Pertumbuhan Kepel (Stelechocarpus Burahol (Blume) Hook & Thomson) dari Dua Populasi di Mangunan, Bantul
Abstract
Kepel merupakan tumbuhan yang tersebar secara alami di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kepel ditetapkan sebagai Flora Identitas Provinsi. Pohon kepel memiliki banyak manfaat. Secara tradisional, buah kepel digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti penghilang bau badan, alat kontrasepsi maupun untuk mencegah radang ginjal. Selain itu, bagian kayu kepel juga dapat dapat digunakan sebagai perkakas rumah tangga. Meskipun memiliki banyak kegunaan, tanaman kepel tidak terlalu diminati masyarakat untuk di tanam sehingga populasinya saat ini cukup terbatas. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta telah melakukan upaya penyelamatan jenis ini dengan membangun Kebun Konservasi Ex-situ Kepel di Mangunan, Bantul. Pembangunan plot konservasi ex-situ kepel bertujuan untuk mencegah jenis ini dari kepunahan. Penanaman dilakukan sesuai dengan kaidah Konservasi, yaitu satu populasi dipisahkan dengan populasi lainnya untuk menjaga kemurnian masing masing populasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perrtumbuhan Kepel dari dua populasi di Mangunan, Bantul. Hasil memperlihatkan bahwa persen hidup tanaman berkisar antara 23-25 %. untuk parameter lain seperti tinggi, diameter, tinggi bebas cabang, jumlah cabang utama dan jumlah ranting cukup bervariasi. Secara umum, kepel yang berasal dari Karanganyar mempunyai pertumbuhan lebih baik daripada kepel dari Magelang, Jawa Tengah.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Ar Fiani, Y Yuliah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.