas penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi faktor-faktor kenyamanan visual pada perencanaan dan pencahayaan R-House di Surabaya; (2) Mengidentifikasi kualitas pencahayaan alami terhadap layout furnitur perancangan R-House di Surabaya menggunakan software DIALux Evo. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan simulasi software dengan standar SNI 6197:2020 sebagai acuan. Hasil dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pencahayaan alami terhadap layout furnitur perancangan R-House, Surabaya menggunakan simulasi DIALux Evo didapatkan bahwa 1) Faktor yang memengaruhi hasil penelitian ini yaitu luas bukaan yang minim, letak ruang yang tertutup dengan tembok, dan letak ruang yang berada di tengah rumah; dan 2) Kualitas pencahayaan alami terhadap layout furnitur masih terdapat yang belum memenuhi standar lux pada ruang-ruang sesuai dengan standar SNI 6197:2020.</p> Rike Fitri Darwati I Indrawati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 58 66 Eksistensi Creative Hub terhadap Minat Pengunjung di Cagar Budaya Lokananta, Surakarta https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4005 <p>Surakarta memiliki banyak warisan budaya yang masih dipertahankan keberadaannya hingga sekarang. Salah satu contohnya yaitu Cagar Budaya Lokananta yang memiliki nilai sejarah tinggi sehingga menjadi daya tarik wisata di Kota Surakarta. Lokananta merupakan studio musik yang sempat meredup dan berhenti beroperasi pada periode ‘90an hingga 2000an. Revitalisasi dilakukan di Lokananta dengan melakukan pengadaan fungsi Creative Hub untuk mewadahi aktivitas kreatif berbagai komunitas. Creative Hub di Lokananta terdapat fasilitas galeri, studio, pendopo, taman lingkar, tribun, Gerai yang menjajakan aneka FnB dan UKM terkurasi, serta parkir. Pengadaan Creative Hub tersebut diharapkan dapat menarik pengunjung dari berbagai daerah dan generasi untuk datang berkunjung ke Lokananta. Tujuan untuk mengetahui keefektifan dari revitalisasi sebuah bangunan terhadap minat pengunjung di Lokananta, pengaruh dari keberadaan Creative Hub pada suatu bangunan cagar budaya di Surakarta dan cara kerja Creative Hub dalam menarik perhatian masyarakat untuk berkegiatan di Lokananta. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif yang berfokus pada pengamatan melalui studi literatur, observasi dan wawancara. Hasil penelitian yaitu kemampuan Creative Hub yang berisikan ragam fasilitas untuk berkegiatan dalam menarik minat pengunjung yang diterapkan di Cagar Budaya agar tetap lestari.</p> Disla Fedora Amanda Widyastuti Nurjayanti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 67 76 Evaluasi Placemaking pada Teras Cihampelas, Bandung https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4008 <p>Teras Cihampelas merupakan salah satu proyek pengembangan Pemerintah Kota Bandung berupa "skywalk" dengan konsep ruang terbuka yang dibangun untuk mengatasi masalah kemacetan dan keruwetan tata ruang kota akibat kehadiran Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Cihampelas. Sebagai ruang terbuka publik atau "public space" desain Teras Cihampelas harus memiliki keterkaitan yang erat dengan "space" dan "place". "Space" atau ruang adalah suatu area yang memiliki dimensi fisik, tetapi belum memiliki identitas yang kuat atau makna khusus bagi individu maupun komunitas. Sebaliknya, "place" atau tempat adalah ruang yang telah diisi dengan aktivitas, interaksi, dan makna, serta memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi "placemaking" pada Teras Cihampelas serta apakah hasil identifikasi tersebut menjadi faktor sepinya Teras Cihampelas. "Placemaking" sendiri merupakan suatu konsep dalam rancangan arsitektur yang memberikan fokus pada penciptaan ruang, dengan penekanan pada interaksi antara manusia, interaksi antara manusia dengan bangunan, serta interaksi antara bangunan dengan lingkungannya. Hasil penelitian secara keseluruhan, Teras Cihampelas memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki terkait aspek parkir, navigasi, keamanan, pengelolaan sampah, penggunaan ruang yang optimal, serta akses bagi penyandang disabilitas.