Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Problem Solving berbasis Budaya Melayu
Abstract
Permasalahan dalam pembelajaran matematika saat ini adalah hasil belajar matematika siswa masih rendah, hal tersebut disebabkan siswa kurang mampu memahami konsep dan pemecahan masalah matematika. Lingkungan sosial budaya dalam matematika dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dalam pembelajaran matematika. Proses Pembelajaran matematika mestinya dikaitkan dengan lingkungan sosial budaya siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu yang valid, praktis dan efektif?. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu (PSB2M) yang valid, praktis dan efektif pada pokok bahasan bangun datar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Tjeerd Plomp dengan memperhatikan tiga aspek kualitas material yang dikemukakan Nieveen yaitu aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bunga Raya Kabupaten Siak. Hasil dari penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Budaya Melayu (PSB2M) tentang bangun Datar yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, dan perangkat pembelajaran sebagai pendukung penerapan Model Pembelajaran Matematika Problem Solving Berbasis Budaya Melayu dalam materi Bangun Datar dan Perangkat pembelajaran matematika tersebut adalah; rencana pelaksanaan pembelajaran, buku siswa, buku guru, lembar kegiatan siswa, dan tes hasil belajar. Perangkat-perangkat tersebut memenuhi kriteria valid dan hasil uji coba menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat mendukung penerapan model pembelajaran terlaksana secara praktis dan efektif. Tingkat kevalidan model pembelajaran problem solving berbasis budaya melayu beserta seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan termasuk kategori valid. Tingkat kepraktisan model pembelajaran problem solving berbasis budaya melayu beserta seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk kategori sedang. Ketercapaian keefektifan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu disimpulkan berdasarkan persentase banyak siswa yang memiliki tingkat penguasaan minimal tinggi dan sangat tinggi adalah 80% dari 30 siswa yang mengikuti tes. Persentase ini menunjukkan dari ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal, persentasi waktu ideal untuk setiap kategori aktivitas siswa dan guru sudah dipenuhi, rata-rata nilai kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 3,5 termasuk dalam kategori baik. Respon siswa terhadap lingkungan sosial budaya melayu dan kegiatan proses pembelajaran adalah positif.