Pengelolaan Sampah Berbasis Peran Serta Masyarakat di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo
Abstract
Permasalahan tentang sampah tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan, di pedesaan sampah sudah menjadi
persoalan yang kompleks juga. Salah satunya adalah di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Limbah dari
rumah tangga selalu dibuang ke sungai, sehingga saat ini di desa jarang ditemui sungai yang bersih tanpa sampah. Timbulan
sampah yang dibuang ke sungai ini menjadi persoalan yang serius di Desa Kalibeber karena menyebabkan sungai menjadi
kotor.
Dengan jumlah penduduk Desa Kalibeber yang berjumlah 10.254 jiwa, maka dihasilkan 4.101,6 kg timbulan
sampah setiap hari. Timbulan sampah yang tidak ditangani dengan baik menimbulkan dampak langsung diantaranya adalah
berbagai penyakit seperti penyakit diare, penyakit kulit serta gangguan pernafasan. Sedangkan dampak tidak langsungnya
adalah bahaya banjir. Arus air sungai akan terhambat karena terhalang timbunan sampah yang ada di sungai. Kompleksitas
permasalahan persampahan semakin meningkat seiring dengan perkembangan Desa Kalibeber, sehingga perlu mengkaji
model pengelolaan sampah di Desa Kalibeber.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi jenis dan volume sampah (2) Mengkaji bagaimana pengolahan
sampah dan (3) Mengkaji model pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah,
Wonosobo. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud mendeskripsikan suatu fenomena.
Pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi, kelompok diskusi terfokus, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sampah organik meliputi sisa memasak, sisa makanan, kulit buah, sayur- mayur, daun, ampas kelapa, jerami, dan lain-lain. Sampah anorganik yaitu kertas, kardus, duplek, gelas/botol plastik,
kantong plastik, plastik bekas bungkus makanan, bekas sabun, mie, snack, bekas pestisida, kaca, gelas/botol kaca, besi, silet,
pembalut, dan lain-lain. Rata-rata volume sampah yang timbul tiap harinya mencapai 265,8 kg sampah organik, 1.010,4 kg
sampah anorganik dan 88,6 sampah residu. Pengolahan sampah organik dengan teknik pengomposan/komposting. Proses
pengomposan memakai laktomanyon atau bakteri pengurai. Sampah anorganik dikumpulkan di bank sampah dan didaur
ulang menjadi kerajinan tangan. Model pengelolaan sampah terpadu di Desa Kalibeber meliputi 5 aspek yaitu aspek
operasional, aspek lembaga/organisasi, aspek peran serta masyarakat, aspek pembiayaan dan aspek peraturan.
Kata kunci: pengelolaan sampah, peran serta masyarakat.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Sri Wahyuning, S Sunarto, W Wiryanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.