Pengaruh Blended Learning Berbasis Scaffolding terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika
Abstract
Substansi genetika merupakan salah satu konsep yang dianggap sulit oleh mahasiswa. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar mahasiswa. Sifat konsep yang abstrak dan terbatasnya waktu perkuliahan diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. Pendekatan pembelajaran scaffolding diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar karena memungkinkan mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya dengan adanya bantuan dosen secara bertahap. Pembelajaran scaffolding dapat diaplikasikan melalui blended learning. Pembelajaran ini mengkombinasikan (blended) perkuliahan formal di kelas dengan pembelajaran virtual class yang diakses melalui internet dengan memanfaatkan fasilitas komputer, leptop dan smartphone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh blended learning terhadap hasil belajar mahasiswa pada konsep substansi genetika. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap blended learning. Perangkat pembelajaran blended learning dikembangkan dengan menggunakan software Moodle. Subjek penelitian adalah 85 mahasiswa yang mengontrak mata kuliah biologi umum pada semester Ganjil, tahun ajaran 2015/ 2016. Scaffolding diberikan dalam bentuk video dan Lembar Kerja Mahasiswa melalui virtual class pada web bioedu-untirta. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan desain one group pretest-postest. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa adalah soal tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap blended learning, digunakan lembar angket. Data hasil belajar mahasiswa diolah dengan menggunakan software SPSS. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes adalah 59,2, sedangkan rata-rata nilai postes adalah 76,0. Sebagian besar mahasiswa (43%), memiliki hasil belajar yang berada pada kategori baik. Hasil uji t menunjukkan bahwa blended learning berbasis scaffolding berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa pada konsep substansi genetika dengan signifikansi 0,0001. Hasil pengolahan angket menunjukkan bahwa blended learning dianggap membantu mahasiswa memahami konsep substansi genetika. Bentuk scaffolding yang dianggap paling membantu adalah video animasi tentang proses replikasi dan sintesis protein. Permasalahan yang ditemui mahasiswa dalam blended learning antara lain sulitnya melakukan log-in pada saat mengakses virtual class.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Dewi Murni, Siti Romlah Noer Hodijah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.