</p> Yuli Astutik Q Qomarun Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 77 86 Kesesuaian Vegetasi di Alun-Alun Pengging sebagai RTH Ditinjau dari Fungsi Ekologis dan Estetika https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4009 <p>Alun-alun Pengging merupakan ruang terbuka publik yang dapat digunakan oleh seluruh elemen masyarakat. Penyediaan dan pemanfaatan alun-alun yang berupa ruang terbuka hijau (RTH). RTH merupakan fasilitas publik yang bersifat terbuka dan menjadi tempat tumbuh tanaman. Peran Alun-alun Pengging sebagai Taman Kota di Kecamatan Banyudono ini dirasa masih kurang, sebab peran pohon sebagai peneduh belum maksimal dan minimnya ketersediaan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian jenis vegetasi yang ada pada Alun-alun Pengging yang ditinjau dari jumlah, fungsi ekologis, dan estetika. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, observasi, dan studi literatur. Mengumpulkan dan menganalisis data yang terdapat di lapangan dengan teori literatur dan pedoman yang didapat. Pedoman yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan &amp; Peraturan Menteri Agraria dan Kepala Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2022 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Jumlah pohon yang ada di alun-alun ini belum memenuhi kriteria. Jenis vegetasi yang ada pada Alun-alun Pengging sudah sesuai dengan pedoman yang ada, hanya saja terdapat faktor yang membuat kinerja vegetasi menjadi belum maksimal, yaitu jumlah vegetasi minim, pertumbuhan vegetasi yang belum maksimal serta kurangnya perawatan dari pihak pengelola.</p> Virgiva Tsabita Sanni I Indrawati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 87 96 Studi Kasus Architecture Universal Design terhadap Konsep dan Pemahaman Inclusive Education https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4010 <p>Perwujudan pembangunan inklusif bagi penyandang disabilitas dan/atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masih menjadi tantangan di Indonesia, kondisi tersebut terlihat dari rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan dan partisipasi sekolah. Indonesia masih belum maksimal dalam mengadakan fasilitas pendidikan inklusif. Sehingga untuk mencapai kesetaraan pendidikan masih menjadi isu yang perlu diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai penyelenggara adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang ramah disabilitas dan ABK. Fasilitas atau sarana dan prasarana terhadap pendidikan inklusif mengacu pada upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang setara. Universal Design atau Desain Universal (UD) memiliki peran penting dalam menciptakan ruang pendidikan tersebut, baik bagi individu dan seluruh warga negara atau masyarakat secara menyeluruh dalam membentuk masa depan bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu metode mengamati suatu konteks/kasus, kemudian dianalisis dengan mendeskripsikan setiap penerapan prinsip Architecture Universal Design (AUD) dapat mendefinisikan hubungan antara AUD dan pendidikan inklusif. Hasil dari studi kasus tersebut disajikan kembali dalam bentuk catatan-catatan yang dapat membantu dalam merancang sebuah ruang pendidikan yang inklusif dengan pendekatan AUD.</p> Arif Hidayatullah Wisnu Setiawan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 97 109 Analisa Kenyamanan Visual Sudut Pandang Penonton pada Layout Tempat Duduk Gedung Teater Kabupaten Karanganyar https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4011 <p>Sebagai salah satu bagian dari keberagaman di Indonesia, seni pertunjukan menjadi bagian yang penting dan terus berkembang. Untuk mendukung keberagaman ini maka dibutuhkan gedung seni pertunjukan atau gedung teater yang mampu mendukung kenyamanan dan keamanan penggunanya. Salah satunya Gedung Teater Bhineka Tunggal Ika Kabupaten Karanganyar. Gedung yang berada di kawasan kompleks gedung kebudayaan ini semestinya mampu memberikan kenyamanan terutama pada kenyamanan visual sudut pandang dari penonton. Tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu untuk mengetahui kondisi kenyamanan sudut pandang penonton sudah sesuai dengan standar dan tingkat kenyamanan yang ada. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuatitatif dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis keadaan di lapangan dengan komparasi literatur review dengan hasil observasi langsung. Dengan hasil yang diperoleh bahwa Gedung Teater Karanganyar untuk kondisi kenyamanan visual sudut pandang penonton masih dalam kategori nyaman. Namun, masih perlu adanya pemaksimalan pada beberapa hal.