Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs
<p>Proceeding Title: <strong>Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)<br /></strong>Organizer: Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta<br />ISSN (Print): <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1462257813" target="_blank" rel="noopener">2527-533X</a><br />ISSN (Online): <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1565229174" target="_blank" rel="noopener">2685-8770</a><br />INDEXED: <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/26810" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a></p> <p><a href="http://snpbs.ums.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS)</a> adalah Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.</p>Universitas Muhammadiyah Surakartaen-USProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)2527-533XArah Pendidikan IPA Masa Kini: Stem Education for Sustainability Development
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1731
<p>Pendidikan IPA saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, utamanya karena selain memberikan pengetahuan tentang sains, Pendidikan IPA juga harus memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan kondisi lingkungan alam semesta serta mendukung pencapaian tujuan dunia, yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). Ada 17 tujuan yang dipromosikan oleh Badan Dunia PBB melalui UNESCO dalam dokumen SDGs diantaranya adalah menghilangkan kemiskinan dan kelaparan, hidup dengan air bersih, terjaganya kehidupan bawah laut, terjaganya stabilitas ekonomi, dan meningkatnya kualitas Pendidikan. Education for Sustainability Development (ESD) merupakan framework Pendidikan untuk mencapai SDGs yang mengakomodasi akselerasi pencapaian SDGs, yaitu mencakup perbaikan lingkungan hidup, kondisi social dan kesehatan, serta kesejahteraan masyarakat. Dengan framework ESD, Pendidikan IPA diarahkan untuk tujuan tersebut melalui upaya membangun keterampilan abad 21 yang mencakup keterampilan berpikir kritir, kreatif, keterampilan berkomunikasi serta berkolaborasi. Pendekatan Pembelajaran STEM yang saat ini sedang dipopulerkan di banyak negara memberikan percepatan terhadap harapan terwujudnya kedamaian ketertiban dan kesejahteraan dunia dengan penerapan framework ESD. Dengan Pembelajaran STEM ESD, siswa kita tidak hanya belajar tentang bagaimana sains dan matematika digunakan untuk membangun teknologi, namun lebih jauh dapat membangun kesadaran serta keterampilan dan keahlian siswa bagaimana membangun teknologi tanpa mengabaikan lingkungan hidup, tanpa mengabaikan sendi2 kehidupan bermasyarakat, serta memprioritaskan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini harus dimulai dari membangunkan terlebih dahulu guru- guru IPA. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa umumnya guru IPA masih belum memiliki persepsi yang sama terhadap pembelajaran STEM dan STEM-ESD. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa strata Pendidikan sangat memberikan kontribusi terhadap pemaknaan guru IPA terkait STEM-ESD. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas guru-guru IPA melalui pelatihan ataupun studi lanjut ke jenjang lebih tinggi S2 dan S3, sangat direkomendasikan.</p>Anna Permanasari
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-1511Pembelajaran Biologi Molekular dan Bioteknologi dalam Konsep Merdeka Belajar
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1732
<p>Pendidikan merupakan kebutuhan dasar umat manusia. Setiap insan yang dilahirkan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Proses pendidikan mencakup 4 pilar pembelajaran, yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Keempat pilar tersebut memiliki aspek yang sangat luas untuk dapat diterapkan. Salah satunya, dikaitkan dalam pembelajaran IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) bidang Biologi, khususnya mata pelajaran Biologi Molekuler dan Bioteknologi. Selain itu, pembelajaran dapat dikaitkan dengan tingkatan (leveling) peserta didik, dari tingkat Pra Sekolah (Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak), Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau sederajad, Sekolah Menengah atas atau sederajad, hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan dan pembelajaran perlu menyesuaikan perkembangan jaman, dengan tantangan masing-masing jaman yang berbeda, khususnya terkait IPTEK. Dalam paparan topik ini, akan diulas lebih jauh tentang pembelajaran Biologi Molekuler dan Bioteknologi dalam konsep Merdeka Belajar, yang dikaitkan dengan tingkatan peserta didik. Dalam rangka mengikuti, mengisi dan mengantisipasi perkembangan jaman terkini hingga berikutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menerapkan program Merdeka Belajar. Beberapa konsep tentang program Merdeka Belajar, antara lain arah kebijakan yang meliputi pengembangan literasi, numerasi dan karakter siswa. Selain itu, pelaksanaan proses pendidikan menjadi lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang lebih inovatif. Diharapkan dengan konsep Merdeka Belajar, guru dan peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, hingga tercapai tujuan pendidikan maupun pembelajaran secara optimum, serta dilaksanakan secara lebih membahagiakan, termasuk didalamnya pembelajaran untuk mata pelajaran Biologi Molekuler dan Bioteknolgi.</p>Rarastoeti Pratiwi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-1522Lichen dalam Perspekstif Perkembangan Penelitian Biologi di Masa Kini dan Nanti
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1733
<p>Lichen atau yang biasa diistilahkan dengan lumut kerak adalah organisme simbiosis antara alga dan jamur (fungi). Dinamakan lumut kerak karena tubuh menyerupai lumut dan tumbuh mengerak (menempel sangat erat) pada substrat. Lichen merupakan kelompok tumbuhan rendah yang saling bersimbiosis yang dinamakan symbiont. Bagian alga dinamakan photobiont merupakan bagian yang mempu melakukan proses fotosintesis sedangkan jamur dinamakan mycobiont, merupakan bagian yang memberikan perlindungan dan bentuk tubuh lichen. Tubuh lichen masih sangat sederhana sehingga diistilahkankan dengan thalus. Thalus ini menempel pada substrat yang menjadi tempat hidupnya, beberapa jenis substrat tersebut misalnya bebatuan, beton, tanah yang keras dan pohon.</p>Efri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15312Conservation and Sustainability of Sowang Plant: Does Folk Taxonomy Play an Important Role?
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1734
<p>Sowang (Xanthostemon novoguineensis Valeton) plays an important role in supporting the life of local communities in Papua. Sowang, the endemic plant from Papua Province, Indonesia, has faced the high issues related to land conversion, forest burning, and logging, where this plant can be found in Cyclops mountain. This paper gives the information on the important role of folk taxonomy, which is associated with the sustainability of Sowang in their natural habitat. The study of folk taxonomy plays a significant role in identifying Sowang in their natural habitat by the local communities. Furthermore, the exploration of this study in the field can be conducted to understand the function, distribution and population in their natural habitat. After that, the strategies for protecting this plant can be implemented, involving governments, researchers and local communities. Further studies associated with the folk taxonomy should be implemented for the conservation of Sowang for the sustainabilityof this plant in Papua.</p>Raynard Christianson Sanito
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-151319Analisis Spasio-Temporal Kasus Covid-19 di Indonesia Tahun 2020
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1735
<p>Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menekan laju peningkatan kasus Coronavirus disease (COVID-19). Variasi respon berbagai pihak dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut berdampak pada beragamnya dinamika kasus COVID-19 diberbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola distribusi spasial dan mendeteksi kluster spasial kasus COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia pada periode Maret hingga Desember 2020. Analisis data menggunakan pendekatan analisis spasio-temporal. Selama tahun 2020, kecenderungan jumlah total kasus COVID-19 dan jumlah pasien sembuh meningkat di 28 provinsi, jumlah pasien meninggal meningkat di 16 provinsi, recovery rate (RR) meningkat di 18 provinsi, dan case fatality rate (CFR) meningkat di satu provinsi sedangkan di enam provinsi lainnya mengalami penurunan (99% confidence). Kluster temporal jumlah kasus COVID-19 dan pasien sembuh untuk kategori sedang terdeteksi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sedangkan untuk kategori tinggi terdeteksi di DKI Jakarta. Kluster temporal pasien meninggal untuk kategori sedang terdeteksi di Jawa Tengah dan DKI Jakarta sedangkan untuk kategori tinggi terdeteksi di Jawa Timur. Evaluasi penanganan kasus COVID-19 ditingkat nasional maupun provinsi perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan efektifitas upaya penanganan. Pendekatan epidemiologi spasial dalam penanganan COVID-19 perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga perkembangan kasus COVID-19 dapat terpantau.</p>Afi Nursafingi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-152025Kadar Prolin dan Indeks Toleransi Pinak Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Hasil Kultur Jaringan di PTPN VII Cinta Manis pada Cekaman Kekeringan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1738
<p>PTPN VII Cinta Manis merupakan industri perkebunan tebu yang menerapkan teknik kultur jaringan. Teknik ini diterapkanuntuk memperbanyak bibit yang toleran terhadap gulma, namun permasalahan abiotik seperti kekeringan belum diperhatikan.Cekaman kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air dalam tanah minim untuk pertumbuhan dan perkembangantanaman. Tanaman memiliki mekanisme khusus menghadapi cekaman kekeringan dengan mengakumulasi prolin.Tujuanpenelitian adalah ini untuk mengevaluasi kadar prolin pada tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekamankekeringan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu penyiraman 1 hari sekali (kadar air tanah 53%), 5hari sekali (kadar air tanah 28%), 10 hari sekali (kadar air tanah 18%), dan 15 hari sekali (kadar air tanah 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi perlakuan cekaman yang diberikan dan kadar air tanah yang rendah menyebabkan akumulasi prolin makin meningkat. Kadar prolin dengan perlakuan penyiraman 1 hari sekali, 5 hari sekali, 10 hari sekali, dan 15 hari sekali berturut-turut 82,4 µmol/g, 104,7 µmol/g, 119,4 µmol/g, dan 136,5 µmol/g. Indeks toleransi tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekaman kekeringan berturut-turut 104%, 108% 111%, semuanya di atas 100% dan lebih besar dari tanpa cekaman kekeringan. Berdasarkan akumulasi prolin dan indeks toleransi pinak tanaman tebu hasil kultur jaringan di PTPN VII Cinta Manis menunjukkan toleransi terhadap cekaman kekeringan.</p>S SumarianaJ Juswardi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-152632Identifikasi dan Klasifikasi Spesies Rotan di Indonesia
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1739
<p>Rotan merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang sangat potential, tumbuh luas di Indonesia dan telah banyak dimanfaatkan serta diperdagangkan. Indonesia masih menyimpan banyak potensi rotan yang masih perlu digali dan dikembangkan agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Inventarisasi tumbuhan rotan memerlukan pengetahuan tentang identifikasi khususnya informasi mengenai ciri morfologi tumbuhan yang dapat membedakan jenis rotan satu dengan jenis rotan lainnya. Untuk memepelajari dan mengenali jenis-jenis rotan, diperlukan sarana peragaan dan latihan terus menerus, sehingga pengetahuan tentang keanekaragaman sifat berbagai jenis rotan dapat dikuasai dengan baik, karena pada dasarnya setiap jenis rotan memiliki seperangkat sifat morfologi yang berbeda dari jenis rotan lainnya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis rotan, diantaranya dengan konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan dengan spesimen, atau dengan menggunakan suatu instrumen yaitu kunci identifikasi atau kunci determinasi.</p>Titi Kalima
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-153340Pemanfaatan Limbah Nanas dan Limbah Bulu Ayam sebagai Bahan Baku Pop dengan Penambahan Lumbricus terrestis dan Tenebrio molitor sebagai Dekomposer
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1740
<p>Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik seperti limbah sayuran, kotoran ternak dan juga berasal dari makhluk hidup yang telah mati. Pembusukan dari bahan bahan organik dan mahkluk hidup yang telah mati menyebabkan perubahan sifat fisik dari bentuk sebelumnya. Pemanfaatan limbah kulit nanas dan bulu ayam dengan penambahan Lumbriscus terrestris dan Tenebrio molitor sebagai dekomposer dapat dijadikan pupuk organik padat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengamatan sensoris pada pemanfaatan limbah kulit nanas dan bulu ayam dengan penambahan Lumbriscus terrestris dan Tenebrio molitor sebagai deckomposer. Penelitian dilaksanakan di Kost Griya Kusuma, Menco 5, Gonilan Kartasura. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor menggunakan 4 taraf perlakuan yaitu B1D1 limbah ampas tebu 325 gram dengan Lumbriscus terrestris dan pemberian dosis limbah bulu ayam 50 g/5 hari, B1D2 limbah kulit nanas 300 gram dengan Lumbriscus terrestris dan pemberian dosis limbah bulu ayam 75 g/5 hari. B2D1 limbah kulit nanas 325 gram dengan Tenebrio molitor dan pemberian dosis limbah bulu ayam 50 g/5 hari, B2D2 limbah kulit nanas 300 gram dengan Tenebrio molitor dan pemberian dosis limbah bulu ayam 75 g/5 hari. Analisis data yang digunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ciri-ciri kompos yang sudah matang yaitu berwarna coklat kehitaman, tekstur remah, aroma tidak berbau atau tidak menyengat, dan pH 6. Hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa kualitas pupuk organik sesuai dengan kualitas pupuk organik SNI 19-7030-2004.</p>Novandita Aulia AkbarAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-154147Efektivitas Hand Sanitizer Kombinasi Ekstrak Biji Alpukat dan Jeruk Nipis terhadap Uji Sensoris dengan Penambahan Carbopol dan Triklosan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1741
<p>Hand sanitizer adalah pembersih tangan yang praktis karena bisa digunakan tanpa menggunakan air dan sabun serta mampu menghambat maupun membunuh bakteri. Pengaplikasian alkohol pada sediaan antiseptik dirasakan kurang aman untuk kesehatan, hal ini karena alkohol adalah pelarut organik yang mampu melarutkan lapisan lemak serta sebum yang ada di kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme dan jika alkohol digunakan secara berulang bisa menyebabkan iritasi terhadap kulit. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk untuk mengetahui uji sensoris (aroma, warna, dan pH) hand sanitizer kombinasi biji alpukat dan jeruk nipis dengan penambahan carbopol dan triklosan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian RAL ini akan menggunakan 2 faktor yaitu perbandingan ekstrak biji alpukat dan jeruk nipis 75%, 50%, dan 25%. Dan untuk faktor yang kedua ialah perbandingan carbopol dan triclosan yaitu 0,5% dan 1%. Hasilnya pada aroma yang lebih dominan terhadap ekstrak biji alpukat atau jeruk nipis yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah formulasi yang diberikan terhadap hand sanitizer. Lalu warna yang dihasilkanberwarna kuning tua hingga kuning keputihan. dan pada uji ph pada semua percobaan menghasilkan hasil yang sama yaitu 6, yang sesuai dengan syarat ph kulit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya keberagaman aroma dan warna serta kesamaan pada ph dari sediaan hand sanitizer kombinasi ekstrak biji alpukat dan jeruk nipis terhadap uji sensoris dengan penambahan carbopol dan triklosan.</p>Nazzilah Maluha RisalamAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-154856 Pemanfaatan Azolla mycrophylla dan Daun Kersen Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) dengan Penambahan Bioaktivator Rebung Bambu
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1742
