Kasus Disfungsi Tuba Eustachius Rekuren: Laporan Kasus dan Tinjauan Literatur Faktor Risiko pada Jenis Kelamin Wanita

Authors

  • Syahrun El Mubaraq Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Iwan Setiawan Adji RSUD Kabupaten Karanganyar
    Indonesia
  • Yustika Nurani Wijaya Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Farha Nabila Widoningrum Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Viorent Firdausy Fitrian Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Tuba eustachius merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring yang memiliki fungsi ventilasi, drainase, dan perlindungan pada telinga tengah. Disfungsi tuba ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi tersebut dan memicu penyakit yang lebih berat. Analisis rekam medis menunjukkan kecenderungan ETD lebih umum pada wanita. Sebagai ilustrasi, kami melaporkan kasus disfungsi tuba eustachius (ETD) yang terjadi berulang pada seorang wanita yang tidak merespon dengan baik pengobatan yang diberikan. Kemudian tinjauan literatur kami lakukan untuk menganalisis fenomena prevalensi ETD yang lebih tinggi pada wanita dan mencari faktor-faktor serta mekanisme yang mendasarinya. Penelusuran literatur dilakukan melalui database dan search engine Google Scholar serta PubMed menggunakan kata kunci "tuba eustachius, disfungsi tuba eustachius, prevalensi, insidensi, faktor risiko, dan wanita." Kami menemukan bahwa perbedaan anatomi antara jenis kelamin tidak signifikan sebagai faktor risiko ETD. Namun faktor hormonal khususnya hormon estrogen mungkin memainkan peran penting dalam kejadian ETD pada wanita, terutama selama kehamilan. Hormon estrogen cenderung menyebabkan edema dan retensi cairan yang memengaruhi mukosa tuba eustachius.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-06-13