Seorang Anak Laki-Laki Usia 1 Tahun Sindrom Down dengan Hipotiroid Kongenital Suspek Bronkitis : Laporan Kasus
Abstract
KEMENKES tahun 2019 melaporkan kasus sindrom down di Indonesia meningkat. Hasil riset dilakukan pada tahun 2010 pada anak 24–59 bulan,kasus sindrom down sebesar 0,12%, tahun 2013 meningkat 0,13% dan tahun 2018 menjadi 0,21%. Sindrom down memiliki rongga hidung yang kecil sehingga sulit untuk melawan penyakit infeksi. Selain itu,memiliki klinis kelemahan otot, gambaran wajah datar,bentuk mata keatas,bentuk kuping abnormal, satu garis horizontal telapak tangan, kelenturan sendiri yang berlebihan,jari kelingking terdapat satu sendi, lipatan pada ujung mata, jarak berlebihan antara jempol dan jari telunjuk kaki disertai ukuran lidah yang tidak sebanding dengan mulut. Laporan Kasus:Seorang anak laki-laki umur 1 tahun 1 bulan 9 hari di bawa ke UGD RSUD dr.Sayidiman Magetan dengan keluhan batuk berdahak dan demam terus menerus pada pagi hari lalu sesak pada sore harinya dan dikonsulkan ke bagian Ilmu Kesehatan Anak, diagnosis sindrom down dengan hipotiroid kongenital dan suspek bronkitis, rencana dilakukan pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan foto thorax.Hasil pemeriksaan fisik didapatkan retraksi subcostal, ruam kemerahan pada tangan dan kaki serta ronki pada kedua lapang paru,pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan TSH.Kesimpulan:sindrom down dengan hipotiroid kongenital menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.Pemeriksaan dini penting untuk menghindari keterlambatan diagnosis dan intervensi.