<p>Azolla mycrophylla memiliki potensi yang besar sebagai bahan dasar pupuk organik cair karena dapat melakukan simbiosis dengan bakteri hijau dan mampu mengikat nitrogen dari udara secara mandiri. Bahan organik lain sebagai bahan dasar pupuk harus mengandung unsur hara yang tinggi bagi pertumbuhan tanaman seperti Daun Kersen. Penambahan Rebung bambu digunakan sebagai perombak bahan organik Azolla mycrophylla dan Daun Kersen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas pupuk organik cair (POC) kombinasi Azolla mycrophylla dan daun kersen dengan penambahan bioaktivator rebung bambu ditinjau dari karakteristik sensoris. Penelitian dilakukan di Greenhouse Laboratorium Biologi UMS dengan metode ekspeimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu komposisi bahan Azolla microphylla dengan daun kersen dan penambahan bioaktivator rebung bambu. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Adapun faktor 1 yaitu Komposisi bahan Azolla microphylla dan daun kersen, A1= 120 ml : 180 ml. Dan faktor 2 yaitu Penambahan MOL rebung bambu, P1= 75 ml dan P2= 100 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas terbaik pupuk organik cair (POC) kombinasi Azolla mycrophylla dan daun kersen dengan penambahan bioaktivator rebung bambu ditinjau dari karakteristi sensoris ditunjukkan pada perlakuan P2A1 dengan karakteristik sensoris berupa tekstur yang cair, warna cokelat bercak putih, tidak bergelembung, aroma seperti bau tape yang menyengat, dan pH bersifat asam yaitu 4. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik sensoris pada pupuk organik cair memengaruhi kualitas dari pupuk organik cair.</p>Doni Lucki IrawanAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-155767Riview: Evaluasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1743
<p>Ayam merupakan sumber protein hewani adalah penyumbang terbesar dari produk domestik bruto nasional terbesar sebesar 12 persen dari jumlah nasional. Besarnya kebutuhan ayam sebagai penyumbang protein terbesar untuk masyarakat memiliki kendala karena ayam broiler (ayam pedaging) memiliki performa yang kurang baik yaitu daya hidup yang rendah. Kematian atau mortalitas ayam broiler dapat mencapai 13 persen dalam periode 1 siklus budidaya. Ayam kampung unggul balitbangtan (KUB) merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik induk ayam kampung sampai generasi ke 6 memiliki performan yang baik yaitu mortalitas yang rendah, konsumsi pakan yang rendah dan lebih tahan penyakit dibandingkan dengan ayam kampung biasa serta ayam broiler. Ayam kampung KUB memiliki keunggulan dibandingkan dengan ayam kampung biasa yaitu memiliki harga telur yang lebih tinggi, mortalitas rendah, daya tetas yang tinggi, memeliki potensi menjadi ayam pedaging dan meningkatkan pendapatan peternak. Kesimpulan dari tulisan ini Ayam KUB memiliki performan yang baik dibandingkan ayam kampung biasa karena memiliki morfometrik yang besar, daya tetas telur yang baik dan memiliki potensi menjadi ayam pedaging sehingga meningkatkan pendapatan peternak.</p>I Gede Wempi Dody Surya PermadiRisqa NovitasariH HeruDwi Fitrianingtyas
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-156872Profil Hematologi Itik Pekin pada Fotoperiode Berbeda yang Dikombinasikan dengan Aditif Pakan Tepung Daun Kelor
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1744
<p>Itik Pekin merupakan itik introduksi yang sudah dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kesehatan unggas dapat dilakukan perbaikan manajemen budi daya, diantaranya melalui perbaikan pencahayaan (aspek fotoperiode) dan nutrisi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis profil hematologi itik Pekin pada fotoperiode berbeda yang dikombinasikan dengan tepung daun kelor sebagai aditif pakan. Empat puluh ekor itik Pekin jantan digunakan dalam penelitian ini dibagi ke dalam delapan kelompok percobaan. Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2×4 diterapkan dalam penelitian ini. Faktor utama berupa fotoperiode, terdiri atas 2 level (20L:4D serta 24L:0D) dan aditif tepung daun kelor, terdiri atas 4 level (0, 2, 4, dan 6%). Analisis hasil menggunakan ANOVA-dua arah yang dikerjakan menggunakan program SAS. Tidak terdapat pengaruh interaksi (P>0,05) pada semua parameter hematologi. Fotoperiode menghasilkan rasio H:L yang berbeda signifikan (P<0,05), aditif tepung daun kelor 4% tanpa mempertimbangkan fotoperiode meningkatkan (P<0,05) jumlah leukosit dan limfosit. Simpulan penelitian ini adalah kombinasi fotoperiode dengan aditif tepung daun kelor tidak mengubah profil hematologi; aditif tepung daun kelor 4% yang diberikan tanpa memperhatikan fotoperiode berdampak pada apoptosis; dan kenyamanan itik ditemukan pada fotoperiode 20L:4D dan 24L:0D.</p>K KasiyatiAgata Rio PratamaMuhammad Anwar Djaelani
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-157382Pengaruh Konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP) dan Media Murashige and Skoog (MS) terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Subkultur ANGGREK Dendrobium sp. Woo Leng secara In Vitro
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1745
<p>Perbanyakan anggrek Dendrobium sp. Woo Leng secara konvensional menghasilkan bibit terbatas sehingga perlu diperbanyak dengan teknik kultur jaringan dengan penambahan ZPT BAP dan media MS pada media kultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi BAP dan media MS terhadap pertumbuhan dan perkembangan subkultur anggrek Dendrobium sp. Woo Leng secara in vitro. Eksplan berasal dari Laboratorium Bioteknologi Hortikultura, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan ditanam 3 buah eksplan dalam 1 botol media lalu dipelihara dalam ruang kultur dan diamati 1 kali dalam 1 mingu selama 16 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu zat pengatur tumbuh BAP dengan konsentrasi 0, 0,5, 1, 1,5, 2 ppm dan media MS dengan konsentrasi ½ MS dan MS full. Jumlah perlakuan yang digunakan adalah 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Data yang didapat dianalisis dengan analisis varians (ANOVA), jika terdapat pengaruh yang nyata (FHitung>FTabel) maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil uji DMRT taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi MS full merupakan konsentrasi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan panjang akar (2,38 cm) dibanding dengan konsentrasi media ½ MS (1,36 cm), jumlah akar (7,02 akar) lebih baik dibanding dengan konsentrasi ½ MS (6,19 akar), tinggi planlet (4,01 cm) lebih baik dibanding dengan konsentrasi ½ MS (3,56 cm) dan jumlah daun (7,16 helai) lebih baik dibanding dengan konsentrasi ½ MS (6,04 helai). Rentang konsentrasi 1 sampai 2 ppm BAP (2,1 sampai 2,33 cm) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibanding konsentrasi 0 ppm BAP (1,08 cm) pada variabel panjang akar, konsentrasi 2 ppm BAP (8,06 akar) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi 0 (5,11 akar), 0,5 (5,78 akar) dan 1 ppm (6,78 akar) pada variabel jumlah akar, konsentrasi 0 ppm BAP (5,29 cm) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi lainnya pada variabel tinggi planlet, konsentrasi 0 ppm BAP (7,95 helai) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi lainnya pada variabel jumlah daun, rentang konsentrasi 1,5 dan 2 ppm BAP (2,22 dan 2,50 tunas) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi lainnya pada variabel jumlah tunas.</p>Rimala ErisaSteffanie NurlianaDedi SatriawanR. R. Sri AstutiM Marlin
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-158393Pengaruh Konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP) dan Sukrosa terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Subkultur Anggrek Dendrobium Sp. Woo Leng secara In Vitro
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1746
<p>Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi BAP dan sukrosa terhadap pertumbuhan dan perkembangan subkultur anggrek Dendrobium sp. Woo Leng secara in vitro. Bibit berasal dari Laboratorium Bioteknologi Hortikultura, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Penelitian ini RAL faktorial terdiri dari 2 faktor, yaitu BAP 0, 1, 2 ppm dan sukrosa 10, 20, 30, 40 g/L. Data dianalisis dengan analisis varian (ANOVA) dan jika terdapat data yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang perlakuan BAP 0 ppm (2,08 akar) dan BAP 1 ppm (2,66 akar) merupakan perlakuan yang lebih baik dibandingkan BAP 2 ppm (0,97 akar) pada jumlah akar, rentang perlakuan BAP 0 ppm (1,22 cm) dan BAP 1 ppm (1,73 cm) merupakan perlakuan yang lebih baik dibandingkan BAP 2 ppm (0,97 cm) pada panjang akar, rentang perlakuan BAP 1 ppm 7,94 daun) dan BAP 2 ppm (8,17 daun) merupakan perlakuan yang lebih baik dibandingkan BAP 0 ppm (7,22 daun) pada jumlah daun, perlakuan BAP 1 ppm (1,63 tunas) merupkan perlakuan terbaik pada jumlah tunas. Perlakuan sukrosa 40 g/L (2,66 akar) merupakan perlakuan terbaik pada jumlah akar, sukrosa 40 g/L (1,77 cm) merupakan perlakuan terbaik pada panjang akar. Interaksi BAP dan sukrosa pada rentang perlakuan BAP 1 ppm dan sukrosa 30 g/L (8,88 daun), BAP 2 ppm dan sukrosa 10 g/L (8,44 daun), BAP 0 ppm dan sukrosa 40 g/L (8,22 daun), BAP 1 ppm dan sukrosa 40 g/L (8,22 daun), BAP 2 ppm dan sukrosa 30 g/L (8,22 daun), BAP 2 ppm dan sukrosa 20 g/L (8,00 daun), daun), BAP 1 ppm dan sukrosa 20 g/L (7,56 daun), BAP 2 ppm dan sukrosa 40 g/L (7,56 daun) merupakan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya pada jumlah daun Dendrobium sp. Woo Leng.</p>Fetri RahmawidowatiSteffanie NurlianaDedi SatriawanR. R. Sri AstutiM Marlin
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-1594103Pemanfaatan Limbah Tebu dan Bulu Ayam Sebagai Bahan Baku Pop dengan Penambahan Lumbriscus terrestris dan Zophobas morio sebagai Dekomposer
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1747
<p>Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan pada tanaman untuk melengkapi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar dapat berkembang biak dengan baik. Pemanfaatan limbah tebu dan bulu ayam dengan penambahan Lumbriscus terrestrisdan Zophobas morio sebagai dekomposer dapat dijadikan pupuk organik padat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengamatan sensoris pada pemanfaatan limbah tebu dan bulu ayam sebagai bahan baku POP dengan penambahan Lumbriscus terrestris dan Zophobas morio sebagai dekomposer. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor menggunakan 4 taraf perlakuan yaitu B1D1 Lumbriscus terrestris dengan pemberian bahan baku limbah ampas tebu 325 gram dan limbah bulu ayam 50 gram/5 hari, B1D2 Lumbriscus terrestris dengan pemberian bahan baku limbah ampas tebu 300 gram dan limbah bulu ayam 75 g/5 hari. B2D1 Zophobas morio dengan pemberian bahan baku limbah ampas tebu 325 gram dan limbah bulu ayam 50 g/5 hari, B2D2 Zophobas moriodengan pemberian bahan baku limbah ampas tebu 300 gram dan limbah bulu ayam 75 g/5 hari. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada pengamatan sensoris setiap perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada perlakuan B1D2 (Lumbriscus terrestris dengan pemberian bahan baku limbah ampas tebu 300 gram dan limbah bulu ayam 75 g/5 hari) memiliki ciri-ciri pupuk kompos yang telah matang yakni berwarna sangat hitam, tekstur remah, aroma berbau tanah, dan pH 8,90. Hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa kualitas pupuk organik sesuai dengan kualitas pupuk organik SNI 19-7030-2004.</p>Ika Putri NoviantiAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15104110Pengaruh Tanaman Kedelai terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1748
<p>Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para petani untuk mengembalikan kesuburan tanah secara alami adalah dengan memanfaatkan keberadaan tanaman kedelai dalam lahan pertanian. Keberadaan tanaman kedelai dalam lahan pertanian sebagai penyedian unsur hara alami yang sangat dibutuhkan bagi tanaman, unsur hara tersebut adalah unsur hara nitrogen (N) yang di dapat dari simbiosis bakteri dari genus rizhobium dengan akar tanaman kedelai. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tanaman kedelai (Glycine Max) terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada fase vegetative. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua pola factorial yaitu : factor 1: factor yang pertama adalah campuran Kedelai ( K); factor 2: pemberian pupuk NPK (P). Pengumpulan data dengan menggunakan metode esperimen dilakukan dengan melakukan percobaan menanam tanaman jagung dengan tanaman kedelai, Analisis data dalam penelitian ini menggunakan two way anova spss 20. Hasil penelitian menunjukan Perlakuan k0.p1 memiliki nilai paling rendah yaitu 44,6 cm dan perlakuan k2.p3 memiliki nilai tertinggi yaitu 68 cm. hal ini disebabkan karena perbedaan kadar pupuk pada masing-masing perlakuan. Perlakuan k0.p1 kadar pupuk sebanyak 200 gram/tanaman sedangkan pada perlakuan k2.p3 kadar pupuk sebanyak 300 gram/tanaman, penggunaan tanaman kedelai untuk pertumbuhan tanaman jagung pada perlakuan control (kedelai 0%), kedelai 50%, dan kedelai 75% tidak berbeda nyata terhadap tinggi batang. Pertumbuhan Lebar daun pada penelitian ini berbanding lurus dengan tinggi tinggi tanaman , semakin tinggi tanaman maka daun juga akan semakin lebar . tinggi batang pada perlakuan kedelai 75% meemiliki nilai tertinggi dan lebar daun pada perlakuan kedelai 75% juga memilikinilai tertinggi, Konsentrasi kedelai 0% dengan konsentrasi kedelai 75% memiliki nilai sig. 0.034 > 0.05 maka Ho ditolak ( berbeda signifikan) perbedaan mean -1.33. artinya konsentrasi 75% lebih efektif terhadap lebar daun. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 6 minggu maka dapat disimpulkan bahwa tanaman kedelai tidak berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan tinggi batang dan berpengaruh secara nyata terhadap lebar daun pada perlakuan kedelai 75% (K2.p2 dan K2.p3).</p>Krisna Puji UtamaS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15111117Pemanfaatan Limbah Jerami dan Bulu Ayam sebagai Bahan Baku Pop dengan Penambahan Lumbriscus terrestris dan Maggot BSF sebagai Dekomposer
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1749
<p>Pemanfaatan limbah organik dalam pembuatan pupuk organik merupakan salah satu upaya dalam mengurangi limbah lingkungan sekitar. Penggunaan limbah Jerami dan limbah bulu ayam dapat menghasilkan pupuk yang baik bagi tanaman serta mengurangi limbah di lingkungan sekitar. Pengomposan pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan organisme pendukung berupa cacing tanah (Lumbricus terrestris) dan Maggot BSF yang akan menghasilkan unsur hara yang tinggi. tujuan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: Untuk mengetahui karakteristik sensoris pada pupuk organik padat berbahan dasar limbah jerami dan bulu ayam dengan penambahan Lumbriscus terrestis dan maggot BSF sebagai dekomposer. Penelitian dilaksanakan di Kost Griya Kusuma, Menco 5, Gonilan Kartasura. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial. Adapun faktor perlakuan yaitu sebagai berikut: Faktor 1 organisme Pengurai (B1 = Lumbriscus terrestis, B2 = maggot BSF). Faktor 2 Bahan baku (D1 = Limbah jerami 325 gram : Limbah bulu ayam 50 gram/5 hari. D2 = Limbah jerami 300 gram : Limbah bulu ayam 75 gram/5 hari.). Analisis data yang digunakan analisis deskriptif kualitattif. Hasil penelitian menunjukan kualitas perlakuan terbaik pada perlakuan B1D2 (Lumbriscus terrestis dengan bahan baku Limbah jerami 300 gram dan Limbah bulu ayam 75 gram/5 hari) yang memiliki hasil pupuk sangat hitam, bertekstur remah, dan beraroma tanah. Sedangkan kandungan pH tertinggi terdapat pada perlakuan B2D1 (Maggot BSF dengan bahan baku Limbah jerami 325 gram dan Limbah bulu ayam 50 gram/5 hari) dan B2D2 (Maggot BSFdengan bahan baku Limbah jerami 300 gram dan Limbah bulu ayam 75 gram/5 hari) dengan hasil kandungan pH yaitu 6,2. Hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa kualitas pupuk organik sesuai dengan kualitas pupuk organik SNI 19-7030-2004.</p>Ardhananes Wari AlmastinAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15118124Pemanfaatan Sabut Kelapa dan Bulu Ayam Sebagai Bahan Pop dengan Penambahan Lumbricus sp DAN Eisenia fetida sebagai Dekomposer
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1750
<p>Pupuk organik tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, dan hewan. Pupuk organik berperan memperbaiki unsur fisik, kimia dan biologi tanah. Pembuatan pupuk organik padat dengan sabut kelapa dan bulu ayam dengan penambahan Lumbricus terrestris dan Eisenia fetida yang bertujuan untuk mengetahui hasil pengamatan sensoris pada pemanfaatan sabut kelapa dan bulu ayam dengan penambahan mikroorganisem Lumbricus sp dan Eisenia fetida. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 2 pola factorial menggunakam 4 taraf perlakuan yaitu B1D1 Lumbriscus terrestris dengan pemberian bahan baku sabut kelapa 325 gram dan bulu ayam 50 gram/5 hari, B1D2 Lumbriscus terrestris dengan pemberian bahan baku sabut kelapa 300 gram dan bulu ayam 75 g/5 hari. B2D1 Eisenia fetida dengan pemberian bahan baku sabut kelapa 325 gram dan bulu ayam 50 g/5 hari, B2D2 Eisenia fetida dengan pemberian bahan baku sabut kelapa 300 gram dan bulu ayam 75 g/5 hari Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Parameter pengujian ini yaitu uji sensoris dengan uji warna, tekstur, aroma dan pH pada pupuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan B1D2 memiliki warna coklat kehitaman dengan tekstur remah beraroma tanah dan memiliki pH 8. B2D2 memiliki warna coklat kehitaman dengan tekstur remah beraroma tanah dan memiliki pH 7.3. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas pupuk organik padat sesuai dengan kualitas pupuk organik SNI 19-7030-2004.</p>Aisyah CahyaningsihAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15125131Morfologi Bunga dan Daya Kecambah Benih Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M)
