Pengaruh Ekstrak Etanolik Daun Kelor terhadap Gambaran Histopatologi Paru pada Tikus Wistar Model Sindrom Metabolik Terinduksi
Abstract
(Pendahuluan) Penampakan histopatologi paru seperti diameter alveolar dan ketebalan septum interalveolaris dapat menjadi indikator inflamasi pada sindrom metabolik (SM). Daun kelor diketahui memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi pada paru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak etanolik daun kelor dalam memperbaiki penampakan histopatologi paru tikus Wistar model SM terinduksi. (Metode) Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan post-test only control group design dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian berupa tikus Wistar jantan sebanyak 30 ekor yang terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu: KN (kelompok normal), K- (kelompok yang dibuat model SM tanpa perlakuan), KPI, KPII, dan KPIII (kelompok perlakuan).(Hasil) Diameter alveolar terlebar terdapat pada KP II (31.67 ± 1.22 μm) sedangkan yang terkecil ditemukan pada KPI (19.05 ± 1.27 μm). Septum interalveolaris paling tebal terdapat pada Ksebesar (28,02 ± 7,19) μm sedangkan paling tipis pada KPIII sebesar (9,13 ± 0,34 μm). Uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara KN dibandingkan dengan K- dan KPI, serta antara Kdibandingkan dengan KPI, KPII, dan KPIII. Uji korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan antara variasi dosis dengan ketebalan perbaikan penampakan histopatologi paru. (Kesimpulan) Ekstrak etanolik daun kelor mampu memperbaiki penampakan histopatologi paru tikus Wistar model SM terinduksi secara signifikan.