Viabilitas Biji Sengon Penyimpanan 6 Bulan dan 23 Tahun

Authors

  • Liliana Baskorowati
  • Dedi Setiadi
  • Mohammad Anis Fauzi

Abstract

Sengon yang banyak dikembangkan oleh masyarakat di Jawa karena cepat tumbuh dan mempunyai pangsa
pasar kayu yang bagus. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan bibit sengon di masyarakat sangat tinggi.
Pembibitan sengon selama ini dilakukan melalui penyemaian biji yang didapat dari tanaman-tamanan sengon
disekitarnya. Untuk menunjang penyediaan bibit, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui viabilitas biji sengon setelah penyimpanan yang lama (23 tahun) dan penyimpanan selama 6
bulan. Penelitian dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan pada bulan Januari sampai Maret 2017. Benih sengon yang digunakan adalah benih sengon
yang dieksplorasi dari 5 provenan (daerah asal) di Wamena dan Jawa untuk uji umur 6 bulan; serta 5
provenan dari Wamena untuk uji umur 23 tahun oleh tim peneliti sengon B2P2PBPTH. Benih sengon
tersebut disimpan di dalam plastik tertutup yang dimasukkan ke dalam botol plastik dan disimpan dalam
DCS (Dry Cold Storage) dengan suhu -5
oC. Pengujian viabilitas benih dilakukan dengan menabur benih
masing masing 25 biji menggunakan petridish, dan jumlah benih yang berekecambah diamati pada hari ke 2.
5 dan 7. Pertumbuhan tinggi semai umur 1 bulan dicatat, untuk mengetahui laju pertumbuhannya. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa perkecambahan maksimal terjadi pada hari ke 7 dan tidak terjadi
penambahan kecambah pada hari ke 9. Kemampuan kecambah sengon dengan lama simpan 6 bulan
menunjukkan perbedaan yang nyata antar provenan dengan nilai F hitung = 3.391 dan P (sig) = 0.000;
sedangkan yang dengan lama simpan 23 tahun tidak berbeda secara nyata antar provenan. Rerata persen
kecambah untuk benih dengan penyimpanan 6 bulan : 81,99% sedangkan dengan penyimpanan 23 tahun :
60,31%. Analisis data pengukuran tinggi semai sengon umur 1 bulan dari benih yang disimpan selama 6
bulan menunjukan perbedaan yang sangat nyata antar provenan; semai sengon dari Elagiama mencapai rerata
tinggi 8.67 cm; pertumbuhan tinggi terendah adalah semai yang berasal dari Wonosobo (5.98 cm). Variasi
pertumbuhan semai sengon umur 1 bulan antar provenan Wamena juga ditunjukkan dari benih sengon yang
sudah disimpan selama 23 tahun. Secara umum benih yang masih baru (disimpan 6 bulan) mempunyai
kemampuan tumbuh yang lebih baik dibandingkan dengan benih yang sudah lama tersimpan (23 tahun). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa biji sengon dapat disimpan di DCS dalam waktu yang lama,
meskipun terjadi penurunan viabilitas.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-05-20