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1751
<p>Stevia merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan pemanis. Stevia menghasilkan steviosida yang memiliki tingkat kemanisan 200-300 dari gula dari gula tebu. Stevia menghasilkan biji yang kecil dan daya simpan yang relative pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi bunga dan mengevaluasi daya kecambah biji empat aksesi stevia. Penelitian dilalakukan di laboratorium benih Balai Penelatian tanaman pemanis dan serat Malang. Pengamatan morfologi bunga dilakukan terhadap lima tanaman uji pada masing-masing aksesi. Pengujian daya berkecambah dengan menggunakan metode UDK (Uji Diatas Kertas). Pengamatan terhadap daya kecambah dilakukan selama 14 HST. Daya berkecambah dilakukan terhadap 100 biji yang dulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga tanaman stevia tergolong bunga majemuk terbatas. Ibu tangkai bunga tanaman stevia bercabang dua dan pada ujungnya ditutup dengan suatu bunga. Daya kecambah benih stevia dari ke empat aksesi tergolong rendah yaitu 27.5 % sampai dengan 57.5% . Nilai keserempakan tumbuh biji tanaman stevia dari ke empat aksesi berkisar berkisar dari 21.0% – 42.0%. Sementara itu, kecepatan tumbuh biji tanaman stevia dari ke empat aksesi berkisar antara 8.1 sampai dengan 10.05 etmal.</p>P ParnidiTaufik Hidayat RSAprilia Ridhawati Mala MurianingrumM Marjani
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15132139Pertumbuhan Awal Bibit Malapari Hasil Stek Batang setelah Pemberian Pupuk Kompos dan NPK
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1752
<p>Provision of seedlings for planting material of Pongamia pinnata can be done vegetatively using stem cuttings technique. This study aims to determine the effect of compost and NPK fertilizer dosage on the initial growth of Pongamia sp seedlings from stem cuttings. The study was arranged in a completely randomized design with a factorial pattern consisting of 2 factors. The first factor is a medium consisting of 2 levels, namely soil without compost (M1) and a mixture of soil and compost with a ratio of 3:1 (M2). The second factor was NPK fertilization which consisted of 4 levels, namely without fertilization/control (P0), fertilized with NPK 1 gram/polybag (P1), 2 grams/polybag (P2) and 4 grams/polybag (P4). NPK fertilization is done 2 times with an interval of one month. The results showed that at the age of 3 months of seedlings, compost and NPK had a positive effect on the growth of seedling height and diameter, although not significantly different. The average height of 3 month oldseedlings ranged from 25.50-33.20 cm with a total height increase of 9.50 -16.60. The average seedling diameter was 3.90-4.20 mm with an increase in the total diameter of about 1.40-1.60 mm and the average seedling sturdiness value was 6.30-7.90.</p>Hamdan Adma AdinugrahaMekianus Luti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15140146Kontribusi Biologi dalam Ilmu Forensik
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1753
<p>Biologi forensik merupakan cabang ilmu forensik yang menggunakan pendekatan biologis dari skala jasad hingga molekuler dalam mengungkap suatu kebenaran bukti hayati. Dalam penerapannya, biologi forensik melibatkan banyak bidang ilmu lain untuk memaksimalkan pengungkapan bukti kebenaran. Biologi forensik dewasa ini telah berkembang menjadi bagian penting dalam ilmu forensik dan kriminologi untuk mengungkap kasus kejahatan kriminal. Studi ini memberikan penjabaran bagaimana ilmu biologi dapat berkontribusi dalam ilmu forensik, dari segi pandangan, fundamental ilmu forensik hayati, dan peran biologi dalam mengungkap kebenaran.</p>Rosyid Ridlo Al HakimEsa Rinjani Cantika PutriSiti RukayahErie Kolya Nasution
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15147155Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok (Brassica rapa L.) pada Media yang Ditambahkan POC Kulit Pisang Kepok
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1754
<p>Kulit pisang kepok adalah sampah buangan yang masih belum banyak dibanyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuan penelitian dapat memberikan pertumbuhan tanaman sawi sendok pada media yang ditambahkan POC kulit pisang kepok. Kandungan pada kulit pisang adalah zat besi, vitamin B1, vitamin C, karbohidrat, kalsium, dan protein. Manfaat tanaman sawi sendok yaitu sebagai lemak, karbohidrat, protein vitamin A, B, C yang penting bagi kesehatan, dapat dipercaya menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala dan juga dapat membersihkan darah. Pada hidroponik membutuhkan media tanam yang memiliki daya serap baik. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 Faktor, 5 kali pengulangan, dan 3 dosis pemberian POC yang berbeda (200 ml, 400 ml, dan 600 ml). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Data dianalisis menggunakan One way anova dan dilanjutkan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan untuk menunjukkan POC kulit pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Tahap pengumpulan data dengan parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi sendok (Brassica rapa L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC kulit pisang kepok, hasil rerata tinggi tanaman tertbaik pada perlakuan P3 adalah 12.2 cm dan rerata jumlah daun 15.2 helai. Sedangkan pada hasil rerata tinggi tanaman terendah adalah 9.8 cm pada perlakuan P1 dan jumlah daun terendah 9.6 helai pada perlakuan P1.</p>Indah WahyuniS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15156161Efektivitas Hand Sanitizer Kombinasi Ekstrak Biji Alpukat dan Kayu Secang terhadap Uji Sensoris dengan Penambahan Carbopol dan Triklosan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1755
<p>Secara umum hand sanitizer mengandung 60%-90% alkohol yang dapat menyebabkan iritasi, infeksi, dan alergi. Oleh karena itu untuk mengurangi penggunaan alkohol maka digunakanlah kombinasi Ekstrak Biji Alpukat dan Kayu secang yang mengandung senyawa antibakteri. Selain itu juga dilakukan penambahan carbopol dan triklosan untuk menambah keefektifitasan hand sanitizer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji sensoris dengan parameter warna, aroma, dan pHdari handsanitizersediaan gel. Jenis penelitian menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) 2 faktorial. Faktor pertama yaitu perbandingan ekstrak biji alpukat dan kayu secang (J) J1= 75% : 25%, J2= 50% : 50%, J3= 25% : 75%dan faktor kedua yaitu perbandingan carbopol dan triklosan (A) A1=0,5% : 0,5%, A2= 0,5% : 1%. Hasil pengamatan sensoris warna menunjukan bahwa warnanya cokelat hingga merah gelap dan aroma biji alpukat lebih dominan pada konsentrasi 75% dan 50%, serta semua perlakuan memiliki nilai pH 6. Simpulan dari penenlitian ini terdapat keberagaman aroma dan warna pada hand sanitizer kombinasi ekstrak biji alpukat dan kayu secang yang ditambahkan carbopol dan triklosan., serta seluruh perlakuan memiliki nilai pH 6.</p>Geswin GernesAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15162168Evektifitas Hand Sanitizer Kombinasi Biji Alpukat dan Lidah Buaya terhadap Uji Sensoris dengan Penambahan Carbopol dan Triklosan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1756
<p>Hand senitizer berbahan utama alcohol apabila di gunakan secara terus menurus akan mengakibatkan iritasi pada kulit sehingga di butuhkan hand senitizer dengan bahan alami, salah satu bahan alami yang dapat di gunakan sebagai pengganti alcohol yaitu biji alpukat dan lidah buaya karena kedua bahan tersebut memiliki senyawa antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui aroma, warna dan pH hand sanitizer kombinasi biji alpukat dan gel lidah buaya dengan penambahan carbopol dan triclosan, penelitian di lakukan di laboratorium Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMS. Metode penelitian yaitu metode eksperiment. Rancangan penelitian menggunakan Teknik rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu: Factor 1: perbandingan ekstrak biji alpukatdan gel lidah buaya, Factor 2: perbandingan Carbopol dan Triklosan. Analisis yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma yang dihasilkan dari handsenitizer yaitu aroma biji alpukat, konsentrasi biji alpukat yang lebih tinggi memiliki aroma biji alpukat yang lebih menyengat, warna yang di hasilkan yaitu warna coklat kemerahan dan memiliki pH 6 yang bersifat asam dan tergolong aman untuk tangan. Simpulan dari penelitian ini yaitu handsenitizer kombinasi biji alpukat dan lidah buaya dengan penambahan Carbopol dan triclosan memiliki keberagaman aroma dan warna dan memiliki pH yang sama yaitu 6 dimana nilai pH 6 sesuai dengan SNI No. 06-2588-1992 hand senitizer yang beredar di pasaran.</p>Rizki HanaraAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15169175 Pemanfaatan Azolla microphylla dan Daun Kelor sebagai Bahan Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Bioaktivator Rebung Bambu Betung
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1757
<p>Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti sisa-sisa sayuran, kotoran ternak ,limbah, dan sebagainya dan juga berasal dari makhluk hidup yang telah mati. Pembuatan pupuk organik dapat memanfaatkan proses fermentasi yang dapat dibantu oleh mikroorganisme yang berasal dar bioaktivator salah satu contoh bahan yang dapat dijadikan bioaktivator adalah rebung. Azolla microphylla dan daun kelor dipilih menjadi bahan pembuatan pupuk organik karena memiliki kandungan yang hara tinggi . Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas pupuk organik cair dari Azolla microphylla dan daun kelor dengan penambahan bioaktivator yang terbuat dari rebung bamboo betung.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 faktor dengan 4 macam perlakuan dan dengan 3 kali ulangan pada bahan yang digunakan faktor pertama yaitu komposisi bahan Azolla microphylla dan daun kelor (K1 dengan ekstrak Azolla microphylla 180 ml dan ekstrak daun kelor 120 ml dan K2 dengan ekstrak Azolla microphylla 120 ml dan ekstrak daun kelor 180 ml) , Faktor kedua yaitu penambahan Bioaktivator (M1 dengan bioaktivator/Mol 75 ml , M2 dengan bioaktivator/Mol 100 ml). Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. HasilPenelitian menunjukkan bahwa secara kualitas perlakukan terbaik pada perlakuan komposisi bahan Azolla microphylla 180 ml dan daun kelor 120 ml dengan penambahan bioaktivator sebanyak 100 ml didapatkan hasil pengamatan sensoris bahwa pupuk organik cair memberikan hasil akhir berwarna coklat tua, beraroma tape/fermentasi, memiliki tekstur cair, dan juga memiliki ph 5. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pupuk organik sesuai dengan kualitas pupuk organik cair .</p>Ratna PalupiAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15176182Efektifitas Pemberian Pupuk Organik Cair dengan Bahan Baku Berbeda terhadap Pertumbuhan Bayam Hijau pada Media Hidroponik dengan Interval Waktu Berbeda
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1758
<p>Salah satu cara untuk mengatasi kurangnya ketersediaan lahan yaitu dengan hidroponik dengan memanfaatkan air yang mengandung larutan nutrisi sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Bayam adalah salah satu sayuran yang dapat dibudidayakan pada media hidroponik dan untuk meningkatkan pertumbuhan diberi pupuk organik cair dari kulit bawang merah dengan kuli ari kacang kedele, dan daun kelor dengan cangkang telur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian pupuk organik cair dengan bahan baku berbeda terhadap pertumbuhan bayam hijau pada media hidroponik dengan interval waktu berbeda. Metode penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama Bahan baku yaitu B1 Kulit bawang merah dan kuli ari kacang kedele. B2 = Daun kelor dancangkang telur, faktor kedua yaitu interval waktu pemberian I1 = 5 hari, I2 = 7 hari). Data dianalisis menggunakan uji two way anova. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pertambahan tinggi batang terbaik pada B2L1 sebesar 18,5 cm, pertambahan jumlah daun terbanyak pada B2L1 sebesar 11 helai dan berat basah terbaik pada D2I2 sebesar 5,5 g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair dengan bahan baku campuran kulit bawang merah dan kulit ari kacang kedelai lebih efektif dibanding dengan pupuk organik cair dengan bahan baku campuran daun kelor dan cangkang telur.</p>Aminah AsngadNovi KhofiyantiErna Jumihartiningsih
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15183192Mutasi Virus SARS-Cov-2 Varian Omicron (B.1.1.529)
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1759
<p>Virus penyebab Covid-19 yaitu SARS-CoV-2 terus mengalami mutasi membentuk varian baru. Varian terbaru yang telah terdeteksi, yaitu varian Omicron yang dikenal sebagai varian B.1.1.529. Varian ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada tanggal 24 November 2021 dan saat ini telah menyebar ke seluruh dunia demikian juga di Indonesia. Varian Omicron adalah varian yang paling banyak bermutasi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dengan banyaknya mutasi dapat meningkatkan infektivitas dan kekebalan dari varian Omicron dibandingkan dengan varian tipe awal dan empat VOC lainnya. Varian Omicron menjadi varian dominan di banyak negara di seluruh dunia dan membawa tantangan baru untuk mencegah dan mengendalikan penyakit Covid-19. Meskipun beberapa informasi menyebutkan gejala yang ditimbulkan oleh varian ini cenderung ringan, akan tetapi kecepatan transmisi Omicron berpotensi menimbulkan peningkatan gelombang kasus Covid-19 berikutnya. Artikel review ini bertujuan menganalisis dan merangkum data informasi tentang perkembangan mutasi Omicron untuk mengetahui karakteristik, daya transmisi, patogenesis, diagnosis dan efektifitas vaksin terhadap varian Omicron. Varian Omicron sampai saat ini ditemukan 60 mutasi yang terakumulasi di seluruh genom. Varian Omicron memiliki 32 mutasi pada protein spike, dua kali lebih banyak dari varian Delta sehingga berdampak pada peningkatan daya transmisibilitas yang lebih kuat, penurunan efektivitas vaksin dan antibodi, tingkat patogenisitas, dan virulensi.</p>Rina Isnawati
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15193204Perbedaan dan Kelimpahan Metabolit Daun Kelor (Moringa oleifera LAM.) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Sumatera Selatan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1760
<p>Pertumbuhan kelor (Moringa oleifera Lam.) di Sumatera Selatan tersebar dengan ketinggian tempat yang bervariasi, mulai dari dataran rendah, sedang dan tinggi. Ketinggian tempat tumbuh kelor diduga berpengaruh terhadap komposisi metabolit daun kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metabolit dan kelimpahan senyawa metabolit daun kelor berdasarkan perbedaan ketinggian tempat tumbuh dengan pendekatan analisis metabolomik non-target menggunakan GC-MS. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified purposive sampling berdasarkan ketinggian. Senyawa metabolit yang diperoleh diakuisisi dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Diperoleh perbedaan dan kelimpahan senyawa metabolit yang terdeteksi. Daun kelor dari Desa Bangun Rejo, Pagar Alam (795 mdpl) dan Desa Masam Bulau, Lahat (570 mdpl) menunjukkan 28 jenis senyawa metabolit, sedangkan Desa Tebing Gerinting, Ogan Ilir (35 mdpl) menunjukkan 25 jenis senyawa metabolit. Kelimpahan setiap jenis senyawa dari masing-masing lokasi pengambilan sampel berbeda, namun total kelimpahan senyawa metabolit dari Desa Bangun Rejo, Pagar Alam (795 mdpl) sebesar 97,68% , diikuti oleh Desa Masam Bulau, Lahat (570 mdpl) sebesar 88,86% dan Desa Tebing Gerinting, Ogan Ilir (35 mdpl) sebesar 81,38%.</p>Kintan PutrianiH HarmidaJ Juswardi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15205212Konsepsi Pelaksanaan Konservasi Lumpur Bledug Kuwu dan Potensinya dalam Pembuatan Natrium Klorida di Kabupaten Grobogan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1761
<p>Bledug Kuwu adalah suatu fenomena alam mud volcano (gunung api lumpur) yang berlokasi di Desa Kuwu, Kabupaten Grobogan. Bledug Kuwu mengeluarkan air asin yang sama dengan air laut. Dengan adanya fenomena tersebut, warga sekitar memanfaatkan letupan lumpur, air dan gas tersebut untuk membuat garam dapur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaanfaatan lumpur di Bledug Kuwu dalam pembuatan natrium klorida (NaCl) dan konsepsi pelaksanaan konservasi sumber daya alam di Bledug Kuwu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi lapangan dan wawancara kepada petani garam di Bledug Kuwu. Pada lumpur Bledug Kuwu kandungan NaCl pada garamnya cukup tinggi yaitu berkisar pada 57,15 mg/L. Hal ini terjadi karena adanya air laut yang terperangkap atau terjebak pada batuan sedimen pada proses terbentuknya Bledug Kuwu sehingga kandungan NaCl ini cukup tinggi. Pada area Bledug Kuwu dilakukan konservasi tanah dan diperlukanlah pengecekan kondisi tanah yang ada secara tepat dan sesuai sehingga area atau tapak dapatdimanfaatkan secara maksimal baik bagi pendapatan ekonomi, konservasi maupaun wisata yang mana dikhususkan untuk Pusat Informasi Wisata Alam Bledug Kuwu.Tanah yang ada pada kawasan Bledug Kuwu tidak dapat dilakukan pengeboran karena adanya air yang mengandung garam tinggi. Pemanenan air hujan adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air yang ada untuk kawasan atau desa sekitar.</p>Syifara Chika