</p> Fahrillia Ayu Kusumawardani N Nurhasan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 110 117 Aksesibilitas pada Pasar Kota Boyolali bagi Penyandang Disabilitas https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4012 <p>Pasar Kota Boyolali merupakan salah satu pasar tradisional yang menjadi pasar sentral di Kabupaten Boyolali. Pasar ini didirikan pada tahun 2008 setelah sebelumnya pernah mengalami kebakaran. Pasar Kota Boyolali merupakan pasar tradisional yang berada di pusat Kabupaten Boyolali, terletal di Jalan Pandanaran, bagian dari Desa Siswodipuran, Kecamatan Boyolali. Lokasi Pasar Kota Boyolali sangat strategis yaitu dipinggir jalan raya Solo-Semarang dan dekat dengan permukiman penduduk. Pasar Kota Boyolali merupakan salah satu pasar tradisional yang tergolong cukup besar di Kabupaten Boyolali. Permasalahan Pasar Kota Boyolali adalah aksesibilitas Pasar Kota Boyolalu bagi penyandang disabilitas. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 6 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemudahan aksesibilitas pada Pasar Kota Boyolali bagi penyandang disabilitas, dan memberikan evaluasi terhadap permasalahan desain aksesibilitas di Pasar Kota Boyolali agar menjadi bangunan yang raman terhadap penyandang disabilitas. Untuk memahami suatu peristiwa, perilaku atau fenomena dengan menggunakan metode kualitatif, peneliti lebih memperhatikan unsur manusia, objek dan Lembaga serta hubungan atau interaksi antar unsur tersebut. Dari analisis, diskusi, dan observasi dapat diambil kesimpulan mengenai aksesibilitas Pasar Kota Boyolali bagi penyandang disabilitas yaitu aksesibilitas beberapa fasilitas bagi penyandang disabilitas masih belum memenuhi standar yang ditetapkan Badan Standar Nasional (BSN) dan Pasar Kota Boyolali masih banyak dikunjungi oleh penyandang disabilitas yang kesulitan mengakses fasilitas tertentu. Misalnya tidak ada ramp menuju toilet, tidak terdapat pintu khusus, tidak ada ubin pandu dan ubin peringatan untuk memudahkan pergerakan penyandang disabilitas.</p> Muhammad Ahmal Rayhand Rini Hidayati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 118 126 Identifikasi Penerapan Prinsip Arsitektur Tradisional Jawa pada Objek Wisata Desa Kembang Arum https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4013 <p>Arsitektur tradisional merupakan identitas yang menunjang kebudayaan daerah setempat. Kebudayaan yang luas dan berbeda menandakan keanekaragaman arsitektur tradisional di Indonesia. Salah satu contohnya arsitektur tradisional Jawa. Namun, saat ini masyarakat modern meninggalkan arsitektur Jawa, dikarenakan faktor pergeseran budaya dan kurang pahamnya masyarakat Jawa sekarang dalam penerapan arsitektur Jawa yang merupakan warisan berharga. Untuk itu dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap suatu bangunan mengenai bagaimana arsitektur tradisional Jawa diterapkan pada bangunan tersebut. Seperti pada bangunan homestay yang ada pada objek wisata pada Desa Kembang Arum yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan prinsip arsitektur tradisional Jawa pada objek wisata Desa Kembang Arum. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif-kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan objek wisata menerapkan konsep arsitektur Jawa, terlihat dari orientasi rumah menggunakan sumbu kosmis yaitu menghadap utara-selatan, bentuk pola atap joglo, serta Penggunaan ornamen-ornamen dan material juga menerapkan sesuai dengan prinsip arsitektur tradisional Jawa.</p> Rindy Lavenia Rini Hidayati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 127 136 Analisa Pola Sirkulasi dan Tata Pamer Museum R. Hamong Wardoyo, Boyolali https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4014 <p>Indonesia memiliki banyak warisan budaya dan sejarah yang terdokumentasi di museum. Museum berfungsi sebagai tempat umum yang menyimpan kekayaan budaya dari masa lampau hingga kini. Dalam menjalankan perannya, museum perlu merancang perancangan penataan objek pamer dengan baik agar dapat menyampaikan informasi yang efektif kepada pengunjung. Sebagai bangunan publik, museum tidak hanya menyediakan fasilitas ruang pamer untuk menarik perhatian pengunjung, tetapi juga memperhatikan fasilitas penunjang seperti pola sirkulasi sebagai elemen krusial dalam peningkatan nilai bangunan. Penataan objek pamer yang efektif memiliki dampak signifikan terhadap pola sirkulasi pengunjung di museum. Pengamatan yang dilakukan di Museum R. Hamong Wardoyo, Boyolali, berfokus pada analisis pola sirkulasi dan penataan objek pamer. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kualitatif dengan penyajian naratif. