Temuan Klinis pada Bayi dengan Meningoensefalitis
Abstract
Temuan klinis berperan penting dalam menegakkan diagnosis meningoensefalitis mengingat morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Insiden terjadinya mencapai 3-5 per 100.000 orang setiap tahunnya dan hamper setengahnya meninggal meski telah mendapatkan penanganan maksimal. Manifestasi klinis yang ditemukan pada kasus meningoensefalitis dapat bervariasi. Tidak ada satu gejala pun yang khas ditemukan pada kasus meningoensefalitis. Beberapa kasus meningoensefalitis memiliki gejala meningitis yang berhubungan dengan usia, seperti pada bayi gejala yang timbul dapat berupa demam, iritabel, letargi, malas minum, dan high-pitched-cry. Sedangkan, gejala klasik ensefalitis yang dapat ditemukan, antara lain demam mendadak tinggi sampai hiperpireksia, penurunan kesadaran dengan cepat, nyeri kepala, ensefalopati, dan kejang. kejang dapat bersifat umum atau fokal, dapat pula berbentuk status konvulsivus. Dapat ditemukan sejak awal atau kemudian dalam perjalanan penyakitnya. Hasil pemeriksaan fisik dapat ditemukan iritabilitas atau penurunan kesadaran, UUB menonjol, tanda rangsang meningeal, tanda peningkatan TIK, serta tanda infeksi. Kasus ini menggambarkan temuan klinis meningoensefalitis pada bayi perempuan usia 1 bulan dengan keluhan utama kejang yang didahului demam serta riwayat ibu demam tinggi saat kehamilan diakui. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun-ubun cembung, sklera ikterik, dan kaku leher. Pada pemeriksaan penunjang serologi IgG CMV positif.