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15213218Penambahan Sekam Padi Sebagai Campuran pada Media Tanam terhadap Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreotus)
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1762
<p>Jamur tiram putih memiliki banyak manfaat dan khasiat. Kandungan gizi dalam jamur tiram putih terdiri atas 15 g protein, 2.66 g lemak, 64.1 g karbohidrat, 27.6 mg kalsium, dan 68.6 mg zat besi. Kandungan nutrisi tersebut dipengaruhi oleh komposisi media tanam seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan nutrisi tambahan. Pada umumnya petani jamur menggunakan media jamur tiram putih berbahan dasar serbuk kayu, namun ketersediaanya semakin hari semakin berkurang sehingga diperlukan inovasi pada media tanam, misalnya sekam padi yang merupakan salah satu limbah organik yang dapat digunakan sebagai media campuran untuk meningkatkan produktivitas jamur tiram putih.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sekam padi sebagai campuran media terhadap produktivitas jamur tiram putih. Jenis penelitian ini eksperimen dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dengan 6 taraf konsentrasi campuran sekam padi dan serbuk kayu sengon (0%, 20%, 40%, 60%, dan 100%), masing-masing 4 kali ulangan. Data dianalisis menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil paling baik pada perlakuan tersebut. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penambahan sekam padi sebagai campuran media memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap jumlah badan buah dan berat segar jamur tiram putih. Perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan jamur pada perlakuan P2, dengan rata-rata jumlah badan buah 10,17 badan buah dan berat segar yang dihasilkan 80,75 g.</p>Tyas Wulandari Sayyidah FatmahS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15219224Pertumbuhan Tanaman Tomat dengan Pemberian Vitamin B1 dan Hormon Giberelin
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1763
<p>Tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak diminati oleh masyarakat dan memiliki permintaan tinggi di pasaran. Tingginya tingkat permintaan tomat membuka peluang budidaya tomat menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi budidaya tanaman tomat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman tomat setelah pemberian vitamin B1 dan hormone giberelin. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor masing-masing 4 kali ulangan dengan komposisi P0 (kontrol), P1 (pemberian Vitamin B1 0.2 ml), P2 (pemberian hormon giberelin 0.2 ml), P3 (pemberian Vitamin B1 dan hormone giberelin 0.2 ml), dan P4 (pemberian Vitamin B1 dan hormone giberelin 0.4 ml).<br>Data dianalisis menggunakan Two Way Annova untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil paling baik pada perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tomat terbaik terdapat pada perlakuan P1 (pemberian Vitamin B1 0.2 ml) dengan rerata tinggi tanaman 85.37 cm, jumlah daun 229,5 helai, dan jumlah bunga 15 buah.</p>Rizka Nur KholifahS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15225231Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L) secara Hidroponik menggunakan Ekstrak Limbah Bawang Merah
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1764
<p>Bayam hijau merupakan jenis sayuran sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan juga betakaroten. Metode hidroponik merupakan salah satu metode budidaya holtikultura yang sedang trend. Ekstrak limbah bawang merah merupakan salah satu limbah organik yang dapat digunakan sebagai media tambahan pada tanaman hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak limbah bawang merah terhadap pertumbuhan tanaman bayam hijau secara hidroponik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor 5 kali pengulangan. Faktor yang digunakan yaitu ekstrak limbah bawang merah yang meliputi P1= konsentrasi ekstrak limbah bawang merah 20%, P2= konsentrasi ekstrak limbah bawang merah 40%, P3= konsentrasi ekstrak limbah bawang merah 60%, P4= konsentrasi ekstrak limbah bawang merah 80%. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Data dianalisis menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil paling baik pada perlakuan tersebut. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak limbah bawang merah memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan bayam hijau pada perlakuan P4 dengan rerata tinggi tanaman 20.8 cm dan rerata jumlah daun 12 helai. Perlakuan yang paling rendah untuk pertumbuhan bayam hijau pada perlakuan P1 dengan rerata tinggi tanaman 11.8 cm dan rerata jumlah daun 6.6 helai.</p>Annisa Nur FajriS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15232237Penkajian Fosil Cangkang Siput dari Lempung Hitam Formasi Pucangan, Situs Purbakala Sangiran, Jawa Tengah
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1765
<p>Daerah Lempung Hitam merupakan bagian dari formasi Pucangan dan menyimpan banyak fosil cangkang Mollusca. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi terhadap 2 species fosil siput T. tarebra dan F. javanica dari Lempung Hitam. Hasil karakterisasi fisikokimia menunjukkan cangkang T. tarebra mengandung kadar Air 0,48 ± 0,0037%; Abu 0,9885 ± 0,0039g/g; Karbon 0,0064 ± 0,0023g/g; Silikon 0,0922 ± 0,0002g/g; Kalsium 0,4181 ± 0,0395g/g; Potasium 0,0005 ± 0,000g/g; Fosfor0,5710 ± 0,0671g/g; dan Porositas 33,9874 ± 0,0013%. Cangkang F.javanica menunjukkan kadar Air 0,50 ± 0,00%; Abu 0,9748 ± 0,0048g/g; Karbon 0,0146 ± 0,0028; Silikon 0,0836 ± 0,0009g/g; Kalsium 0,2693 ± 0,0145g/g; 0,00047 ± 0,000g/g; Fosfor 0,6589 ± 0,1272g/g; dan Porositas 33,9684 ± 0,000%. Hasil karakterisasi sangat dibutuhkan untuk diinput sebagai database untuk menjelaskan atau untuk pendekatan mekanisme kimiawi selama proses fosilisasi.</p>Agung R. GintuMarchelia Welma SalenussaAndrea AmandaRejo WagimanDwi Pramono
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15238247Efektivitas Hand Sanitizer Kombinasi Ekastrak Biji Alpukat dan Daun Sereh terhadap Uji Sensoris dengan Penambahan Carbopol dan Triklosan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1766
<p>Hand sanitizer merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan antiseptik, bentuk Hand Sanitizer secara umum memiliki dua bentuk yaitu cair dan gel. Hand Senitizer umumnya mengandung beberapa bahan kimia yaitu alkohol dan triklosan, untuk mengurangi pengunaan alkohol sebagai bahan utama pembuatan Hand Sanitizer dapat digantikan dengan tumbuhan yang mengandung senyawa antiseptik dan antibakteria yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar. Salah satunya yaitu biji alpukat dan daun sereh. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui untuk sensoris (aroma, warna dan pH) Hand Sanitizer sediaan gel kombinasi ekstrak biji alpukat dan daun sereh dengan penambahan carbopol dan triklosan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi UMS, dengan metode penelitian eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola 2 faktor perlakuan, yaitu perbandingan ekstrak biji alpukat dan ekstrak daun sereh (K) K1 : 75% : 25%, K2 : 50%: 50%, K3 : 25 : 75%. Dan penambahan carbopol dan triklosan (A) A1 : 0,5% : 0,5% dan A2 : 0,5% : 1% Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada uji sensoris setiap perlakuan memiliki aroma, dan warna yang beragam, aroma biji alpukat yang paling kuat memiliki warna coklat tua pada perlakuan K1A1dan K1A2, dan yang memiliki aroma daun sereh paling kuat memiliki warna kuning kecoklatan pada perlakuan K3A1 dan K3A2 dan keenam perlakuan memiliki nilai pH yaitu 6. Kesimpulan hasil penelitian didapatkan adanya keberagaman aroma dan warna dari Hand Sanitizer sediaan gel kombinasi ekstrak biji alpukat dan daun sereh dengan penambahan carbopol dan triklosan dan memiliki nilai pH yang sama yaitu 6.</p>Yolanda Arifah DamayantiAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15248254Pemanfaatan Azolla microphylla dan Cangkang Telur Ayam sebagai Pupuk Organik Cair dengan Bioaktivator Rebung Bambu
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1767
<p>Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat menurunkan kualitas tanah, tanah menjadi asam, dan unsur hara tidak dapat dimobilisir oleh tanaman. Untuk mengatasi tersebut maka perlu beralih menggunakan pupuk organic cair yang memiliki kelehihan dapat secara cepat memberikan unsur hara kepada tanah dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Tanaman Azolla dapat digunakan untuk memenuhi unsur N dan P, dan cangkang telur ayam dapat memenuhi kebutuhan K yang belum dimiliki Azolla. Untuk mempercepat proses penguraian bahan organik dalam pembuatan pupuk organik biasanya diperlukan aktivator atau starter. Rebung bamboo dapat menjadi starter yang baik karena mengandung mikroorganisme local. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas pupuk organik cair (POC) hasil pemanfaatan Azolla microphylla dan cangkang telur ayam dengan bioaktivator rebung bambu berdasarkan indikator sifat sensoris (Aroma, Tekstur, Warna, pH). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor dengan empat kombinasi dan tiga kali ulangan. Adapun faktor 1 yaitu kombinasi Azolla microphylla dan cangkang telur ayam, K1= 180 ml : 120 g dan K2= 160 ml : 140g. Faktor 2 yaitu konsentrasi MOL, M1= 75 ml dan M2=100ml, analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pada pengamatan indicator sensoris diperoleh hasil pupuk memiliki warna cokelat hingga cokelat pekat, aroma seperti aroma tanah dan fermentasi, tekstur yang cair, dan pH 5. Sehingga dapat disimpulkan menurut uji sensoris pada pemanfaatan Azolla microphylla dan cangkang telur ayam sebagai pupuk organik cair dengan bioaktivator rebung bambu, pupuk memiliki kualitas yang baik.</p>Firstnanda Ivanka PutriAminah Asngad
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15255261Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada Campuranmedia Klaras dan Limbah Kapas dengan Ketebalan yang Berbeda
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1768
<p>Jamur merang merupakan tanaman heterotrof yang memerlukan nutrisi berupa kandungan selulosa dari organisme lainnya. Pada umumnya jamur merang banyak ditemukan pada media jerami (tangkai padi), namun untuk memaksimalkanpertumbuhannya maka perlu menambahkan campuran limbah organik sebagai tambahan nutrisi.Klaras dan limbah kapas memiliki potensi sebagai media campuran karena mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin untuk pertumbuhan jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan dan campuran media klaras dan limbah kapas terhadap produktivitas jamur merang (Volvariella volvacea). Jenis penelitian ini berupa eksperimen dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1 campuran media : C0 (Jerami 100%) , C1(Klaras 10% dan Jerami 90%), C2 (Limbah Kapas 10% danJerami 90%). Faktor 2 ketebalan media : K1 (25 cm), K2 (30 cm), K3 (35 cm). Parameter yang diukur adalah diameter tudung, panjang, jumlah tubuh buah, dan berat basah jamur merang . Data diuji dengan menggunakan analisis two way anova . Berdasarkan hasil analisis, adanya campuran media klaras dan limbah kapas pada media jerami dapat mempengaruhi jumlah tubuh buah jamur merang, tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berat basah, panjang dan diameter tubuh buah jamur. Selain itu interaksi antara ketebalan dan campuran media memberikan perbandingan yang nyata pada berat basah dan jumlah tubuh buah jamur merang. Sedangkan perlakuan terbaik berat basah jamur merang adalah perlakuan media jerami 100% dengan ketebalan media 35 cm (C0K3) 80 g. Perlakuan terbaik untuk jumlah tubuh buah jamur merang adalah media jerami 100% dengan ketebalan 35 cm (C0K3) 20 buah. Lalu untuk diameter tertinggi pada media klaras 10% dan jerami 90% dengan ketebalan 30 cm (C1K2) 4.95 cm danpanjang tubuh buat tertinggi terdapat pada media klaras 10% dan jerami 90% dengan ketebalan 25 cm (C1K1) 3.13 cm.</p>Anggie PuspitaningrumS Suparti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15262271Uji Total Asam dan Organoleptik Water Kefir Ekstrak Buah Apel Hijau (Pyrus malus L.) Dengan Variasi Lama Fermentasi dan Konsentrasi Kristal Alga
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1769
<p>Water kefir merupakan minuman hasil fermentasi buah dengan kultur kristal alga berasa asam, aroma seperti alkohol, serta mengandung probiotik yang bermanfaat terhadap pencernaan. Buah apel hijau mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, dan vitamin sebagai bahan dasar water kefir dan sumber nutrisi bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar total asam dan kualitas organoleptik water kefir ekstrak buah apel hijau dengan variasi lama fermentasi dan konsentrasi kristal alga. Metode yang digunakan penelitian ini eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas dua faktor. Faktor 1: lama fermentasi (14 jam dan 18 jam), sedangkan faktor 2 : konsentrasi kristal alga (3%, 5%, dan 7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar total asam tertinggi water kefir ekstrak buah apel hijau pada perlakuan F2K3 (lama fermentasi 18 jam dengan konsentrasi kristal alga 7%) sebesar 0.68% dan pH 4.1. Semakin lama waktu fermentasi dan semakin tinggikonsentrasi kristal alga, kadar total asam semakin meningkat dan pH semakin menurun. Kualitas organoleptik water kefir ekstrak buah apel hijau terbaik pada perlakuan F1K2 (lama fermentasi 14 jam dengan konsentrasi kristal alga 5%) yaitu warna kuning kecoklatan, aroma asam sangat kuat, rasa asam, dan disukai panelis. Kadar total asam dan kualitas organoleptik water kefir ekstrak buah apel hijau sesuai dengan SNI.</p>Titik SuryaniAulia Nurul Khasanah
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15272279Indentifikasi Dampak Industri Semen yang Merugikan Masyarakat
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1770
<p>Kegiatan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mencapai hidup sejahtera. Kegiatan dalam skala yang besar dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kegiatan industrialisasi dan pertambangan merupakan kegiatan yang nyata memiliki dampak terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut memiliki skala yang besar dan bahkan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, akibatnya adalah terjadinya kerusakan lingkungan. Penelitian ini memberikan gambaran dampak kegiatan industri semen terhadap lingkungan disekitarnya, melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan, bagaimana implementasinya, serta sikap dan perilaku masyarakat terhadap program dan lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif, dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan dan wawancara mendalam, serta identifikasi citra satelit. Lokasi adalah blok permukiman terdekat di sekitar industri semen Palimanan. Penelitian lapangan dilakukan bulan Februari – Juli tahun 2019 dan dilakukan update data di tahun 2021. Sampel adalah masyarakat yang bermukim di blok permukiman terdekat sekitar pabrik. Total sampel adalah 28 orang. Pemilihan sampel secara purposive. Analisis data menggunakan teknik content analysis. Kegiatan industri semen berdampak terhadap lingkungan yang menimbulkan hilangnya mata air, getaran, debu, kebisingan, asap, dan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi masyarakat sekitar. Dampak kesehatan berupa sesak nafas, batuk, gatal, iritasi, dan alergi. Perusahaan melakukan evaluasi langsung di lapangan, perbaikan kualitas program dan tim pelaksana, perlunya sosialisasi tentang dampak kegiatan pabrik terhadap lingkungan. Pemerintah daerah perlu memperhatikan dan melakukan pemantauan kondisi masyarakat di sekitar kawasan industri.</p>Sri SulasmiMubasysyr HasanbasriR Rustamaji
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15280289Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Vegetasi Riparian Bagian Hulu Sungai Welang - Jawa Timur
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1771
<p>Sungai Welang merupakan salah satu sungai di Provinsi Jawa Timur yang melalui 3 kabupaten atau kota yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan. Sungai Welang memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 511,60 dengan panjang sungai 40,09 yang bersumber didaerah hulu dan bermuara di Selat Madura atau Laut Jawa. Vegetasi riparian merupakan tumbuhan yang dijumpai tumbuh dan berada di tepian sungai serta berfungsi sebagai ekosistem peralihan antara habitat akuatik dan terestrial. Daerah Riparian bermanfaat untuk menjaga kualitas air sungai, keberadaan organisme yang hidup di sungai, serta menjadi habitat dari berbagai jenis fauna. Oleh karena itu ekosistem riparian tersebut sangat berpotensi dalam fitoremediasi lingkungan. Fitoremediasi adalah konsep teknologi alami yang memanfaatkan peran tumbuhan untuk menyelesaikan masalah lingkungan seperti pencemaran perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan yang berada di daerah riparian pada hulu Sungai Welang. Penelitian ini dilakukan selama awal tahun 2022 dengan melakukan inventarisasi pada 6 lokasi pengamatan yaitu di Desa Mbarek, Desa Sempol, Desa Wonorejo, Desa Semut, Sumber air Jempinang, dan Daerah TWA Baung (belakang Kebun Raya Purwodadi). Hasil yangdidapat kemudian dianalisis secara dekriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Jenis tumbuhan yang diperoleh pada daerah Sumber Jempinang ada 20 jenis dan pada 5 lokasi lainnya sebanyak 163 jenis. Sehingga total tercatat terdapat 171 jenis dari152 marga vegetasi riparian yang terdapat pada 6 lokasi pengamatan tersebut di sepanjang sungai Welang daerah hulu. Untuk lebih mengenal keanekaragaman vegetasi riparian yang ada disarankan dapat mengamati karakteristik jenis dan fenologinya di Kebun Raya Purwodadi.</p>Farhani Nurshafa RahmaniaRony Irawanto
