Pasien Bronkopneumonia dengan PPOK Eksaserbasi Akut: Laporan Kasus

Authors

  • Rinika Nusroh Iliya Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • M Musdalifah RSUD Kabupaten Karanganyar
    Indonesia

Abstract

Bronkopneumonia merupakan suatu peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus maupun bronkiolus dengan adanya bercak. Eksaserbasi sering terjadi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK merupakan salah satu komorbiditas paling umum pada pneumonia, terjadi pada 30% pasien yang memerlukan rawat inap, dan hingga 50% kasus dengan pneumonia berat yang memerlukan masuk ke Unit Perawatan Intensif (ICU). Keluhan utama pasien yaitu sesak nafas disertai batuk dan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mulut tampak setengah terkatup mencucu, thorax memiliki bentuk barrel chest, inspeksi didapatkan ekspirasi yang memanjang, pelebaran sela iga dan penggunaan otot bantu, palpasi didapatkan vocal fremitus kanan kiri menurun, pada perkusi didapatkan hipersonor +/+ dan auskultasi didapatkan suara ronkhi -/-, vesicular +/+, wheezing +/+. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan adanya infiltrat di parahilar dan paracardial pulmo dextra, bentuk amorf, batas tak tegas. Pasien diberi terapi oksigen 5 lpm via nasal kanul, Nebu Combivent + Pulmicort /8 jam, infus Futrolit 20 tpm + Bicombin drip /24jam, injeksi Ceftriaxon 2gr/24 jam, injeksi Solvinex 1A/8jam, injeksi NAC 5000mg /24 jam, injeksi MethylPrednisolon 62.5 mg/12 jam, Injeksi Omeprazol /12 jam, Oral Azitromisin 500 mg 1x1, Digoxin 0,25 tab 1x1, Furosemid tab 40 mg 1x1 selama 9 hari. Pasien pulang di hari ke-9.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-06-13