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian, sedangkan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap dari data primer, yang diperoleh dari jurnal yang relevan dan sumber informasi internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sirkulasi yang diterapkan di Museum R. Hamong Wardoyo adalah pola sirkulasi acak (random plan). Selain itu, terdapat beberapa objek pamer tiga dimensi yang belum memenuhi standar tata pamer.</p> Fahrizal Ary Prasetya Rini Hidayati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-26 2024-06-26 137 145 Analisis Potensi Fungsi Bangunan Kawasan Tugu Makutha sebagai Identitas Kota Surakarta https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4016 <p>Tugu Makutha yang berada di kota Surakarta sebagai penanda membedakan satu wilayah dengan wilayah yang lain. Letak Tugu Makutha berada di sisi barat wilayah Surakarta juga sebagai pintu masuk kota Surakarta dari arah bandara, Jogja, dan Semarang. Pembangunan infrastruktur kota Surakarta sudah merambat hampir keseluruhan wilayah Surakarta. Tugu Makutha merupakan bangunan sebagai penanda identitas kota Surakarta. Pembangunan yang sudah ada di kota Surakarta tidak jarang ditemukan bangunan yang memperhatikan peran bangunan sebagai identitas kota Surakarta. Tujuan dari penelitian untuk mendapatkan identitas kota Surakarta melalui analisis potensi fungsi bangunan di kawasan Tugu Makutha. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder. Studi literatur dan observasi potensi perancangan bangunan sebagai pendukung mempresentasikan identitas kota di kawasan Tugu Makutha. Hasil penelitian menunjukkan bangunan Tugu Makutha sudah mempresentasikan identitas kota Surakarta melalui bentuk masa bangunan dan penggunaan ornamen. Hasil penelitian fungsi bangunan di kawasan tugu sudah sesuai berdasarkan kategori kawasan namun belum mempresentasikan identitas kota Surakarta secara visual. Kawasan perbatasan kota berpotensi sebagai peran mempresentasikan identitas kota melalui bangunan maka masih dibutuhkan perancangan bangunan selain berdasarkan kategori kawasan juga berperan mempresentasikan identitas kota dengan konsep bangunan.</p> Adi Wira Parku Nur Rahmawati Syamsiyah Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-01-30 2024-01-30 146 152 Identifikasi Konsep Arsitektur pada Bangunan Masjid Sheikh Zayed Surakarta https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4017 <p>Gaya arsitektur masjid di Indonesia umumnya bervariasi di setiap daerahnya. Sebagai tempat ibadah untuk melaksanakan shalat dan menghormati Allah SWT, Masjid Sheikh Zayed Surakarta yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 128 Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57134, menjadi objek penelitian karena menunjukkan adanya perpaduan yang unik, yaitu antara gaya arsitektur Timur Tengah dengan ornamen Arsitektur Jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsep arsitektur pada Masjid Sheikh Zayed Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Sheikh Zayed Surakarta mengusung perpaduan antara gaya Arsitektur Timur Tengah yang dominan, terutama dalam bentuk dan ornamen masjid, dengan sentuhan Ornamen Arsitektur Jawa yang tercermin dalam ukiran motif Batik Kawung pada pelataran serambi dan Menara masjid, sedangkan motif batik pekalongan pada karpet masjid.</p> Rifai Muhammad Oktavian Rini Hidayati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-01-30 2024-01-30 153 159 Pengaruh Tingkat Kenyamanan Visual Interior terhadap Perilaku Pengguna Ruang Kamar Kost https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4018 <p>Papan atau tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan utama manusia dengan fungsi sebagai tempat berlindung atau hunian. Kos merupakan suatu tempat tinggal yang disewakan dalam jangka waktu yang cukup lama daripada hotel atau penginapan lain dengan fasilitas tertentu dan harga yang terjangkau. Tujuan dari penelitian untuk menemukan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kenyamanan visual ruang kamar kos serta mengetahui pengaruh tingkat kenyamanan visual interior ruang kamar kos terhadap perilaku pengguna dengan menerapkan metode penelitian kualitatif, pendekatan ini dilakukan melalui observasi, studi literatur, dan wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh berupa 1) adanya banyak kekurangan pada kos Pak Sarno seperti penataan furnitur kurang tepat, warna dinding yang sudah berjamur, kusam dan kurangnya pencahayaan alami maupun buatan membuat perilaku pengguna ruang kamar kurang nyaman sekaligus aktivitas terganggu sehingga pengguna malas, tidak semangat dan jenuh terhadap kenyamanan visual interior. 