Gambaran Perbedaan Toksisitas Larvasida Kombinasi Ekstrak Daun Sirih dan Ketapang pada Konsentrasi 0,9% dan 1,5%

Authors

  • Destama Einstean Shodiq
  • Endang Setyaningsih

Abstract

Nyamuk berpotensi sebagai vektor penularan berbagai penyakit melalui gigitan. Penyakit yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk seperti malaria, DBD, chikungunya, dan kaki gajah. Penggunaan larvasida sintetik merupakan cara yang banyak digunakan oleh masyarakat ini. Larvasida sintetik yang digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti pencemaran lingkungan dan resistensi terhadap larva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran toksisitas larvasida kombinasi ekstrak daun sirih dan ketapang pada konsentrasi 0,9% dan 1,5%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi (K1 = 0,9%; K2 = 1,5%) dan faktor kedua yaitu perbandingan ekstrak (P1 = 1:1; P2 = 1:2 ; P3 = 2:1). Dalam artikel ini difokuskan pada K2 = 0,9% dan K3 = 1,5% dengan perbandingan ekstrak P1, P2, dan P3. Pada masing-masing perlakuan terdapat 100 ml larutan dengan 10 ekor larva nyamuk. Parameter yang digunakan adalah mortalitas larva yang diamati selama 24 jam. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan toksisitas antara kombinasi ekstrak daun sirih dan daun ketapang pada konsentrasi 0,9% dengan 1,5%. Hal ini terlihat dari hasil mortalitas yang berbeda nyata antara konsentrasi 0,9% dengan 1,5%. Perlakuan dengan mortalitas tertinggi K3P3 sebesar 100% pada menit 1.440, sedangkan mortalitas terendah pada K2P2 sebesar 26,67%. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berbeda nyata antara konsentrasi 0,9% dan 1,5%.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-10-12