Leptospirosis dengan Gagal Ginjal Akut pada Laki-Laki 82 Tahun: A Case Report
Abstract
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang ditransmisikan baik secara langsung ataupun tidak langsung dari binatang ke manusia (zoonosis) yang ditularkan melalui tikus. Leptospirosis merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah jika tidak dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Penyakit ini ditandai, demam tinggi, menggigil, mual, diare, bahkan penurunan kesadaran dapat disertai nyeri kepala daerah frontal, nyeri otot betis, paha, pinggang terutama saat ditekan. Conjuntival injection dan conjungtival suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomonik untuk leptospirosis. Seorang laki-laki usia 82 tahun datang ke igd dengan keluhan demam dengan suhu 40,4o sejak 3 hari demam naik turun dan menurun apabila diberi obat demam, pada malam hari demam kembali tinggi, badan terasa panas dingin. Mual dan muntah 3x dalam sehari. Satu minggu SMRS lemas, mulai mual, nafsu makan berkurang, batuk kering, dan pilek. Pusing (-), nyeri otot (-). Pemeriksaann hematologi adanya peningkatan leukosit 16.97, netrofil 89.8 dan penurunan pada eritrosit 4.13, hemoglobin 11.3. Pada pemeriksaan kimia klinik didapatkan peningkatan ureum 212 dan kreatin 7.2 Pemeriksaan IgM Leptospirosis didapatkan hasil yaitu positif. Rontgen Thorax PA didapatkan infiltrate paracardial bilateral dan CTR > 0.56 kesan bronkopneumonia dengan kardiomegali. Pasien didiagnosis Leptospirosis (Weil disease), AKI, dan Bronkopneumonia. Pasien mendapat terapi Infus Nacl 0,9% 16 tpm, ceftriaxone 2gram/12 jam IV, sanmol 1gram/8 jam IV, levofloxacin 500 mg/hari IV selama 3 hari, omeprazole 1fl/12jam IV, Ondansetron 8mg/12 jam IV, asetilsistein 500mg/8jam IV, methylprednisolone 31,25mg/12 jam asam folat 1mg 2 x 1 peroral, natrium bicarbonate 500mg 3x1 peroral, episan 3x1 peroral.