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15290298Pemantauan Kualitas Air dan Keanekaragaman Jenis Vegetasi di Bagian Hulu Sungai Brantas - Jawa Timur
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1772
<p>Sungai Brantas merupakan salah satu sungai prioritas di Provinsi Jawa Timur yang melalui 11 Kabupaten/Kota diantaranya yaitu Malang, Batu, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya. Sungai Brantas memiliki panjang 320 Km yang bersumber di daerah hulu Sumber Brantas – Bumiaji, Batu dan bermuara di selat Madura/laut Jawa. Vegetasi yang dijumpai di tepian sungai berfungsi sebagai ekosistem peralihan antara akuatik dan terestrial. Fitoremediasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan di lingkungan dengan menggunakan tumbuhan. Dengan fitoremediasi diharapkan tanah, lumpur, sedimen dan air yang terkontaminasi dengan kontaminan organikmaupun anorganik dapat dibersihkan secara biologis oleh tumbuhan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air dan keanekaragaman tumbuhan yang berada di daerah hulu Sungai Brantas, tepatnya di Kecamatan Bumiaji, Batu, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan selama awal tahun 2022 dengan melakukan inventarisasi keberadaan tumbuhan serta pemantauan kualitas air pada 14 parameter yang meliputi lead (Pb), copper (Cu), iron (Fe), chromium (Cr), sulfite, klorin bebas (free chlorine), bromin (bromine), nitrat, nitrit, merkuri (Hg), fluoride, kesadahan air (hardness), pH, dan klorin total (total chlorine). Penelitian ini dilakukan pada tiga lokasi pengamatan yaitu lokasi pertama adalah anak sungai di belakang Makam Mbah Batu sebagai daerah hulu, lokasi kedua adalah anak sungai dan kanal air yang terdapat di Dusun Kajar, serta lokasi ketiga adalah sungai di bawah Jembatan Bumiaji dan air sumber di sampingJembatan Bumiaji sebagai area hilir. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini berupa jenis-jenis tumbuhan yang ada di lokasi pengamatan dan kualitas air sungai Brantas bagian hulu untuk masing-masing parameter yang kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel maupun gambar.</p>Nadila Wulan CahyaniRony Irawanto
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15299307Distribusi Spasial Kelimpahan Zooplankton Subclass Copepoda di Waduk Klego Boyolali Jawa Tengah
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1773
<p>Copepoda adalah organisme invertebra mikroskopis yang tersebar melimpah di ekosistem aquatik termasuk ke dalam kelompok crustacea yang berukuran mikroskopis berukuran 60 – 220 µm. ukuran ini sesuai dengan bukaan mulut larva ikan karena fungsi ekologis dari copepoda adalah makanan utama larva ikan. Habitat di dasar perairan berkisar pada kedalaman 7 – 9 m dari permukaan air. Copepoda termasuk organisme zooplankton, bergerak mengikuti arus air tidak tentu arah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kelimpahan copepoda dan hubungan kelimpahan terhadap kualitas perairan di perairan Waduk Klego Boyolali Jawa Tengah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah purpossive sampling, dengan penentuan titik stasiun sampling. Penentuan titik sampling di masing – masing stasiun berdasarkan aktivitas manusia yaitu Satasiun I di bagian tepi waduk dimana aktivitasnya dipengaruhi oleh para pemancing ikan dan udang, Stasiun 2 merupakan keramba ikan dan Stasiun 3 merupakan bagian tengah waduk merupakan spot menjaring ikan sehingga banyak terdapat Copepoda di wilayah tersebut. hasil pengamatan diketahui bahwa genus-genus Copepoda planktonik yang ditemui di perairan Waduk Klego Boyolali Jawa Tengah didapat 6 Genus 13 spesies Copepoda yaitu Calanus, Paracalanus, Euchaeta, Cyclops, Microsetella, , dan 2 larva yaitu Naupillus. Cyklops adalah Genus Copepoda yang paling sering ditemui di okasi penelitian. Indeks Keragaman Copepoda planktonik di perairan Waduk Klego Boyolali Jawa Tengah sebesar 255 adalah kategori sedang. Faktor abiotik lingkungan di lokasi penelitian suhu permukaan air adalah 29 oC, pH air 6, kelembaban udara permukaan air berkisar antara 60 – 65 %, kecepatan angin berkisar antara 7 – 12 km/jam. Kondisi lingkungan ini adalah kondisi normal untuk habitat Copepoda.</p>Ilham Bukhori RamadansyahEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15308316Karakteristik Morfologi Jamur Makroskopis pada Jalur Pendakian di Kawasan Hutan Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1774
<p>Jamur adalah salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak melakukan fotosintetik dan bersifat heterotrof. Habitat Jamur makroskopis umumnya menempel pada serasah di tempat yang lembab dan kurang cahaya matahari. Kawasan Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur merupakan hutan di Gunung Lawu yang memiliki keanekaragaman vegetasi yang tinggi khususnya pohon. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Karakteristik morfologi jamur makroskopis yang terdapat di jalur pendakian kawasan Hutan Cemoro Sewu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah (Survey Eksploratif), dengan penentuan titik menggunakan purposive sampling sehingga lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun. Stasiun 1 pada jalur pendakian dengan ketinggian 1.800 – 1.900 m dpl, Stasiun 2 pada jalur pendakian dengan ketinggian 1900-2000 m dpl, dan Stasiun 3 pada jalur pendakian dengan ketinggian lebih dari 2.100 m dpl. Jamur Basidiomycota ditemukan tersebar pada tiga stasiun ketinggian yang berbeda, yaitu pada Stasiun 1, Stasiun 2 dan Stasiun 3. Hasil penelitian mendapatkan 23 spesies jamur makroskopis yang terdiri 5 Ordo, 13 Familia dan 14 Genus. Didoninasi jenis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst. Dengan karakteristik morfologi jamur makroskopis meliputi perbedaan pada bentuk tudung, warna tudung, permukaan tudung, Perlekatan, serta habitatnya. Data faktor abiotik di dapatkan bahwa habitat yang ditumbuhi oleh jamur makroskopis ini adalh lingkungan dengan suhu sekitar 18 – 26,3 oC dan kelembaban berkisar 62 – 85%. Indeks Keanekaragaman jamur makroskopis di jalur pendakian di Hutan Cemoro Sewu adalah sedang.</p>Muhammad Fauzi NurromadhonEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15317323Karakteristik Habitat Larva Anopheles vagus pada Persawahan di Desa Rantau Nipis Kabupaten Oku Selatan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1775
<p>Anopheles vagus merupakan spesies yang masuk dalam daftar penting vektor malaria di Indonesia. Spesies ini telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria (Plasmodium falciparum) di Kokap Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Larva An. vagus dapat ditemukan baik di habitat alami maupun buatan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat larva An. vagus di persawahan terkait parameter lingkungan fisik dan biologinya. Larva An. vagus dapat ditemukan pada suhu air 23,8 – 33,9 ̊C dengan derajat keasaman (pH) 6-8,4. Predator yang ditemukan adalah Gerridae, larva capung, Gambusia affinis, Notonectidae dan Dytiscidae. Vegetasi air yang ditemukan antara lain padi, rumput liar, genjer, kangkung dan Myriophyllum aquaticum. Habitat sawah di Desa Rantau Nipis Kabupaten OKU Selatan mendukung perkembangan larva An. vagus. Keberadaan An. vagus pada lahan persawahan dapat menjadi potensi vektor malaria.</p>Nungki Hapsari SuryaningtyasMaya ArisantiY Yahya
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15324329Tanaman Sumber Pakan Serangga Penyerbuk di Pekarangan Rumah Warga Desa Dawuhan Kulon Kabupaten Banyumas
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1776
<p>Indetifikasi jenis tanaman sebagai sumber pakan serangga penyerbuk dilakukan dengan memeriksa dan mengamati ketersediaan nektar serta polen pada tanaman berbunga yang terdapat di pekarangan rumah warga Desa Dawuhan Kulon Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pekarangan warga Desa Dawuhan Kulon Kabupaten Banyumas, yang berada pada ketinggian >500 – 1000 dpl, terdapat 40 jenis tanaman berbunga, yang termasuk kedalam Famili Annonaceae, Hydrangeaceae, Turneraceae, Asteraceae, Malvaceae, Acanthaceae, Amaranthaceae, Lamiaceae, Euphorbiaceae, Portulacaceae, Apocynaceae, Linderniaceae, Orchidaceae, Rosaceae, Nyctaginaceae, Heliconiaceae, Cannaceae, Iridaceae, Rubiaceae, Gesneriaceae, Commelinaceae, Acanthaceae, Oxalidaceae, Campanulaceae, Fabaceae, Verbenaceae, dan Balsaminaceae. Jenis tanaman berbunga yang teridentifikasi sangat bervariasi, yang mengindikasikan bahwa wilayah tersebut berpotensi untuk dikembangkan peternakan lebah madu serta penangkaran kupu-kupu, sebagai pendukung terwujudnya desa eduwisata.</p>S SukarsaDian BhagawatiDiana Retna Utarini Suci RahayuZela Azizah
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15330339Kombinasi Fungi Mikoriza Arbuskula dengan Penambahan Larutan Nutrisi Air Cucian Beras pada Sistem Hidroponik
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1777
<p>Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) telah diketahui dapat meningkatkan penyerapan unsur hara tanaman melalui pembentukan zona perakaran. Pemberian tambahan soluble fertilizer mampu meningkatkan efektivitas FMA pada pertumbuhan tanaman. Percobaan pada rumah kaca dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA melalui sistem hidroponik (sistem wick) dan modifikasi penambahan soluble fertilizer berupa nutrisi dari air cucian beras (leri). Kacang hijau digunakan sebagai tanaman inang, ditanam selama seminggu pada media rockwool dengan penambahan inokulum FMA. Kombinasi dosis FMA yang berbeda (0 dan 3 g) dan penambahan larutan nutrisi (0 dan 5 ml) diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi aplikasi FMA dan penambahan air cucian beras dalam larutan nutrisi tambahan memberikan peningkatan pertumbuhan tanaman, pertambahan jumlah daun dan biomassa tanaman. Kombinasi terbaik adalah perlakuan 3 g FMA dan penambahan larutan nutrisi 5 ml dengan tinggi, jumlah daun dan biomassa berturut-turut sebesar 19,97 cm, 5 helai, 0,43 g. Temuan ini menunjukkan aplikasi FMA dengan penambahan larutan nutrisi air cucian beras dalam sistem hidroponik berpotensi untuk praktik di masa depan.</p>Ratna Stia DewiEndang Sri PurwatiNovita Hikmatul Guntari
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15340345Potensi Fitoremediasi Bambu Air (Equisetum hyemale L.) dalam Mereduksi Logam Berat Kromium Limbah Cair Kain Jumputan dengan Sistem Lahan Basah Buatan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1778
<p>Limbah cair industri kain jumputan mengandung berbagai logam berat yang berasal dari pewarna sintetik, salah satu logam berat yang tekandung adalah kromium. Upaya untuk mengatasi pencemaran akibat limbah cair kain jumputan salah satunya dengan fitoremediasi. Equisetum hyemale Lour. merupakan tumbuhan air yang dapat mengakumulasi logam berat, namun kemampuan adaptasi terhadap limbah cair kain jumputan menggunakan sistem lahan basah buatan belum diketahui. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui potensi, batas konsentrasi yang mampu diremediasi dan respons E.hyemale dalam fitoremediasi limbah cair kain jumputan dengan sistem lahan basah buatan (CWs). Potensi fitoremediasi E.hyemale menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pada konsentrasi limbah cair 0 % (kontrol), 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % dengan 4 kali pengulangan, sehingga didapatkan 20 unit percobaan. Pengamatan limbah cair terdiri dari variabel pH, BOD, TSS, dan kromium, sedangkan pengamatan E. hyemale berupa berat segar, laju pertumbuhan relative serta respons morfologi E .hyemale. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis varian, jika terdapat perbedaan nyata dilakukan uji lanjut perbandingan berganda Duncans pada 5 % dan data kualitatif berupa respons morfologi E. hyemale disajikan dalam bentuk gambar dan dideskripsikan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa E.hyemale memiliki potensi dalam meremediasi limbah cair kain jumputan dengan sistem lahan basah buatan aliran horizontal. Batas konsentrasi untuk fitoremediasi menggunakan E. hyemale terdapat pada 75% limbah cair dengan potensi remediasi logam berat kromium (Cr) sebesar 0,3333 mg/L per hari. Potensi E. hyemale untuk parameter air limbah pH, BOD, TSS, dan Cr pada konsentrasi 75 % limbah cair sebesar 0,0034 per hari, 0,0613 mg/L per hari, 0,0324 mg/L per hari, dan 0,3333 mg/L per hari. Lahan basah buatan horizontal menggunakan media pasir dan kerikil dengan lama waktu retensi 14 hari mempengaruhi potensi E. hyemale dalam penurunan kadar pH, BOD,TSS, dan Cr dengan potensi masing-masing pada konsentrasi 100 % limbah cair 7,3, 60,6 mg/L, 102,20 mg/L, 1,108 mg/L hingga memenuhi baku mutu untuk kadar BOD sebesar 42,5 mg/L, 77,5 mg/L, dan 0,01 mg/L.</p>Merry SitiaJ Juswardi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15346353Efektivitas Kombinasi Vegetasi Salvinia molesta Mitchell DAN Eichhornia crassipes (Mart.) Solms dalam Fitoremediasi Logam Berat PB Limbah Cair Kain Jumputan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1779
<p>Kain jumputan merupakan salah satu kerajinan khas Palembang dibuat dengan cara kombinasi beberapa teknik membatik,pada proses pewarnaan kain sering menggunakan zat warna sintetik. Penggunaan pewarna berlebihan dapat memicu masalah karena menghasilkan limbah cair hasil industri yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlabih dulu dikarenakan belum dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sehingga akan berpotensi menimbulkan limbah cair dengan kandungan logam berat seperti timbal (Pb) yang akan berbahaya bagi lingkungan, manusia dan biota perairan. Upaya mengolah limbah cair dengan menerapkan fitoremediasi menggunakan kiambang (Salvinia molesta Mitchell) dan eceng gondok(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms). S. molesta dan E. crassipes diketahui masing-masing memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat limbah cair. Sehingga kedua tumbuhan air tersebut dikombinasikan dengan tujuan memilikikeunggulan dalam fitoremediasi menurunkan kadar logam Pb dengan persentase yang lebih besar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan, yaitu P0 : tanpa tumbuhan air (kontrol) ; P1 : S. molesta 100 g; P2 : S. molesta 75 g dan E. crassipes 25 g; P3 : S. molesta 50 g dan E. crassipes 50 g; P4 : S. molesta 25 g dan E. crassipes 75 g; P5 : E. crassipes 100 g. Analisis data efektivitas remediasi logam Pb, dan laju pertumbuhan relatif menggunakan analisisvarian, jika signifikan dilanjutkan uji Duncans taraf α 0,05. Hasil penelitian didapat bahwa kombinasi vegetasi S. molesta dan E. crassipes lebih efektif dalam remediasi logam Pb limbah cair kain jumputan yaitu 85,12-85,82% dibandingkan vegetasitunggal S. molesta atau E. crassipes yaitu 81,71-82,10%. Efektivitas fitoremediasi yang lebih baik pada vegetasi kombinasiS. molesta dan E. crassipes juga diikuti oleh LPR yang lebih baik yaitu 0,0142-0,0175 g/hari dibandingkan vegetasi tunggal yaitu 0,0084-0,0125 g/hari. Efektivitas fitoremediasi vegetasi campuran S. molesta dan E. crassipes berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengolahan limbah cair kain jumputan.</p>Nur Suci RamadhaniJ Juswardi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15354361Keragaman Lichen pada Batang Palem Ekor Tupai (Wodyetia bifurcata L.) Berdasarkan Tingkat Kepadatan Lalu Lintas yang Berbeda
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1780
<p>Lichen merupakan simbiosis antara fungi dan alga yang membentuk individu yang unik sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan. Keragaman lichen yang tumbuh di pohon dipengaruhi oleh keadaan lingkungan misalnya tingkat pencemaran udara yang dihasilkan oleh gas buangan kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi jenisjenis lichen secara morfologi yang ditemukan di batang Wodyetia bifurcata serta mengetahui perbedaan jenis lichen yang ditemukan di masing-masing tingkat kepadatan lalu lintas dan jenis lichen yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran udara. Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2021- Februari 2022, Bertempat di Jl. Parameswara Palembang dan Kawasan Universitas Sriwijaya Indralaya. Identifikasi bertempat di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan Jurusan Biologi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode jelajah dan untuk hasil dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan 21 jenis lichen yang hidup di batang palem ekor tupai dan didapatkan 2 tipe talus yakni tipe talus crustose dan foliose dengan organ reproduksi seksual berupa apothecia, perithecia dan pycnidia, dan aseksual berupa soredia dan isidia. Kepadatan lalu lintas berpengaruh kepada warna dan keragaman lichen, semakin tinggi tingkat kepadatan lalu lintas maka warna lichen semakin pudar atau kusam. Pada kawasan kepadatan lalu lintas tinggi didapatkan 2 jenis lichen, kepadatan lalu lintas sedang didapatkan 16 jenis, dan kepadatan lalu lintas rendah didapatkan 18 jenis. Dari hasil didapatkan ada 5 jenis lichen yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran udara antara lain Buellia stellulata, Glyphis cicatricosa, Glyphis scyphulifera, Pyrenula platysoma, Sarcographa tricosa.</p>Mitra TurahmiH HarmidaNita Aminasih
