Identifikasi Teknologi, Ruang dan Estetika: Studi Kasus Gedung Pusat Konservasi Alam

Authors

  • Adib Azhara Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Q Qomarun Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

Abstract

Penelitian ini mengangkat permasalahan keanekaragaman hayati di Indonesia, yang menghadapi ancaman serius terutama dalam bentuk kehilangan spesies flora dan fauna. Data dari IUCN Red List menunjukkan bahwa lebih dari 42.100 spesies di dunia terancam punah, dengan Indonesia menempati peringkat keempat dengan 2.282 spesies terancam punah. Faktor penyebab utama termasuk aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dan perburuan liar, serta dampak perubahan iklim dan spesies asing invasif. Penelitian ini menekankan urgensi pembentukan tempat konservasi sebagai upaya melindungi keanekaragaman hayati, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam pelestarian alam. Adanya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya juga menjadi dasar hukum yang mendukung upaya konservasi. Sebagai inspirasi, penelitian ini merujuk pada pusat konservasi global seperti The IUCN Conservation Centre di Switzerland dan Nong Fab LNG Receiving Terminal di Thailand. Dengan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan dari kedua preseden tersebut, penelitian ini menyoroti kebutuhan esensial yang harus dipenuhi oleh bangunan pusat konservasi untuk memberikan dampak maksimal dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-06-26