Tinjauan Aspek Klinis Leptospirosis
Abstract
Leptospirosis adalah suatu penyakit akibat infeksi dari bakteri Leptospira. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan hewan seperti anjing, kucing dan babi. Leptospirosis sering ditemukan pada wilayah tropis dan subtropis terutama pada musim penghujan. Dilaporkan pada tahun 2019, sebanyak 920 kasus leptospirosis terjadi di Indonesia dan terdapat 122 kasus kematian. Gejala yang ditimbulkan cukup bervariasi, seperti nyeri pada kepala, nyeri otot betis, nyeri otot paha, demam hingga terjadinya perdarahan subkonjungtiva pada kedua mata penderita, hepatomegali serta ikterik. Pemeriksaan penunjang leptospirosis dapat dilakukan dengan Microscopic Agglutination test, Poly Chain Reaction, dan Rapid Diagnostic Test. Terapi yang dapat diberikan berupa terapi antibiotik dan terapi suportif. Apabila leptospirosis tidak ditangani dengan segera, akan menimbulkan komplikasi yaitu syok, perdarahan masif, dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang merupakan penyebab utama kematian pada leptospirosis. Prognosis pada leptospirosis umumnya baik dan dapat sembuh secara total. Namun beberapa pemulihan pasien dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran aspek klinis mengenai penyakit leptospirosis pada manusia. Pencegahan leptospirosis perlu dilakukan secara dini agar tidak menimbulkan komplikasi hingga kematian.