Implementasi Konsep Arsitektur Neo-Vernakular Jawa pada Perancangan Ballroom di Kawasan Kebun Kopi Salatiga
Abstract
Berdasarkan situs indonesia.go.id, sensus BPS tahun 2010 menyatakan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, dengan total 1.340 suku bangsa di Nusantara. Salah satunya adalah Suku Jawa yang berada di Jawa Tengah. Di tengah gaya modern yang mendominasi dalam berbagai aspek, terutama dalam bidang arsitektur, seni dan budaya Jawa perlu dilestarikan sebagai bagian integral dari kekayaan budaya Indonesia. Penyediaan fasilitas seperti ballroom dengan konsep Arsitektur Neo-Vernakular Jawa dapat digunakan untuk menggambarkan esensi budaya lokal melalui penggabungan unsur-unsur tradisional dengan konsep arsitektur modern. Pendekatan Arsitektur neo-vernakular dalam perencanaan ballroom ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang tidak hanya mendukung kegiatan sosial, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan serta melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk oleh tradisi atau arsitektur nusantara di Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui proses pengumpulan data primer dan sekunder, mengolah dan menyajikan data, menganalisis data untuk merumuskan konsep desain, dan menyimpulkan konsep yang akan diterapkan dalam perancangan. Arsitektur neo-vernakular dalam konteks ini lebih menekankan pada aspek visual bangunan daripada mengikuti prinsip arsitektur vernakular atau modern. Sebaliknya, pendekatan ini mengintegrasikan elemen budaya dan tradisional arsitektur vernakular dengan teknologi arsitektur modern ke dalam menciptakan karya baru.