Pengaruh Waktu Ekstraksi Antosianin dari Biji Alpukat (Persea Americana) sebagai Pewarna Alami
Abstract
Kebutuhan zat pewarna saat ini sudah semakin banyak, sehingga zat warna yang dulunya diperoleh dari bahan-bahan alami, seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan, mulai disubstitusi dengan pewarna sintetis agar dapat menekan biaya produksi. Namun selain berbahaya dari segi kesehatan apabila digunakan di industri pangan, zat pewarna sintesis yang digunakan di berbagaimacam jenis industri termasuk tekstil juga dapat memberi dampak buruk bagi lingkungan. Maka bahan baku alami seperti biji buah alpukat masih diperlukan untuk menghasilkan zat warna yang alami serta ramah lingkungan, namun tetap menerapkan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu ekstraksi dan perbandingan konsentrasi pelarut terhadap konsentrasi antosianin terekstrak dan mencari kondisi yang relatif baik pada proses uji warna antosianin dengan variable waktu ekstraksi dan perbandingan konsentrasi pelarut. Penelitian telah dilakukan melalui 3 (tiga) tahap yaitu: (i) mengekstraksi antosianin, (ii) memisahkan ekstrak antosianin dengan pelarut, (iii) mewarnai kain dengan ekstrak antosianin yang lebih pekat, (iv) pengujian zat warna antosianin dengan mencucinya dengan deterjen. Analisis konsentrasi antosianin terlarut dilakukan dengan Spektrofotometer UV-Visible untuk mengetahui banyak antosianin yang terlarut dalam larutan deterjen saat dilakukan pencucian kain yang telah diwarnai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa percobaan dengan waktu ekstraksi 150 menit dan perbandingan konsentrasi pelarut 1:13 menghasilkan ekstrak antosianin terbesar yaitu 0,10002 ml antosianin/ml pelarut.