2) Pada kos Home Green, kekurangan di ruang kamar seperti warna ruang yang sudah kusam dan mengelupas, penataan furnitur yang berdekatan dan salah penempatan, kurangnya pencahayaan pada ruangan membuat perilaku pengguna ruang kamar tidak nyaman menjalankan aktivitas, kurang semangat, mengganggu pandangan dan kesehatan serta membuat suasana panas. 3) pada kos Al-Basith pewarnaan ruang kamar sudah tepat sehingga membuat perilaku pengguna ruang kamar kos tenang dan nyaman, akan tetapi penataan furnitur masih kurang sehingga pengguna mengalami kesulitan / kurang nyaman dalam beraktivitas begitu juga dengan harapan mendapatkan pencahayaan yang cukup. Lalu pencahayaan, warna, dan tata layout furnitur merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan visual.</p> Santiko Teguh Pramono Dyah Widi Astuti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-01-30 2024-01-30 160 170 Identifikasi Elemen Arsitektur pada Fasad Bangunan Heritage di Koridor Kampung Batik Kauman https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4019 <p>Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya keberagaman seni dan budaya. Budaya berasal dari sebuah kebiasaan, nilai-nilai kehidupan serta pola kegiatan yang diyakini oleh masyarakat selama mereka tinggal dan menetap. Mereka menggangapnya sebagai bagian penting dari karakter yang dijadikan sebagai warisan untuk penerus yang akan datang. Sebuah kawasan bersejarah sangat mungkin memiliki bangunan peninggalan yang membentuk citra bersejarah pada kawasan tersebut. Salah satu contohnya adalah area Kampung Wisata Batik Kauman, di mana bangunan heritage yang mendominasi berasal dari masa kolonial. Bangunan tersebut seharusnya dijaga dan dijadikan bahan kajian untuk perkembangan arsitektur modern, karena memiliki nilai yang signifikan dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Penilitian bermaksud mempelajari komponen elemen arsitektural yang ada pada fasad bangunan heritage terutama pada koridor Kampung Wisata Batik Kauman terkait bentuk bangunan dan ornamen pendukungnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menguraikan data mengenai bangunan heritage di koridor Kampung Wisata Batik Kauman. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi (merekam objek), dan wawancara dengan pihak yang berhubungan sebagai metode pengumpulan informasi. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar bangunan di koridor Kampung Wisata Batik Kauman memiliki karakteristik sebagai bangunan bersejarah, terutama berbentuk kolonial dengan elemen fasad yang mencolok pada setiap bangunan heritage.</p> Muhammad Alifudin Fauzi Mizan Prabowo Aji Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-01-30 2024-01-30 171 179 Evaluasi Kenyamanan Visual pada Ruang Seminar 1 Gedung J, Kampus UMS https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/4020 <p>Ruang seminar adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, workshop, pelatihan dan kegiatan ilmiah lainnya. Ruang seminar ini memiliki potensi besar untuk menjadi tempat berdiskusi dan berbagi pengetahuan, namun pencahayaan yang kurang memadai sering membuat suasana kurang nyaman. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan pertanyaan mengenai tingkat kenyamanan visual dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kenyamanan visual di Ruang Seminar 1 Gedung J, Kampus UMS. Menggunakan metode deskriptif kuantitatif, peneliti menggunakan observasi, pengukuran langsung, dan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan alami dari jendela-jendela kecil dalam ruangan tidak mencukupi untuk menyediakan pencahayaan yang merata. Selain itu, pencahayaan buatan yang menggunakan lampu neon pendek juga tidak optimal, menciptakan area gelap di beberapa bagian ruangan. Warna dinding yang digunakan juga berpengaruh terhadap penyebaran cahaya. Dari data yang diperoleh, intensitas pencahayaan dalam ruangan belum memenuhi standar SNI yang direkomendasikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan pencahayaan baik dari aspek alami maupun buatan untuk menciptakan kenyamanan visual yang optimal di Ruang Seminar 1 Gedung J.</p> Muhammad Bagus Pamungkas Alpha Fabela Priyatmono Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-01-30 2024-01-30 180 188