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15362371Bentuk Kehidupan (Life-Form) Tumbuhan Penyusun Vegetasi di Desa Geyer, Grobogan, Jawa Tengah
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1781
<p>Desa Geyer terletak di Kecamatan Geyer, Grobogan, Jawa Tengah dengan ketinggian 100-500 mdpl. Desa Geyer memiliki kawasan hutan yang memiliki berbaga vegetasi dan dengan berbagai bentuk kehidupan (life-form). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai tipe bentuk kehidupan (life-form) penyusun vegetasi di Desa Geyer, Grobogan, Jawa Tengah. Sampling dilakukan pada 1% luas kawasan hutan yang ada di desa Geyer Grobogan, Jawa Tengah. Ukuran plot yang digunakan adalah 10 x 10 m2 kemudian dilakukan pengamatan pada tumbuhan untuk menentukan bentuk kehidupan (life-form) dari setiap spesies yang ditemukan. Besaran penutupan yang telah diketahui diukur dengan skala Braun-Blaquet yang kemudian dibandingkan dengan bentuk kehidupan (life-form) standar Raunkier. Berdasarkan penelitian ini diketahui adanya dominasi dari jenis bentuk kehidupan (life-form) Phanerophyte (218,75%) kemudian disusul oleh Criptophyte (16,86%) dan Hemicryptophyte (7,31%), selajutnya terdapat Therophyte (1,95%) kemudian diurutan terakhir terdapat Chamaeophyte (0,11%). Presentase Phanerophyte memiliki presentase lebih besar dari presentase standar Raunkier. Sedangkan untk bentuk kehidupan (life-form) lainnya memiliki presentase lebih rendah dibanding dengan presentase standar Raunkier.</p>Rina Widhia Metha PutriS Santhyami
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15372380Distribusi Lichen Genus Lobaria di Jalur Pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1782
<p>Lichen adalah organisme simbiotik antara fungi dan alga. Ada tiga tipe umum life form lichen yaitu crustose, foliose dan fruticose. Crustose adalah lichen yang sangat menempel pada substrat, lichen foliose memiliki bentuk seperti helai daun dan fruticose adalah lichen dengan thalus menyerupai semak (serabut). Lichen foliose umum ditemukan di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu salah satunya lichen Lobaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi Lichen Genus Lobaria yang berada di jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2022 menggunakan metode purposive sampling melalui eksplorasi dengan menelusuri lokasi. Ditemukan sebanyak 4 spesies Lobaria di 8 titik yaitu Lobaria pulmonaria (L) Hoffm., Lobaria scrobiculata (Scop.) P. Gaertn, Lobaria virens (With.) Laundon, dan Lobaria amplissima (Scop) Forss dari Famili Lobariaceae. Spesies yang paling banyak ditemui adalah spesies Lobaria virens (With.) Laundon. Faktor abiotik yang di catat adalah suhu, kelembaban, ketinggian dari permukaan laut. Suhu berkisar antara 15,2 – 21,6 °C, kelembaban 76 – 99 % dan ketinggiannya 1.945 - 2.822 m dpl.</p>Defi Maretiani PuspitasariEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15381387Pengaruh Klon Jati (Tectona grandis L.f) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tunas setelah Pangkas Kedua di Kebun Pangkas
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1783
<p>Salah satu cara mendapatkan bibit unggul Jati (Tectona grandis L.f) yaitu pembiakan vegetatif stek pucuk yang berasal dari kebun pangkas. Kebun pangkas merupakan sumber bibit yang menghasilkan materi genetik tunas pucuk untuk bahan stek yang mempunyai kualitas terbaik. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh klon terhadap tinggi tunas, diameter tunas, jumlah node dan jumlah tunas. setelah pangkas kedua di kebun pangkas Jati. Kebun Pangkas ditanam di Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta, dengan 10 klon yang terdiri masing-masing 100 ramet tanaman, jarak tanam 1m x 1m. dalam bentuk larikan 4 x 25 tanaman. Sepuluh klon tersebut adalah klon dari hasil uji klon di Watusipat Gunung Kidul Yogyakarta dan Wonogiri Jawa Tengah. Setelah umur tanam kebun pangkas jati 4 bulan dilakukan pangkas pertama setinggi 50cm diatas permukaan tanah. Kemudian satu bulan setelah pangkas pertama dilakukan pangkas kedua dan diamati. Metoda pengamatan dari 10 klon diamati masing masing klon 3 ulangan, masing masing ulangan 10 unit tanaman. Pengukuran variabel tanaman dilakukan pada umur 4 minggu setelah pemangkasan kedua yaitu tinggi tunas, diameter tunas, jumlah node dan jumlah tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tunas, diameter tunas, jumlah node dan jumlah tunas. Rerata tinggi tunas 17,04±8,23cm. Klon 9 mempunyai tinggi tunas terbaik yaitu 23,12cm. Rerata diameter tunas 7,46±2,10 mm. Klon 5 mempunyai diemeter tunas terbaik yaitu 9,02mm. Rerata jumlah node 2,74±0,48. Klon 8 mempunyai jumlah node terbanyak yaitu 3,06. Rerata jumlah tunas 10,68±5,80. Klon 2 mempunyai jumlah tunas terbanyak yaitu 14,73.</p>Sugeng Pudjiono
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15388393Hopea bancana (Boert.) Slooten sebagai Tumbuhan Penghasil Kayu: Tahap Perkecambahan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1784
<p>Hopea bancana (Boert.) Slooten merupakan salah satu jenis penghasil kayu dari kelompok meranti (suku Dipterocarpaceae), jenis ini merupakan endemik Indonesia dan status konservasinya saat ini adalah terancam kritis (CR). Penelitian dan pengembangan pada aspek perbanyakannya dilakukan sebagi upaya untuk pemulihan jenis dan pengayaan populasinya di alam. Penelitian ini merupakan penelitian awal yaitu tahap perkecambahan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh faktor media sekam dan kompos terhadap kapasitas kecambah dan faktor eksternal perkecambahan. Kapasitas perkecambahan dianalisis secara statistik deskriptif dan dilakukan uji T untuk membandingkan dua perlakuan media dan untuk faktor eksternal perkecambahan dilakukan pengamatan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media berpengaruh nyata pada kapasitas perkecambahan dengan media sekam merupakan perlakuan terbaik. Kapasitas perkecambahan dipengaruhi faktor internal yaitu kondisi benih itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan yang mendukung. Benih Hopea bancana termasuk tipe biji rekalsitran.</p>S Sahromi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15394398Eksplorasi Flora di Taman Eden 100 dan Sekitarnya untuk Pengkayaan Koleksi Kebun Raya Samosir Sumatera Utara
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1785
<p>Kegiatan ekplorasi dilaksanakan selama 20 hari, mulai 3-22 April 2018 di Taman Eden 100 Desa Lumban Rang Sionggang Utara, Kecamatan Lumbar Julu, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara dan sekitarnya. Tujuan eksplorasi adalah untuk mendapatkan tumbuhan-tumbuhan asli Sumatera Utara guna pengkayaan koleksi Kebun Raya Samosir. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif untuk mendapatkan jenis-jenis tumbuhan dari habitat aslinya dengan prioritas endemik, unik, terancam punah dan berpotensi. Koleksi hidup dapat dalam bentuk biji, stek, anakan maupun tumbuhan.Selama eksplorasi diperoleh 92 nomor koleksi, yang terdiri 60 nomor koleksi berupa seedling,15 nomor koleksi bij/buah,10 umbi/rimpang dan 5 nomor koleksi stek tumbuhan.</p>S Sumanto
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15399405Interaksi Antara Tanaman dengan Semut: Studi Kasus pada Nepenthes mirabilis Druce di Kebun Raya Bogor
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1786
<p>Banyak tanaman secara tidak langsung menarik predator untuk memerangi hama dan patogen penganggu tanaman. Selain untuk perlindungan diri, tanaman menarik serangga untuk membantu penyerbukan . Salah satu jenis tanaman yang melakukan interaksi dengan semut adalah Nepenthes mirabilis Druce (kantong semar). Interaksi antara N. mirabilis dengan semut telah diamati di Kebun Raya Bogor. Tujuannya untuk mengetahui jenis-jenis semut, tipe interaksi serta manfaat dari interaksi tersebut untuk kedua belah pihak. Duapuluh tanaman dan duabelas perbungaan N. mirabilis digunakan sebagai sampel pengamatan. Empat jenis semut ditemukan terlibat dalam interaksi ini, yaitu: semut Camponotus sp, Dolichoderus thoracicus,Crematogaster difformis. dan Oecophylla smaragdina. Mereka menunjukkan interaksi mutualis non spesifik. Tanaman akan mendapatkan perlindungan dari serangan fitofag serta sumber nutrisi dari semut. Sedangkan semut mendapatkan sumber makanan berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral yang dihasilkan oleh N. mirabilis. Selain itu, semut mendapatkan tempat tinggal dan perlindungan dari tanaman.N. mirabilis.</p>Tri Handayani
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15406412Keragaman Tanaman Perdu yang Tumbuh di Sepanjang Jalur Pendakian Cemoro Sewu, Magetan
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1787
<p>Cemoro Sewu adalah salah satu jalur pendakian Gunung Lawu dengan ketinggian 2.212 m dpl yang terletak di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur yang memiliki tingkat keanekaraman hayati cukup tinggi. Jalur pendakian Cemoro Sewu memiliki berbagai macam jenis vegetasi, salah satunya yaitu tumbuhan perdu. Tumbuhan perdu merupakan tumbuhan berkayu yang memiliki beberapa batang yang bercabang dari dekat akarnya dan tingginya dapat mencapai 6 m, serta memiliki diameter batang kurang dari 10 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis tanaman perdu yang tumbuh di sepanjang jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan. Jenis penelitian ini yaitu eksplorasi dengan metode penjelajahan dan teknik pengambilan data yang digunakan yaitu purpossive sampling menggunakan petak kuadrat. Petak kuadrat yang digunakan berukuran 10 x 10 m. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 18 spesies tanaman perdu. Tanaman perdu yang mendominasi di jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan adalah spesies Chromolaena odorata sebanyak 62 individu, Debresia longifoliaW. sebanyak 48 individu, Rubus fraxinifolius P. sebanyak 38 individu, Rubus molucanus S sebanyak 25 individu dan Miconia laevigata L sebanyak 18 individu. Indeks Keragaman tanaman perdu di jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan adalah 2,2yang terkategori sedang.</p>Awalia Ristyani HidayahEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15413419Kandungan Klorofil Thalus Lumut Kerak di Jalan Protokol Kecamatan Tawangmangu
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1788
<p>Lumut kerak adalah organisme tingkat rendah simbiosis antara fungi dan alga. Lumut kerak membentuk struktur thalus yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bagian fungi dinamakan mycobiont dan bagian alga dinamakan phobiont. Photobiont ini mengandung klorofil sehingga lumut kerak termasuk organisme autotrof yang mampu berfotosintesis. Eksistensi klorofil dipengaruhi oleh lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorofil pada thalus lumut kerak di jalan protokol Kecamatan Tawang Mangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Metode yang digunakan yaitu Purpossive sampling, dengan menentukan kriteria tertentu untuk menghasilkan sampel secara logis sehingga dapat mewakili populasi. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 Stasiun Utama dimana di masing – masing Stasiun dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil a tertinggi adalah 4.30 yaitu lumut kerak dari spesies Peltigra cania. Klorofil b yang tertinggi adalah 1.72 yaitu Phlyctis agelaea. Klorofil a + b yang tertinggi adalah 6.08 pada spesies Peltigra cania. Suhu lingkungan di lokasi penelitian berkisar antara 27,3 – 33.2 ℃ . Kelembaban berkisar pada 53 – 68 %. Ketinggian lahan di lokasi penelitian berkisar pada 352 – 976 mdpl. Tingkat pencemaran teetinggi pada stasiun 3, titik 3, ulangan 3 yang ditunjukkan dengan nillai jumlah kendaraan yang lewat yaitu sebanyak 1992 /jam. Sehingga disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah kendaraan yg melewati lokasi penelitian maka semakin rendah kandungan klorofil pada lumut kerak yang hidup pada habitat tersebut.</p>Fuad Hasan AlyEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15420428Keanekaragaman Fitoplankton di Waduk Klego Desa Bade Kabubaten Boyolali Jawa Tengah
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1789
<p>Fitoplankton adalah mikroorganisme tumbuhan yang mampu melakukan fotosintesis dan berperan sebagi dasar dari rantai makanan atau produsen dilingkungan perairan. Fitoplankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas air. Fitoplankton umumnya berukuran mikroskopis antara 2 – 50 µm, sehingga fitoplankton hidup melayang diperairan dan bergerak mengikuti arus air tidak tentu arah. Habitat fitoplankton yaitu pada daerah-daerah perairan pada permukaan air dan juga kedalaman air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis fitoplankton yang terdapat di perairan waduk Klego Desa Bade, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah purpossive sampling, dengan penentuan titik stasiun sampling. Penentuan titik sampling di masing – masing stasiun berdasarkan pada kondisi lingkungan waduk dan aktivitas manusia. Yaitu Sasiun A di bagian tepi waduk dimana aktivitasnya dipengaruhi oleh pepohonan dan wisatawan, Stasiun B merupakan bagian tengah waduk yang dalam dan Stasiun C merupakan spot memancing ikan dan menjaring ikan. Sampel Fitoplankton yang diambil dari Waduk Klego Boyolali dan dilakukan pengamatan sampel menggunakan mikroskop. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 4 kelas, 11 famili, 12 genus. Bahwa genus-genus yang ditemukan seperti Oscillatoria, Pediastrum, Trachelomonas, Dictyosphaerium, Anabaena, Synedra, Chlorella, Microcystis, Spirogyra, Pandorina, Gonium, Phacus. Dengan faktor abiotik di lingkungan Waduk Klego Boyolali dengan suhu permukaan air adalah (27-33 °C), pH air 6, kelembaban udara permukaan air berkisar antara 30–60 %, kecepatan angin berkisar antara (5–15 km/j). Kondisi lingkungan ini adalah kategori kondisi normal untuk habitat Fitoplankton. Niai indeks keanekaragaman rata-rata pada Waduk Klego Boyolali sekitar (2,27) termasuk keanekaragaman kategori sedang.</p>Wachid Bayu Saputro AjiEfri Roziaty
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15429433Inovasi Pembelajaran sebagai Strategi Peningkatan Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Project Based Learning di Era Pandemi
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1791
<p>Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pendekatan project based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa pada matapelajaran matematika. 2) mendeskripsikan project based learning dapat menjadi inovasi dalam pembelaran di era pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penelitian lapangan yang menggunakan metode wawancara dan observasi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 101999 Silinda di semester genap 2021/2022. Model PTK yang digunakan yaitu model spiral dari Kemmis dan MC Taggart, dengan prosedur penelitian yang terdiri dari 2 siklus dengan 3 tahapan yaituu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Hasil penelitian untuk menunjukkan bahwa adanya inovasi pembelajaran guna melihat peningkatan krativitas siswa dengan menggunakan pendekatan project based learning ditunjukkan pada tahap prasiklus terdapat 6 siswa yang memiliki kreativitas tinggi dengan persentase sebesar 24% dari 25 siswa, pada siklus I terdapat 10 siswa memiliki kriteria kreativitas tinggi dengan persentase 40% dari 25 siswa, dan pada siklus II terdapat 18 siswa memiliki kreativitas tinggi dengan persentase 72% dari 25 siswa. Peningkatan kreativitas belajar siswa disebabkan karena pemberian tindakan berupa pembelajaran yang didesain dengan menggunakan pendekatan project based learning.</p>Ella Laras Santi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15446452Dinamika Tantangan dalam Implementasi Sistem Manajemen Terintegrasi Berbasis Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Keamanan Informasi
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1792
