Potensi Jamur Entomopatogen Metarhizium Anisopliae dan Beauvaria Bassiana dalam Pengendalian Populasi Aedes Aegypti (Linnaeus, 1762) Fase Imago

Authors

  • M Melanie
  • Hikmat Kasmara
  • Zelan Dzulhimmatul Aliana
  • Maharani Herawan Ossa Putri

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti dikenal sebagai vektor utama Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia DBD merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi dan menjadi wabah setiap tahun. Cara yang umum dilakukan dengan memutus siklus hidup nyamuk melalui membatasi perkembangbiakan nyamuk serta menggunakan insektisida sintetik sistem aerosol Ultra Low Volume, Fogging, maupun Mist Blower, sebagai contoh bahan dasar insektisida sintetik yang umum digunakan adalah malathion. Pengendalian nyamuk menggunakan insektisida sintetik mempertinggi tingkat resistensi nyamuk sehingga tahan terhadap insektisida juga menimbulkan pencemaran lingkungan. Residu bahan aktif kimia berbahaya terpapar pada pangan dan beresiko toksik terhadap makhluk hidup bukan target. Pengendalian hayati yang menekan efek negatif insektisida sintetik sejauh ini masih belum banyak dikembangkan untuk memutus siklus hidup nyamuk khususnya diaplikasikan terhadap nyamuk dewasa (imago). Musuh alami dari jenis jamur entomopatogen Metarhizium anisopliae dan Beauvaria bassiana sejauh ini diketahui dapat menginfeksi larva nyamuk Ae. Aegypti. Keunggulannya tidak menimbulkan resistensi terhadap nyamuk dan aman bagi manusia. Melalui penelitian ini, potensi infeksi jamur dikembangkan untuk menginfeksi nyamuk Ae. Aegypti fase imago (dewasa) dan melihat potensi penularannya
diantara imago, sehingga dapat secara alami mengendalikan populasi imago di alam. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji hayati (bioassay test), dengan menggunakan imago Ae. aegypti diinfeksi suspensi spora jamur M. anisopliae dan B. bassiana yang terdiri dari 7 taraf pengenceran, yaitu kontrol (0 spora/ml); 10-1; 10-2; 10-3; 10-4; 10-5; 10-6.
Parameter yang diamati jumlah kematian imago selama 48 jam. Selanjutnya, imago Ae.aegypti jantan dan betina yang diinfeksi spora masing-masing jamur pada konsentrasi LC50 48 jam. Parameter yang diamati jumlah persentasi mortalitas penularan imago Ae.aegypti jantan dan betina yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan infeksi jamur M. anisopliae lebih efektif menyebabkan mortalitas imago Ae. aegypti dibandingkan jamur B. bassiana dengan kerapatan spora lebih rendah. Hal ini dilihat dari nilai LC50 48 jam jamur M. anisopliae sebesar 9,28 × 102 spora/ml adapun LC50 48 jam jamur B. bassiana sebesar 1,49 ×105 spora/ml. Kemampuan
penularan terbaik terjadi pada infeksi spora M. anisopliae terhadap Ae. aegypti be-tina dengan persentasi mortalitas sebesar 63% pada 24 jam dan 86% pada 48 jam. Adapun penularan infeksi spora B. bassiana terhadap imago Ae. aegypti betina dengan persentasi mortalitas sebesar 67% pada 24 jam dan 77% pada 48 jam.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2016-05-21