Penerapan Teori Carr (1995) pada Kualitas Ruang Publik Studi Kasus Alun-Alun Karanganyar
Abstract
Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Jawa, sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap ruang terbuka publik yang mencakup berbagai macam kegiatan dari kegiatan berniaga hingga kegiatan administrasi Kawasan (Carmona, et al, 2003), begitu juga dengan keberadaan Alun-alun Karanganyar. Seiring dengan perkembangan, perubahan fisik ruang terbuka publik sekarang menjadi suatu bentuk kebutuhan gaya hidup di wilayah/kawasan tertentu. Hal ini juga memicu perkembangan pedagang kaki lima (PKL) yang terlihat mencolok di area Alun-alun Karanganyar. Disamping sisi positif berupa aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat, timbul permasalahan berlanjut berupa eksternalisasi lingkungan fisik dan sosial pada ruang terbuka publik. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh pola aktivitas Pedagang Kaki Lima (PKL) terhadap kualitas ruang publik Alun-alun Karanganyar. Hal itu penting dikaji dan dievaluasi agar dapat menilai serta merekomendasi strategi pengembangan, terutama penataan PKL sebagai bentuk respon memenuhi kebutuhan masyarakat Karanganyar sebagai ruang publik yang berkualitas agar fungsi alun-alun dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini berdasarkan setting fisik di Alun-alun Karanganyar menggunakan metode kualitatif rasionalistik dengan teori Carr (1995) dan Behavior Mapping. Waktu penelitian dilaksanakan pada Pagi, Siang, Sore, dan Malam baik di hari kerja (weekday) maupun akhir pekan (weekend). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada kesinambungan antara pola aktivitas PKL terhadap kualitas ruang public di Alun-alun Karanganyar.