<p>Dinamika perubahan yang terjadi dalam birokrasi pemerintah daerah tidak pernah terlepas dari regulasi oleh Pemerintah Pusat. Sentralisasi pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) ke Pemerintah Pusat sangat banyak memberikan tantangan baru dalam operasional organisasi termasuk pengaturan ulang sistem manajemen yang diterapkan. Proses implementasi Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT) berbasis Sistem Manajemen Mutu atau SMM (ISO 9001:2015) dan Sistem Manajemen Keamanan informasi atau SMKI (ISO 27001:2013) tentunya harus menyesuaikan regulasi tersebut dalam operasionalnya. Keberadaan klausul 6.3 Sistem Manajemen Mutu (SMKI) yang menyebutkan bahwa perubahan itu harus direncanakan dan persyaratan klausul 10.3 tentang perbaikan berkelanjutan perlu kaji ulang untuk mengantisipasi dinamika perubahan yang terjadi. Klausul tentang perbaikan berkelanjutan sebagaimana konsep PDCA (plan, Do, Check, Action) yang senantiasa bergulir menuju tahap peningkatan terus menerus. Peta kesesuaian klausul dan sub klausul dari kedua sistem yang diintegrasikan dapat difokuskan pada klausul 6 (perencanaan) dan klausul 8 (operasional). Sub klausul 6.3 dipersyaratkan pada SMM tetapi SMKI tidak mensyaratkan. Selain itu pada SMM mensyaratkan sub klausul dari 8.1 – 8.7 sedangkan SMKI hanya mensyaratkan sub klausul 8.1, 8.2 dan 8.3. Hasil pemetaan persyaratan standard telah dituangkan dalam matriks kesesuaian, diikuti penyusunan struktur Informasi terdokumentasi SMT, penetapan struktur pengelola SMT, identifikasi hambatan penerapan SMT dan harmonisasi operasional SMT. Pembuatan matrik integrasi kegiatan dalam SMT harus disepakati oleh seluruh pengelola SMT dan dievaluasi secara periodik untuk memastikan seluruh target yang ditetapkan terpenuhi.</p>J Jayusman
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15453462Diklat Online Guru IPA SMP untuk Mengimplementasikan Pembelajaran Inkuiri di Masa Pandemik Covid-19
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1795
<p>Tantangan guru IPA di masa Pandemik Covid-19 adalah melaksanakan pembelajaran secara melalui investigasi ilmiah secara online/jarak jauh melalui investigasi ilmiah. Saat ini telah dikembangkan diklat online yang melatihkan kemampuan guru IPA dalam mengembangkan pembelajaran berbasis inkuiri secara online. Tujuan kajian ini adalah mengidentifikasi pengusasaan konsep guru peserta diklat, kemampuan menyusun pembelajaran oline berbasis inkuiri serta penilaiannya, serta respons guru terhadap pelaksanaan diklat. Instrumen yang digunakan dalam kajian ini adalah pretest, postes, penilaian perangkat pembelajaran, penilaian perangkat penilaian, dan kuesioner pelaksanaan program. Data penguasaan konsep dirperoleh berdasarkan hasil pretes dan postes diuji t dengan taraf signifikasi α=5%. Adapun data kemampuan guru menyusun pembelajaran oline berbasis inkuiri serta penilaiannya, serta respons guru dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian meunjukkan terdapat peningkatan penguasaan pengetahuan guru IPA dengan rata-rata nilai postes 81. Kemampuan guru dalam mengembangkan perencanakan pembelajaran inkuiri pada katagori baik beserta penilaiannya pada katagori baik. Guru memberikan respons sangat baik terhadap pelaksanaan program diklat. Dalam rangka mengoptimalkan kemampuan guru menyusun pembelajaran online berbasis inkuiri dan penilaiannya diperlukan durasi pembimbingan lebih panjang dan intensif oleh fasilitator diklat pada saat guru melakukan simulasi pembelajaran inkuiri dan pengembangan perangkat pembelajan.</p>Asep Agus Sulaeman
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15471481Pembelajaran Biologi SMA di Surakarta Berbasis LMS (Learning Management System) di Masa Pandemi Covid-19
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1796
<p>Pembelajaran daring menggunakan media Learning Management System (LMS) pada masa pandemi Covid-19, memberikan dampak pada bidang pendidikan yang mengharuskan pelaksanaan pembelajaran secara daring termasuk mata pelajaran Biologi. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pembelajaran Biologi berbasis LMS di Surakarta di masa pandemi Covid -19. Jenis penelitian termasuk deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah guru Biologi dan siswa SMA di Surakarta. Sampel penelitian ini (tiga sekolah) meliputi satu guru Biologi MIPA kelas XI dan semua siswa kelas XI yang diajar oleh guru tersebut, yaitu SMA Muhammadiyah I Surakarta, MAN I Surakarta dan SMAN 7 Surakarta dan masing-masing terdiri dari 3 rombongan belajar, sehingga samplingnya adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi SMA menggunakan GC dan Elearning Madrasah, menggunakan RPPJJ 1 lembar per pertemuan, pendahuluan memiliki komponen lengkap, kegiatan inti sesuai dengan RPP, pendekatan saintifik model Discovery Learning, metode pembelajaran observasi, diskusi dan ceramah, serta tugas. Bagian penutup meliputi kesimpulan dan rencana tindak lanjut. Penilaian berupa post test, penilaian diskusi kelas dan unggah tugas, dan penilaian psikomotor. Media pembelajaran menggunakan PPT dan Video. Maka kesimpulan yang dapat diajukan adalah Pembelajaran Biologi SMA di Surakarta berbasis LMS di masa pandemi Covid 19 dilaksanakan secara daring menggunakan menggunakan GC dan E-learning Madrasah, RPP yang digunakan RPPJJ satu lembar. Pendekatan yang digunakan Saintif model Discovery learning, rata-rata keaktifan peserta didik termasuk sangat rendah (dibawah 24.99%). Penilaian Cognitif dan afektif dilakukan namun penilaian Psikomotor hanya dilakukan oleh MAN I Surakarta.</p>H HariyatmiVitri PramudiyantiNeti Selvia PratiwiMuhammad Yudi Susanto
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15482499Profil Laboratorium Sebagai Penunjang Praktikum IPA di SMP Negeri 1 Mojolaban Ditinjau dari Kualitas dan Teknis Pengelolaan Laboratorium
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1797
<p>IPA merupakan bidang ilmu yang menghubungkan proses mencari tahu mengenai pengetahuan alam dengan sistematis. Dalam pembelajaran IPA perlu adanya penekanan pengalaman langsung kepada peserta didik, sehingga tidak terbatas padapengetahuan mengenai teori, konsep atau prinsip. Kegiatan pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat berjalan secara efektif apabila dilaksanakan di ruang laboratorium dengan kualitas yang memadai dan dikelola dengan tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil laboratorium sebagai penunjang kegiatan praktikum IPA di SMP Negeri 1 Mojolaban ditinjau dari kualitas dan teknis pengelolaan laboratorium. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif, yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil pada penelitian ini menggambarkan kualitas laboratorium IPA di SMP N 1 Mojolaban berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 memperoleh persentase pada masing-masing aspek: 1). Ruang laboratorium 100% (sangat baik), 2). Perabot 86% (sangat baik), 3). Peralatan pendidikan 60% (cukup baik), 4). Media pendidikan 100% (sangat baik), 5). Perlengkapan lain 80% (baik). Sedangkan teknis pengelolaan laboratorium IPA di SMP N 1 Mojolaban berdasarkan panduan pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium IPA Kemendikbud 2017 memperoleh persentase pada masing-masing aspek: 1). Kelompok pengelola 60% (cukup baik), 2). Kelompok yang dikelola 85% (sangat baik), 3). Administrasi laboratorium 14% (sangat kurang), 4). Inventarisasi laboratorium 58% (cukup baik). Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa profil laboratorium sebagai penunjang praktikum IPA di SMPN 1 Mojolaban ditinjau dari kualitas laboratorium berkategori sangat baik dengan perolehan persentase rata-rata 85%, namun ditinjau dari teknis pengelolaan laboratorium masih kurang maksimal karena hanya memperoleh persentase rata-rata 54% dan termasuk kategori cukup baik.</p>Rahmawati Eka DewiRina Astuti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15500506Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Pemanasan Global Menggunakan Model Blended Learning di SMP Negeri 3 Sawit TA 2021/2022
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1798
<p>Adanya pandemi Covid-19 telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan sekolah. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 3 Tahun 2022 tentang pertemuan tatap muka terbatas, kegiatan PTM (pertemuan tatap muka) terbatas pada satuan pendidikan dapat dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII pada materi pemanasan global menggunakan model blended learning di SMP Negeri 3 Sawit TA 2021/2022. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB dan VIIC SMP Negeri 3 Sawit tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan uji N-Gain skor dan statistik deskriptif. Hasil penelitian yang didapatkan motivasi belajar siswa ratarata masuk kategori sedang dan hasil belajar siswa menggunakan model blended learning masuk kategori efektivitas sedang dengan tafsiran nilai N-Gain sebesar 0,58.</p>Fariska Anjar AriastutiLina Agustina
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15507511Perkembangan Tren Penelitian Komitmen Afektif Pada Guru: Sebuah Analisis Bibliometri
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1800
<p>Komitmen afektif pada guru merupakan aspek penting dalam menentukan keberhasilan reformasi pendidikan dan efektivitas sekolah karena guru yang memiliki komitmen afektif yang tinggi akan bersedia memberikan usaha yang maksimal dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai visi dan tujuan sekolah. Penelitian komitmen afektif telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa penelitian dengan berbagai latar belakang permasalahan terkait kompleksitas dan dinamika dalam komitmen afektif telah diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi literatur terkait komitmen afektif dan untuk mengetahui perkembangan tren penelitian terkait komitmen afektif khususnya dalam bidang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai pedoman peluang penelitian di masa depan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis bibliometrik berbasis database scopus. Berbagai metode telah digunakan, seperti analisis frekuensi, VOSviewer untuk visualisasi data, kutipan dan analisis metrik. Berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci, penelitian ini berhasil memperoleh 4.266 artikel terkait komitmen afektif. Berdasarkan hasil pemetaan diperoleh 297 artikel komitmen afektif dalam pendidikan dan 83 artikel komitmen afektif guru. Berdasarkan salah satu temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen afektif di kalangan guru masih belum banyak diteliti oleh para peneliti lainnya. Dengan demikian, penelitian terkait komitmen afektif khususnya pada guru dapat menjadi peluang bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait perkembangan tren tersebut.</p>Firda NurfaidaNeti Karnati
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15523533Pembelajaran IPA Kelas VII di MTs Boyolali menggunakan Blended Learning
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1801
<p>Pembelajaran jarak jauh mengharuskan siswa untuk belajar secara online dan mengurangi interaksi secara langsung antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran ini siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran IPA dan kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru terutama saat melakukaan pengamatan. Berdasarkan hal tersebut upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada pembelajaan IPA di kelas VII yaitu dengan menerapkan model pembelajaran blended learning. Model pembelajaran ini mengombinasikan pembelajaran online dan luring serta dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menyampaikan materi terutama pada materi yang membutuhkan pendampingan lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu aspek kognitif. Dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desai Nonequivalent Control Group Design yaitu menggunakan pretest dan posttest. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata penilaian kognitif yaitu 78,80 dan rata-rata NGain yaitu 48,07. Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata penilaian kognitif yaitu 68,20 dan NGain diperoleh 9,46. Model pembelajaran blended learning mampu diterapkan saat pembelajaran IPA.</p>Merlanita Firsty MariadiniH Hariyatmi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15534540Deskripsi Nilai Karakter Siswa Kelas VIII SMPN 2 Jatiroto Wonogiri pada Pembelajaran IPA menggunakan Google Classroom selama Masa Pandemi Covid-19
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1802
<p>Salah satu kegiatan yang terdampak besar dari adanya Virus Corona adalah kegiatan pada bidang pendidikan. E-learning menjadi solusi yang tepat pada proses pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran, pendidik diharapkan untuk tidak melupakan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. Melalui aplikasi Google Classroom, guru tetap dapat memantau karakter siswa yang terbentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai karakter siswa kelas VIII SMPN 2 Jatiroto Wonogiri pada pembelajaran IPA menggunakan aplikasi Google Classroom di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif. Metode dalam penelitian ini berupa angket yang bersifat tertutup dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter siswa kelas VIII SMPN 2 Jatiroto Wonogiri pada pembelajaran IPA menggunakan aplikasi Google Classroom di masa pandemi COVID-19 termasuk dalam kategori tinggi, pada aspek karakter kedisiplinan berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 82,14%, aspek karakter kemandirian berada pada kategori tinggi dengan persentase 75%, aspek karakter tanggung jawab berada pada kategori tinggi dengan persentase 74,12% dan aspek kejujuran pada kategori tinggi dengan persentase 73,70%.</p>Dwi Setyo AstutiAyu Aptifah
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15541547Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022 melalui Pembelajaran Interaktif Berbasis Quizizz
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1803
<p>Revolusi industri 4.0 menjadi sebuah fenomena yang dianggap memberikan dampak diberbagai lini, tak terkecuali pada pendidikan di Indonesia. Adanya fenomena tersebut memberi penekanan pada suatu proses pembelajaran untuk lebih kreatif dan inovatif agar terwujud tujuan pembelajaran dengan lebih maksimal. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran yang monoton dan tidak mendorong siswa untuk lebih aktif, sehingga siswa tidak terlibat seutuhnya dalam pembelajaran dan hasil belajar tidak terjadi peningkatan. Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang memberikan corak baru pada pelaksanaan pembelajaran yang harus di jalankan tanpa tatap muka secara langsung (daring) menjadikan perlunya media pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar sehingga tercipta hasil belajar yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022 melalui pembelajaran interaktif berbasis Quizizz. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental, dengan populasi siswa kelas X IPA MAN 1 Surakarta yang berjumlah 6 kelas, Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 4 dan X MIPA 5. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling (purposive sampling) dan teknik analisis data yang digunakan adalah uji N-Gain Score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Quizizz melalui pembelajaran interaktif efektif terhadap hasil belajar siswa dengan nilai N-Gain Score sebesar 0,624 yang dikategorikan menjadi efektivitas sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022 efektif melalui pembelajaran interaktif berbasis Quizizz.</p>Sinta NuriyahPutri AgustinaTeguh Handoko
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15548553Identifikasi Kualitas Technological Pedagogical Knowledge (TPK) pada RPP Guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Sawit Semester Genap Ta 2018/2019
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1804
<p>Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang memiliki peran penting dan berpengaruh dalam menentukan keberhasilan pembelajaran peserta didik. Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat menuntut guru tidak hanya menguasaimateri pembelajaran saja, namun guru juga harus dapat menguasai serta menerapkan teknologi dalam proses pembelajaran,sehingga dapat mempermudah penyampaian materi guru ke peserta didik. TPK (Technological Pedagogical Knowledge) merupakan pengetahuan tentang bagaimana mengintegrasikan penggunaan teknologi dan pedagogik dalam pengajaran dengancara yang berbeda sehingga memudahkan pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas TPK pada RPP guru IPA kelas VII SMP Negeri se- Kecamatan Sawit semester genap tahun ajaran 2018/2019. Jenis penelitian iniadalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh guruIPA kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Sawit. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan mengambil satu RPP dari masing-masing guru disetiap sekolah.Berdasarkan olah data yang sudah dilakukan, diperoleh hasil bahwa komponen TPK pada RPP guru IPA kelas VII di SMP Negeri se-Kecamatan Sawit termasuk dalam kategori TB (tidak baik) dengan persentase 19,44%. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa komponen TPK pada RPP gutu IPA kelas VII SMP se-kecamatan Sawit masih kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan solusi berupa kegiatan pelatihan atau workshop untuk mengenalkan penggunaan teknologi digital pada guruguru sekolah menengah agar dapat membantu meningkatkan kualitas RPP dan pembelajarannya.</p>Endang SetyaningsihNabila Wahyu PermatasariErfin Nofianti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15554557Pengaruh Pembelajaran Blended Learning pada Praktikum Ekologi Hewan terhadap Nilai Praktikum Mahasiswa
