Keragaman Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) yang digunakan di 6 Etnis di Indonesia berdasarkan Penanda Molekular ISSR
Abstract
Data pengetahuan etnofarmakologi, tumbuhan obat dan ramuan obat tradisional pada 209 etnis di Indonesia telah diperoleh dari penelitian Ristoja (Riset Tumbuhan Obat dan Jamu) pada tahun 2012. Penelitian lanjutan Ristoja dilakukan pada tumbuhan yang paling banyak digunakan diseluruh etnis sekaligus sebagai penyusun ramuan anti kanker dan anti malaria, termasuk diantaranya adalah sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.). Salah satu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keragaman genetik sambung nyawa yang digunakan dalam ramuan obat tradisional pada 6 etnis di Indonesia berdasarkan penanda molekular Inter-simple Sequence Repeats (ISSR). Empat primer ISSR terpilih digunakan untuk amplifikasi masing- masing aksesi dan menghasilkan sebanyak 25 fragmen DNA dengan tingkat polimorfisme sebesar 92%. Indeks Similaritas Dice digunakan untuk perhitungan nilai similaritas antar aksesi sambung nyawa. Penyusunan dendrogram berdasarkan UPGMA. Enam aksesi sambung nyawa terbagi menjadi dua klaster dengan nilai indeks similaritas 39,68%. Aksesi sambung nyawa asal etnis Kaidipang (Sulawesi Utara) dan Togutil (Maluku Utara) mempunyai kemiripan tertinggi sebesar 96%.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Dyah Subositi, Nina Kurnianingrum, Slamet Wahyono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.