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1805
<p>Pembelajaran merupakan proses belajar dan mengajar. Pembelajaran dilakukan dua arah dari mahasiswa dan dosen. Selama pandemik covid pembelajaran berlaku sistem daring, kemudian seiring waktu pembelajaran dikembangkan dalam model blended leraning. Model pembelajaran Blended Learning merupakan model pembelajaran yang inovatif yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di masa pandemi. Model Blanded Learning juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Blanded Learning terhadap nilai praktikum mahasiswa pada praktikum ekologi hewan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan tes kemampuan praktikum, observasi keaktifan mahasiswa, dan wawancara. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data lembar observasi dan teknik analisis data tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Blended Learning berpengaruh terhadap hasil rata-rata nilai praktikum mahasiswa yaitu sebelumnya (pembelajaran daring) yaitu 82,25 dan sesudah dilakukannya pembelajaran dengan Blended Learning yaitu 88,74.</p>Ima AryaniShal Syabella
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15558563Pengembangan Modul Berbasis Pendidikan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1806
<p>Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah modul. Guru dapat mengembangkan modul berdasarkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pembelajaran matematika. Pendekatan tersebut harus dapat menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran dan melibatkan partisipasi aktif mereka. Selain itu, harus mampu mengoptimalkan suasana belajar untuk menciptakan kegiatan belajar yang bermakna bagi siswa. Salah satu pendekatan yang dapat memberikan makna dan terkait dengan realitas kehidupan siswa adalah Pendidikan Matematika Realistik. Pembelajaran matematika juga didukung oleh penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa, yaitu proses berpikir efektif untuk membantu siswa membuat sesuatu, mengevaluasi, dan menerapkan keputusannya sesuai dengan apa yang diyakini atau dilakukan. Penerapan modul berdasarkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik pada pembelajaran matematika dapat melatih keterampilan siswa dalam menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya untuk berpikir kritis dalam rangka mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dimana siswa melakukan aktivitas dan memperoleh pengalaman bukan menerima pengetahuan yang ditransfer dari guru. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode studi kepustakaan dengan teknik analisis isi dari artikel ilmiah dan referensi lain berupa media cetak dan elektronik yang relevan.Berdasarkan analisis terhadap beberapa artikel dan referensi ilmiah yang relevan, ditemukan bahwa penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik di SMA menghasilkan peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.</p>Annas Tasyah TajuddinImam SujadiIsnandar Slamet
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15564567Profil Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru IPA Se-Kecamatan Sragen pada Penyusunan RPP Semester Genap T.A 2019/2020
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1807
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru IPA se-kecamatan Sragen pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester genap T.A 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri se-kecamatan Sragen. Sampel penelitian ini adalah 5 orang guru IPA kelas VII, 5 orang guru IPA kelas VIII, dan 5 orang guru IPA kelas IX dengan masing-masing guru diambil 3 dokumen RPP. Aspek yang diteliti yaitu Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), dan Pedagogical Content Knowledge (PCK). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi dengan instrumen penelitian berupa lembar identifikasi CK, PK, dan PCK. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan teknik persentase. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) rata-rata CK masuk dalam kategori baik dengan rata-rata persentase 76,249; (2) rata-rata PK masuk dalam kategori cukup baik dengan rata-rata persentase 68,207; serta rata-rata PCK masuk dalam kategori sangat baik dengan rata-rata persentase 89,61.</p>Putri AgustinaAlanindra SaputraYanti SetyowatiAnnisa Cahyaning PamastiDeasy Farisa
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15568573Deskripsi Kualitas Laboratorium sebagai Penunjang Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati T.A 2021/2022
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1808
<p>Praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan dari pembelajaran Biologi. Pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan lancar apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Proses kegiatan praktikum atau pengamatan memiliki pengaruh nyata terhadap proses belajar mengajar mulai dari pemahaman hingga hasil belajar. Keberadaan laboratorium yang ada di sekolah memiliki peranan utama sebaagai sarana dalam penunjang kegiatan praktikum. Keberhasilan dalam kegiatan praktikum bergantung pada standart minimal operasional sarana dan prasarana yang telah telah tercantum di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Tujuan penelitian pada artikel ini adalah untuk mengetahui kualitas laboratorium sebagai penunjang pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati T.A 2021/2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan tehnik pengambilan data menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati T.A 2021/2022 menunjukkan kesesuaian berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, dimana masingmasing aspek memiliki perolehan presentase yang meliputi: 1) ruang laboratorium 100% (sangat baik), 2) perabot laboratorium 96,4% (sangat baik), 3) peralatan pendidikan yang terbagi menjadi 2 aspek alat peraga dan alat dan bahan percobaan yang memperoleh presentase 64% (Baik) serta 84% (Sangat Baik), 4) Media Pendidikan 100% (Sangat Baik), 5) Bahan Habis Pakai 84% (Sangat Baik) 6) Perlengkapan Lain 95% (Sangat Baik). Simpulan dari penelitian ini bahwa kualitas laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati T.A 2021/2022 sudah termasuk dalam kategori sangat baik dengan presentase rata-rata sebesar 89% dari 100% standar minimum yang telah tertuang di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007.</p>Nizar Nauli SinangklingPutri AgustinaAdam Satya Praba Nugroho
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15574583Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning Pada Mata Pelajaran IPA di MTs Boyolali Tahun Pelajaran 2021/2022
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1809
<p>Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh rendahnya kemampuan bernalar siswa, hal tersebut dikarenakan penerapan model pembelajaran yang kurang tepat serta aspek kognitif dan karakteristik siswa. Adanya teknologi dapat memudahkan siswa dan guru untuk mencari informasi saat proses pembelajaran. Pembelajaran IPA membutuhkan model yang tepat pada saat proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat diterapkan yaitu model pembelajaran blended learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hasil belajar IPA siswa kelas VIII menggunakan model pembelajaran blended learning di masa pandemic. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasy eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dengan menggunakan pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas blended learning rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada nilai pretest 80.89, nilai posttest 77.32, dan nilai NGain rata-rata 46.82. Pada kelas tanpa blended learning memiliki ratarata nilai pretest 52.67, nilai posttest 61.07 dan nilai NGain 16.30. Hasil uji hipotesis pada nilai posttest mendapatkan nilai signifikasi pada tabel sebesar 0.001 < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima bahwa hasil pada nilai post terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas dengan model pembelajaran blended learning dengan kelas tanpa blended learning pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia. Hasil uji NGain menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan blended learning memiliki peningkatan hasil belajar nilai pretest ke posttest yang lebih tinggi dibandingkan kelas tanpa model pembelajaran blended learning dengan pembelajaran online. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran blended learning lebih efektif diterapkan pada pembelajaran IPA kelas VIII dibandingkan pembelajaran online.</p>Yunita Dewi AnggrainiH Hariyatmi
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15584589Pengembangan Instrumen Asesmen Keterampilan Proses Sains Materi Sistem Ekskresi pada Pembelajaran Daring
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1810
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen keterampilan proses sains pada pembelajaran daring dan mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Research and development (R&D) dengan model pengembangan menurut Borg & Gall. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas VIII pada semester genap 2021/2022. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil validasi para ahli, sedangkan teknik kuantitatif digunakan dalam dengan teknik persentase dan analisis Rasch dengan bantuan software Ministep. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh produk hasil pengembangan berupa instrument asesmen KPS berbasis aplikasi pada materi sistem ekskresi. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa instrument termasuk dalam kategori sangat layak dengan perolehan nilai validasi ahli materi sebesar 94%, dan ahli pedagogi sebesar 89%. Sedangkan instrument termasuk dalam kategori layak menurut ahli praktisi dan siswa, dengan masing-masing nilai validasi sebesar 74% dan 72%. Berdasarkan hasil uji coba lapangan dan analisis Rasch, dapat diketahui bahwa instrument asesmen memiliki nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,85 yang termasuk dalam kategori baik. Sebaran tingkat kesulitan soal dan hasil pengerjaan menunjukkan bahwa soal telah sesuai dengan kemampuan siswa. Hasil analisis nilai MNSQ, ZSTD dan Pt. Measure corr diperoleh bahwa dari 35 soal yang diujicobakan, terdapat 33 soal valid dan telah diperbaiki serta dua soal yang tidak valid.</p>Dewi Rande UpaDesy Fajar PriyayiSusanti Pudji Astuti
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15590601Pemanfaatan Whatsapp sebagai Media Komunikasi dan Media Pembelajaran Daring Ditinjau dari Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Biologi
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1811
<p>Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai pernyebaran Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (KEMENDIKBUD) mengeluarkan kebijakan baru terkait proses belajar mengajar diseluruh jenjang pendidikan selama pandemi Covid-19. Kebijakan yang diterapkan tertuang dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang berisi tentang “Pembelajaran secara daring dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19”. Pada situasi sekarang ini, sekolah banyak memanfaatkan media pembelajaran berbasis aplikasi dalam menunjang pembelajaran daring dan menjalin komunikasi antara guru dan siswa seperti WhtasApp, Google Classrom, Zoom, Schoology, dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfatan WhatsApp sebagai media komunikasi dan pembelajaran daring di SMA MTA Surakarta. Subjek penelitian ini adalah guru biologi dan siswa kelas X MIPA SMA MTA Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapat adalah WhatsApp dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi penunjang pembelajaran daring, fitur yang digunakan adalah grup WhatsApp dan chat pribadi. WhatsApp juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, inti dan penutup sampai pada evaluasi siswa. Hasil belajar Aspek kognitif dan ketrampilan selama menggunakan media WhatsApp memiliki rata-rata baik dari Kelas X MIPA 1-4.</p>Lina AgustinaSuharyadi Wibowo
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15602607Deskripsi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Mata Pelajaran IPA Ditinjau dari Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwantoro Tahun Ajaran 2021/2022
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1812
<p>Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemic COVID-19 penyesuaian aturan pertemuan tatap muka terbatas dengan tetap mengedepankan protocol kesehatan serta keselamatan warga sekolah sebagai prioritas utama dilaksanakan pada satuan pendidikan yang berada pada PPKM level 1 atau 2. Kabupaten Wonogiri termasuk dalam wilayah PPKM level 2 dimana salah satu sekolah yang menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas adalah SMP Negeri 1 Purwantoro. Ditinjau dari nilai Ujian Nasional tahun 2019 pada mata pelajaran IPA rerata se-Kabupaten Wonogiri mencapai angka 57,32 dan SMP Negeri 1 Purwantoro mencapai angka 72,7 sehingga dapat dikatakan SMP Negeri 1 Purwantoro memiliki nilai yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Mata Pelajaran IPA Ditinjau Dari Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwantoro Tahun Ajaran 2021/2022. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan instrumen wawancara, test, observasi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 65 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwantoro. Hasil penelitian diperoleh siswa yang tuntas belajar sebesar 52,30 % termasuk kategori cukup sehingga secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi rendahnya ketuntasan belajar saat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) adalah terbatasnya jadwal pertemuan sehingga interaksi antara siswa dengan guru berkurang.</p>Anandira Rahmadatulloh AnwariAnnur Indra Kusumadani
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15608613Perbandingan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru Sains menggunakan Model Pembelajaran Socio-Scientific Problem Based Learning with Spiritual Value dengan Model Problem Based Learning
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1813
<p>Pembelajaran sains saat ini umumnya lebih terpusat pada dosen, dimana dosen menjadi sumber pengetahuan sehingga mahasiswa hanya mengandalkan informasi dari dosen dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada kemampuan berpikir tingkat tinggi lemah. Alternatif untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan model pembelajaran SocioScientific Problem based Learning with Spiritual Value dan Problem based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa calon guru sains menggunakan model SocioScientific Problem based Learning with Spiritual Value dan problem based learning. Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dengan model Socio-Scientific Problem based Learning with Spiritual Value dan model Problem Based Learning. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa calon guru sains FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta semester VI Tahun Akademik 2021-2022. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Two Independent Sample Test (Uji Mann Withney U). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa calon guru sains menggunakan model pembelajaran Socio-Scientific Problem based Learning with Spiritual Value dengan model pembelajaran Problem based Learning. Nilai rata-rata dari kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model SocioScientific Problem based Learning with Spiritual Value 66,20 dengan nilai terendah 56,35 dan nilai tertinggi 79,60. Sedangkan nilai rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi dari kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem based Learning sebesar 51,40 dengan nilai terendah 39,70 dan nilai tertinggi 69,10.</p>Annur Indra KusumadaniSentot Budi RahardjoSri YamtinahBaskoro Adi Prayitno
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15614618Front Matter
https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/view/1730
<p>Sains dan Lingkungan senantiasa mengalami perkembangan. Saat ini, dunia berada pada era pengetahuan yang ditandai dengan salah satunya kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang sangat pesat. Dunia disuguhkan pada berbagai inovasi dan kemajuan pada berbagai bidang seperti industri, informasi dan telekomunikasi, teknologi tinggi (high tech) bidang antariksa, teknologi robot, serta kemajuan bioteknologi dan biologi molekuler. Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang tersebut, menjadikan hampir setiap bangsa di dunia berpacu untuk mengembangkan setiap sendi kehidupannya pada dasar ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bungkus zaman yang disebut sebagai era globalisasi dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu indikator kemajuan bangsa dalam menghadapi persaingan global.</p>Yasir Sidiq
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-11-152022-11-15